PROLOG

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Live by the sun, love by the moon, all complete."

☾✧☽

Jubah merah hati yang dikenakannya menjuntai hingga tanah, terseret pelan seiring langkahnya melaju ke depan. Sulur emas yang melilit pinggiran jubah memancar indah begitu terkena sinar bulan purnama. Langkahnya anggun namun pasti, di tangannya sudah ada sebuah keranjang yang terbuat dari serabut akar kayu awetan. Keranjang tersebut berisi beberapa tangkai mawar merah dan putih. Sebagian wajahnya ditutup oleh tudung dengan warna senada, sesekali bersenandung pelan kala dirinya melewati jalan setapak menuju rumah.

Malam itu, langit seakan sedang berbahagia. Warna permadani bumantara tak segelap biasanya, taburan bintang di angkasa turut meramaikan cerah cakrawala saat itu. Sofia berniat meracik mawar-mawar yang baru saja ia petik dari hutan di ujung desa untuk kemudian dijadikan sebuah aroma terapi. Menurutnya, aroma terapi dengan bahan dasar mawar segar dapat mengembalikan konsentrasi diri ketika ia mulai membuka ramalan para pelanggannya esok pagi. Biasanya ia memilih citrus atau mint, namun entah mengapa instingnya pagi tadi mengatakan bahwa mawar akan lebih cocok untuk memulai hari di bulan baru kali ini.

Sofia tampak hidup di malam hari. Hampir setengah pekerjaan rumah ia selesaikan ketika sang ratu malam bertengger di angkasa, kecuali mencuci baju dan menjemur. Banyak sekali orang menyebutnya sebagai burung hantu desa, tapi Sofia tak pernah memperdulikan hal tersebut. Seluruh energi di tubuhnya terasa begitu penuh pada malam hari. Sesekali manik indahnya mengerjap pelan, sebentar lagi ia akan segera meracik kelopak bunga mawar yang sudah ada di genggamannya menjadi wewangian khas yang menenangkan. Dilanjutkan dengan membuka jasa ramal pada pukul sembilan pagi besok, istirahat di pukul dua belas, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya pada pukul satu siang hingga lima sore.

Mungkin terdengar monoton dan membosankan, namun tidak bagi Sofia. Mengetahui banyak hal tentang masa lalu seseorang dan apa yang akan ia hadapi kedepannya melalui kartu. Sofia hanya bisa membaca masa lalu mereka lewat tatapan mata, namun dirinya dilengkapi anugerah lebih untuk menguasai tumpukan kartu ramal yang katanya menggambarkan masa depan seseorang. Sialnya, ramalan tersebut sangat jarang meleset.

Satu kali kerja, Sofia akan mendapatkan lima keping koin emas sebagai bayaran. Dengan lima keping koin emas itu ia sudah dapat membeli satu karung gandum, satu liter susu segar, dan juga beberapa bungkus roti. Sisanya akan ia kumpulkan untuk keperluan lain seperti bayaran acara bulanan desa, membeli keperluan rumah, dan masih banyak lagi. Saat ini, gadis itu sedang mengumpulkan keping emas yang ia punya untuk dibelikan seekor anggora putih untuk menemaninya tinggal. Sepeninggal sang ibu, Sofia remaja saat itu harus hidup dengan membiayai dirinya sendiri. Ayah pergi berkelana keliling dunia untuk mencari nafkah demi keberlangsungan hidup putrinya. Kepulangan ayah terhitung hanya satu kali dalam setahun, sangat lama menunggu kapal berlayar dari samudera yang satu ke samudera lainnya, hal itu yang terkadang menghambat kepulangan sang ayah ke rumah.

Jika hidup seorang Sofia penuh dengan kesan individualis, maka hal tersebut sangat bertolak belakang dengan sosok Arthur, sang penakluk lautan. Tingkahnya terbilang cukup konyol namun menyenangkan. Banyak hal tak terduga yang tersembunyi di balik setiap senyum kelewat ceria milik Arthur.

Hobinya memancing ikan di atas sekoci kecil yang diturunkan di sebelah kapal kayu besar miliknya. Hobi yang cukup aneh dan terbilang unik sebab ia tak segan untuk menurunkan asal sekoci kecil miliknya di setiap pelabuhan yang mereka singgahi hanya untuk menghabiskan waktu berjam-jam memancing ikan kecil. Sekoci yang seharusnya menjadi bagian dari paket penyelamatan jika sewaktu-waktu kapal dilanda musibah justru berubah menjadi kendaraan kesayangan Arthur. Bahkan, sekoci itu punya namanya sendiri—Jacob.

Arthur sangat gemar bersosialisasi dengan seluruh kalangan manusia. Tak pandang bulu, maka dari itu ia mendapat julukan bajak laut baik hati yang meskipun menyeramkan jika sudah bertarung, tapi hal tersebut tak menutupi kebaikan hatinya sama sekali. Sekecil apapun perbuatan baik menurutnya akan sangat berguna, termasuk seperti membantu seekor tikus untuk lepas dari jeratan besi buatan manusia sebab tak henti menggerogoti gandum di gudang penyimpanan desa.

Satu kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Arthur ; cerah. Seperti matahari, banyak sekali orang yang senang jika dapat bertemu dengannya. Terutama anak-anak kecil di setiap desa yang ia dan kru kapalnya singgahi. Arthur seringkali membagikan cerita tentang petualangannya kepada anak-anak itu, dikemas dalam bentuk dongeng menarik dengan pembawaan lucu yang mampu membuat gelak tawa ke luar dari mulut-mulut kecil mereka. Meskipun mayoritas usia hidupnya dihabiskan di atas perairan, Arthur bukan seorang yang dungu dalam berkuda atau memanah. Ia juga menguasai kedua hal itu, ia suka tantangan di mana ia harus mencoba sesuatu yang baru demi menambah kelebihannya.

Postur tubuh tinggi dan proporsional, iris cokelat muda yang begitu indah, tulang hidung tinggi dengan rahang tegas, serta kepiawaiannya dalam beragam hal tak jarang membuat Arthur dicintai kalangan nona muda di setiap tempat persinggahannya. Namun sayang seribu sayang, masih belum ada satu pun gadis yang mampu membuat Arthur tertarik sejauh ini.

Kecuali satu, keturunan dari dewi penyelamat malam, yang senyumnya seolah meruntuhkan dunia di sekitar Arthur kala itu.

To Be Continued


✧. Halo! Bagaimana prolognya? Apa masih kurang memuaskan? Atau sulit untuk dicerna? Jika kalian suka sama cerita ini, bantu aku dengan memberi kritik dan saran serta vote di setiap bab cerita ini ya! Danke ^^

—icha

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro