"Hei," dia memanggilku.
Aku pun menoleh.
"Apa?" tanyaku sembari menatap manik cokelatnya yang tajam itu.
"Se-sebenarnya...." dia mendekatkan bibirnya ke telingaku, membisikkan sesuatu yang sepertinya sangat rahasia.
Setelah itu pipiku merona dan dengan ragu-ragu aku menoleh padanya. Mungkin wajahku sudah tak karuan rupanya. Namun, kupaksakan menoleh dan memastikannya.
"A-apa yang kamu bilang? Ka-kamu serius?"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro