Chapter 4

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah beberapa menit mereka dalam perjalanan ke suatu tempat yang hanya Yuu yang tau, akhirnya mereka sampai.

Asami dan Tamaki turun dari motor Hiraku dan motor Yuu. Diikuti dengan Yuu dan Hiraku yang turun dari motor mereka. Mereka merapikan rambut mereka yang berantakan karena angin yang kencang saat mereka naik motor tadi.

"Hah...akhirnya sampai."ucap Asami yang sudah duduk di tanah. Hiraku, Yuu dan Tamaki menatap Asami. "Dasar lemah. Maki saja tidak apa-apa. Ya kan, Maki-chan?" ujar Yuu menoleh pada Tamaki. Tamaki tersenyum dan mengangguk.

"Tentu saja Setoguchi-kun. Aku kan kuat." ujar Tamaki sambil tersenyum dengan kedua jari telunjuknya di pipinya. Yuu, Hiraku dan Asami tertawa melihat tingkah Tamaki.

"Dasar Maki."ucap Hiraku setelah berhenti tertawa. "Gihi..." Tamaki tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang putih dan teratur rapi.

Sesaat kemudian, Tamaki, Asami dan Hiraku melihat ke seluruh arah. Tempat ini, saat ini mereka di...

"Pantai?"gumam Asami.

Ya, mereka di pantai. Disisi pantai yang cukup sepi tapi bersih. Dan hanya mereka berempat di sana.

"Yuu, kenapa kita ke Pantai?"tanya Hiraku. Mereka menoleh pada Yuu yang hanya tersenyum. "Tidak apa-apa. Tapi, kalian suka bukan?" ujar Yuu menatap satu persatu temannya itu.

Mereka mengangguk. "Walau... Sedikit dingin sih."ucap Asami. Hiraku menoleh pada Asami. Dia kembali menyeringai. Kalian tau apa yang akan terjadi? Ya, sifat jahilnya kembali muncul.

"Apa kau mau aku masukkan ke air mendidih agar kau panas? Atau kau mau aku memanaskanmu?" tanya Hiraku. Yuu dan Tamaki langsung tertawa mendengar ucapan Hiraku yang benar-benar lewat batas. Batas apa? Batas kesabaran Asami tentunya.

Asami langsung berdiri dan menarik rambut Hiraku dengan sangat kesal. "Hiraku-sama!! Kau menyebalkan!!" kesal Asami.

"Asami! Lepas rambutku! Sakit tau!" ringis Hiraku. Asami melepaskannya dan berlari ke balik punggung Tamaki. Hiraku merapikan rambutnya dan menatap Asami yang bersembunyi di balik Tamaki.

"Aah...! Asamiii!! Awas kau!!"Hiraku berlari ke arah Asami. "Kyaa!!" Asami langsung berlari menjauh, berlari ke arah pasir putih yang basah karna deruan ombak. Dan, begitulah. Asami dan Hiraku kejar-kejaran di atas pasir putih.

Sementara itu, Yuu dan Tamaki hanya melihat ke arah Asami dan Hiraku yan terus berlarian saling mengejar. "Maki, ayo. Kau juga ingin kesana kan?"ajak Yuu menoleh pada Tamaki.

"A-ah, ya. Tapi, sepatuku..."Tamaki menatap sepatu sekolahnya. "Lepas saja. Tidak apa-apa. Tidak akan terluka kok."ujar Yuu. Tamaki mengangguk dan melepas sepatunya.

"Kya! Hiraku! Lepas dan turunkan aku!" teriak Asami dari kejauhan. Tamaki dan Yuu menoleh pada mereka. Disana, Asami berhasil ditangkap oleh Hiraku dan sekarang Hiraku mengangkatnya dan bersiap melempar Asami ke Laut.

"Ayo."Yuu menarik Tamaki dan berlari dengan cepat menuju Hiraku dan Asami. "E-eh?! S-Setoguchi-kun, tas kita—"

"Tinggalkan saja."potong Yuu. Yuu berlari kearah Hiraku dan Asami dan langsung mendorong Hiraku hingga membuat Hiraku dan Asami terjatuh. Dan, karna Yuu juga menarik Tamaki, dan berlari dengan cepat, juga ikut membuat dirinya dan Tamaki terjatuh.

"Yuu! Apa yang kau lakukan?! Basah jadinya kan!"teriak Asami yang tidak terima tubuhnya basah kuyup karna dorongan Yuu pada Hiraku. Yuu dan Hiraku hanya tertawa.

"Yuu, kerja bagus."ucap Hiraku. Yuu dan Hiraku lalu ber-highfive ria sambil tertawa. Kemudian, Yuu dan Hiraku mencipratkan air ke Asami dan Tamaki. "Hey!! Kalian...!!"Asami lalu membalas Yuu dan Hiraku. Tamaki hanya diam sambil menghalangi cipratan air yang mengenai wajahnya, senyuman terukir di bibirnya.

"Hey, Asami, kau bilang dingin kan? Apa sekarang masih dingin hm?" tanya Hiraku. "Pertanyaan macam apa itu?! Dasar kau!! Aku bahkan merasa ini lebih dingin dari sebelumnya." jawab Asami.

"Begitu ya..."ujar Hiraku. Hiraku lalu menoleh pada Yuu, berhenti mencipratkan air. Yuu juga ikut menoleh menyadari Hiraku yang menatapnya dan berhenti memcipratkan air.

"Yuu, kau tau maksud ku?"tanya Hiraku. "Maksud—Oh... Aku tau. Kau ingin menengg—Mph!!" Hiraku langsung membekap mulut Yuu sebelum menyelesaikan ucapannya.

"Bukan itu bodoh."ucap Hiraku. "Mmmpphh... Mmmpphh..."Yuu bicara tidak jelas karena bekapan Hiraku.

"Pfft...Hahaha..."tawa Asami dan Tamaki langsung meledak mendengar Yuu yang bicara tidak jelas. "Kau bicara apa ha?"tanya Hiraku.

Yuu menghempaskan tangan Hiraku yang memebekap nya. Menatap datar Hiraku. "Lalu apa?" tanya Yuu.

"Haha... Apa-apaan muka datar itu?! Haha..."tawa Asami. Hiraku berbisik pada Yuu. Tamaki dan Asami berhenti tertawa dan menatap Hiraku dan Yuu yang sedang berbisik.

"Mengerti?"tanya Hiraku setelah selesai berbisik. Yuu hanya mngangguk paham. "Apa yang kalian rencanakan?"tanya Asami sambil bersembunyi di punggung Tamaki.

"Tidak ada. Yuu, ayo."Hiraku berdiri dan berjalan ke tepi pantai. Yuu juga ikut berdiri. "Setoguchi-kun, kalian mau kemana?"tanya Tamaki.

Yuu menoleh pada Tamaki. "Kami akan segera kembali. Kalian di sini saja. Jangan pergi kemanapun. Mengerti?" ujar Yuu pada Tamaki dan Asami. Mereka hanya mengangguk paham mendengar Yuu.

Yuu lalu berlari menyusul Hiraku yang sudah pergi entah kemana. Sekarang, tinggallah Asami dan Tamaki yang duduk di dalam air. "Asami-san, sampai kapan kau akan bersembunyi di belakangku?" tanya Tamaki.

"Hm? Selamanya."jawab Asami sambil memeluk Tamaki. "Aku tidak percaya." gumam Tamaki menatap air ombak yang membasahi pasir yang ia duduki.

"Maki-chan, kita duduk di pasir saja yuk?" aja Asami. "Tapi, Setoguchi-kun bilang..."

"Hmph!! Kenapa sih, Maki sangat patuh pada Yuu?" tanya Asami dengan nada sedikit kesal. Maki hanya menggeleng. "Aku tidak tau." jawab Tamaki.

"Hm? Tidak tau? Kenapa?"tanya Asami lagi. "Entahlah..."gumam Tamaki menatap langit yang sudah bewarna jingga. "Hee... Kalau begitu, ceritakan. Siapa Yuu yang kau kenal?"ujar Asami. Tamaki hanya tersenyum. Tanpa menjawab Asami.

"Maaki-chaan... Katakan..."rengek Asami mengguncang pelan bahu Tamaki. "Menurutku... Setoguchi-kun itu orang yang sangat baik." ucap Tamaki. "Hanya itu?"tanya Asami melepas pelukannya. Tamaki mengangguk.

"Kau yakin tidak ada yang lain hm? Maki-chan?" Asami tersenyum jahil. "Tidak ada. Hanya itu."jawab Tamaki.

"Hhmm... Aku mengerti..."ujar Asami masih dengan senyum jahilnya. "Hey, Tamaki-chan, pindah ya? Disini dingin tau..."ajak Asami lagi. "Tapi..."

"Aku tidak peduli. Ayo, jika Yuu marah, aku akan tanggung jawab. Lagipula, kita hanya pindah duduk saja. Tidak kemana-mana kan? Ingat? Yuu tidak akan marah." potong Asami berdiri dan menari k Tamaki berdiri dan membawanya duduk di pasir yang kering.

Mereka kembali duduk di pasir menatap matahari yang beberapa jam lagi akan tenggelam. "Hah... Mereka kemana sih? Apa kita ditinggal di sini ya?"kesal Asami sambil menulis namanya di pasir.

"Tidak mungkin Asami-san."sahut Tamaki yang menatap jari telunjuk Asami yang mengukir nama Asami di pasir. "Asa...mi?"gumam Tamaki membaca tulisan itu.

"Ah? I-ini... Kebiasaan ku. Jika aku sudah berada di pasir, pasti aku akan mengukir namaku di pasir itu. Aku sendiri... Tidak sadar membuatnya." ujar Asami.

Tamaki hanya mengangguk mendengar Asami. "Asami-san, Kazuki-kun itu... Sepertinya sangat mengenalmu. Aku benar?"tanya Tamaki yang juga mengukir namanya di pasir. "Eh? Raku-sama? Tidak. Maki tau sendiri kan, aku baru mengenalnya saat awal aku bertemu denganmu. Dan itu, aku rasa... Hm... Satu tahun lalu? Mungkin?" jawab Asami.

"Oh..."gumam Tamaki. "Aku lupa." lanjutnya. "Asami-san, apa... aku akan tetap seperti ini?"tanya Tamaki. Jarinya yang sedang menulis di pasir berhenti.

"Sudahlah, Maki-chan. Jangan pikirkan itu. Kau tidak mau membuat Yuu khawatir lagi kan?" Asami merangkul Tamaki. Tamaki menggeleng pelan. "Kalau begitu, kau jangan bicara seperti itu. Jangan berpikir yang aneh. Tetap tenang dan jangan berpikir macam-macam. Mengerti?"ujar Asami.

Tamaki mengangguk dan jarinya kembali bergerak mengukir sebuah kalimat tanpa ia sadari. Asami melihat nama yang dibuat Tamaki. Tapi, yang ia lihat bukan lah sebuah nama tapi...

Aku ingin, bertemu ayahku dan tersenyum bersamanya. Aku merindukannya. Kami-sama, kenapa kau mengambilnya terlalu cepat? Dan kenapa aku seperti ini?

🍁*T*B*C*🍁

Hola...minna!!!

Ketemu sama Shi-chan lagi... Hehe... Ah, Kami-sama artinya tuhan ya. Ntar bingung kalo gk Shi-chan bilangin.

Sorry kalo chapter ini kurang bagus. Shi-chan bakal usahaain buat yang lebih bagus. Ah iya, habis ini, Shi-chan bakal kasi pengumuman buat reader Shi-chan. Jadi, dibaca ya^^

Ja ne~

Shi-chan

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro