• Satu •

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seattle, Washington DC.

02:30 am.

Mobil patroli milik kepolisian kota Seattle langsung meluncur ke terowongan Metro di Broad St, Seattle setelah petugas jaga malam menerima panggilan misterius dari pelapor anonim. Menurut informasi yang didapat oleh Noel dan Smith--dua detektif yang mendapat giliran jaga pada malam itu--bahwa sebuah kecelakaan baru saja terjadi dan korban mungkin membutuhkan bantuan secepatnya.

Di bawah pimpinan detektif Noel, ia mengarahkan Smith, rekannya, dan bantuan dua polisi lain dari divisi yang berbeda untuk segera datang memeriksa lokasi. Pada mulut terowongan Metro, para petugas akhirnya mendapati satu Toyota Camry putih dalam keadaan menabrak pembatas jalan di mulut terowongan tersebut.

"Kami akan memeriksa korbannya. Kalian pergilah memeriksa sekitar dan temukan seorang saksi untuk insiden ini!" Noel memberi instruksi cepat dan segera berlari menghampiri mobil korban dengan Smith mengekor di belakangnya, setelah dua petugas lainnya berkata 'siap, Detektif'.

"Pintunya macet!" kata Noel.

Smith pun berinisiatif menggantikan Noel untuk menarik pintunya. "Bisakah kau menarik pintunya?" tanya Noel pada Smith yang masih berusaha menarik paksa pintu mobil tersebut. "Coba sedikit lebih keras lagi, Smith."

Setelah beberapa kali mencoba, disertai Noel yang terus menyemangati. Smith pun akhirnya berhasil menarik paksa pintu hingga akhirnya mobil terbuka. "Berhasil!"

Detektif berusia 29 tahun itu kemudian mengambil alih dan mendapati korban berada di dalam mobil dengan kondisi wajah menghadap ke pintu, kepala bersandar pada permukaan setir sementara pelipis kirinya telah bersimbah darah. Noel lantas memasang sarung tangan lateks pada kedua tangannya dan secepat mungkin memeriksa nadi korban.

Ia meletakkan dua jarinya pada pergelangan tangan bagian dalam yang melewati pembuluh korban dan menekannya selama beberapa detik. "Denyut nadi tidak terdeteksi." Noel pun mendekatkan wajahnya pada hidung korban dan memastikan pergerakan napas korban dengan hati - hati.

Kemudian Smith yang sejak tadi berdiri di belakang Noel pun diterpa penasaran dan memilih bertanya, "Bagaimana, Detektif?"

"Dia sudah tidak bernapas, kita terlambat," tukas Noel seraya memundurkan tubuhnya dan keluar dari dalam mobil. "Dari suhu dan kekakuan tubuh pada bagian ekstremitas, sepertinya korban meninggal sekitar dua puluh menit yang lalu."

Smith mengangguk dan ikut memerhatikan tubuh korban di dalam mobil. "Lihatlah! Kedua kaki hingga perutnya terjepit di dalam sana." Smith bergidik ngeri. "Dia pasti sangat menderita pada detik terakhir kematiannya." Lalu ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan mulai memotret.

Noel merasa setuju dengan pemikiran rekannya, Smith. Ia lalu menambahkan, "Bagaimana saksi pergi begitu saja saat melihat kecelakaan alih-alih memberinya pertolongan darurat?" Ia mendecak kasar dan melipat kedua tangannya di dada. "Kita harus segera menemukan identitas pelapor dan menghubungi keluarga korban."

"Baik, Detektif," ujar Smith setuju. "Omong-omong kau tahu siapa dia, bukan?"

"Siapa memangnya?" tanyanya acuh.

"Astaga!" Smith menepuk dahinya pelan. "Aku lupa kau baru saja pindah ke Seattle akhir pekan kemarin. Pantas saja kau tidak langsung mengenali wajah korban."

Iris mata Noel yang cokelat kemudian berpendar ke sekeliling. Tampak mencari sesuatu. "Aku tidak peduli siapa dia sekarang, tapi bagaimana dengan ambulans dan tim forensik lapangan? Kau sudah menghubunginya, 'kan?"

Smith menggumam pendek dan ikut melihat ke sekeliling. Jalanan di sekitar terowongan cukup sepi. Bahkan sejak mereka tiba di sana, tidak ada satupun kendaraan yang melintas. "Jarak rumah sakit ke terowongan tidak terlalu jauh. Kurasa mereka akan segera datang." Pria dengan tinggi 176cm itu lalu berjalan mengelilingi mobil korban dan mulai memotret beberapa titik. "Omong-omong, korban adalah Louis Harrison. Salah satu orang paling berpengaruh di kota ini."

Alih-alih mendengarkan ocehan Smith dengan fokus, Noel justru memilih berjalan ke depan untuk memeriksa bagian mesin mobil. Dari celah-celah kap mobil yang sudah penyok, ia masih bisa menemukan sedikit sisa asap yang keluar dari bagian mesinnya. "Begitukah?"

"Ya...," Smith berjalan ke sisi samping mobil dan mengabadikan bagian tersebut dengan kameranya. "Sebagai seorang CEO dan pewaris utama New Diamond Group, dia sangat terkenal dengan citra baiknya di sini. Aku yakin berita kecelakaan ini pastilah akan menjadi trending nomor satu di situs pencarian internet."

Detektif dengan brewok tipis yang memenuhi seluruh dagunya itu pun membuka kap mobil dengan hati - hati. Ia masih bisa merasakan udara panas yang langsung mengalir ke permukaan tangan. "Kupikir aku akan menemukan sebuah mobil yang hancur dan hangus terbakar di sini," tukas Noel tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari mesin mobil. "Tapi nyatanya, mobil ini justru tampak seperti habis digilas segerombolan hewan besar."

Smith yang usianya hanya satu tahun di bawah Noel pun hanya bisa menggumam setuju dan menganggukkan kepala. Hal tersebut didasari oleh Smith yang juga tidak melihat adanya kerusakan parah di sisi lain mobil, seperti kendaraan lain yang mengalami kecelakaan seperti korban. "Apa yang sebenarnya terjadi dalam kecelakaan ini?"

"Kondisi rem putus. Lihat!"

Smith segera menghampiri Noel dan membuktikan perkataannya barusan adalah benar. Ia pun langsung mendesah kasar dan buru-buru memotret bagian penting tersebut. Smith jelas tidak ingin melewatkan satu hal kecil pun di TKP. "Mungkin korban tidak meninggal karena kecelakaan murni," ujar Smith mengira-ngira. Ia lantas menoleh ke arah Noel yang berdiri di sampingnya. "Mari kita sebut ini sebagai pembunuhan. Bukankah aku benar, Detektif Noel?"

"Kita tidak boleh berasumsi," tutur Noel mengingatkan. "Jika korban merupakan orang yang sangat terkenal seperti yang kau katakan tadi, besar kemungkinan adanya orang yang melakukan kejahatan ini dengan sengaja demi tumpukan uang." Tangan kokohnya kemudian menutup kap mobil dan mengembalikannya seperti semula. "Jangan rilis bukti yang satu ini pada pers. Pastikan kita mendapat identitas pelapor dan meminta izin autopsi pihak keluarga terlebih dahulu."

Smith mengangguk patuh. "Baik, Detektif. Aku akan segera menghubungi keluarga korban."

Selang beberapa menit, sebuah mobil ambulans datang dan beberapa tim medis segera mengevakuasi jasad korban. Dibantu oleh dua petugas polisi yang lain, korban yang diduga bernama Louis pun dipindahkan ke kantung jenazah yang telah disiapkan untuk selanjutnya dilakukan proses autopsi demi kepentingan penyelidikan.

Mengetahui Noellah yang memimpin jalannya evakuasi, seorang perwakilan dokter dari tim medis segera menghampirinya sesaat setelah jasad berhasil dinaikkan ke ambulans. Ia adalah Dr. William, seorang pria bertubuh kurus dengan kumis hitam tipis di atas bibirnya yang keabuan.

"Bagaimana, Dok?" tanya Noel begitu pria dengan jas dokternya itu berhenti di hadapannya. Ia tahu dokter itu akan menyampaikan sesuatu padanya hanya dari gesturnya yang tampak tak nyaman sejak tadi.

"Melihat dari suhu tubuh, perubahan warna kulit hingga kekakuan tubuh korban, kami menduga ia tewas sekitar tiga puluh menit yang lalu," ungkap sang dokter yang diperkirakan berusia empat puluh tahunan itu. "Tapi, ada sesuatu yang janggal di sini."

Kedua alis Noel pun berkerut. "Ada apa, Dok?"

"Jika kami tidak salah melihat, korban memiliki luka di bagian kepala dan beberapa lebam di wajahnya." Dokter dengan garis-garis kerutan tipis di wajahnya itu lalu menggumam sebelum melanjutkan, "Tapi luka pada bagian kepala korban yang terlihat dari luar, tidak berada pada posisi yang seharusnya. Dia ... tampak dipukuli sebelum tewas."

Noel menarik napas dan mengangguk paham. "Akan kupastikan kami mendapatkan izin autopsi dari pihak keluarganya sesegera mungkin," katanya lugas. "Jika hasil autopsi sudah keluar, segera kabari kami."

"Tentu."

Dokter tersebut hendak pergi meninggalkan TKP sebelum akhirnya Noel berlari menahannya. "Tunggu, Dok!"

"Ya, Detektif?"

"Berjanjilah untuk tidak merilis hasil autopsinya kepada pers sebelum kau memberikannya padaku." Mata mereka bertemu dan pandangan penuh arti itu pun langsung dipahami oleh sang dokter yang langsung mengangguk cepat. "Terima kasih, Dok."

Dan dokter itu pun pergi membawa jasad korban bersama tim medis lainnya dengan ambulans. Sementara dua petugas polisi tadi, bersiaga di sekitar mobil korban dan memasang garis polisi.

Semua berjalan normal untuk beberapa saat, sampai Smith--yang entah datang darimana--tiba-tiba muncul dengan wajah panik.

"Noel!" Ia bahkan memanggil nama rekannya dengan tidak formal.

"Ada apa lagi sekarang?"

"Maaf." Smith berusaha menstabilkan napasnya yang terengah-engah terlebih dahulu sebelum kembali melanjutkan, "Berita kecelakaan ini tiba-tiba tersebar di internet, Detektif!" pekiknya seraya menunjukkan ponselnya pada Noel.

"Apa?!" Kedua iris cokelat Noel membulat tak percaya saat artikel tentang kecelakaan tersebut ramai di linimasa. "Bagaimana bisa? Kita bahkan baru saja datang ke TKP."

Smith menatap Noel lurus-lurus dan berkata, "Seseorang pasti telah merencanakan semuanya." []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro