Are You There | Chapter.31 (Blue Or Red)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Kau suka warna apa?"

"Biru?"

"Kenapa"

"Karena warna itu terlihat begitu menenangkan"

"Ah begitu"

"Kalau kau?"

"Aku suka warna merah"

"Kenapa?"

"Karena warna itu melambangkan ambisiku"

"membara dan berapi2, begitu maksudmu?"

"ne"

"kau benar, Itu sangat menunjukan dirimu"

"Dan warna biru juga sangat menunjukan dirimu"

"Maksudmu?"

"Sikapmu sangat menenangkan"

"Hahaha...begitukah"

"ne, tapi...itu menakutkan bagiku?"

"Eh? Kenapa?"

"Sesuatu yang terlalu tenang, itu membuatku cemas"

"...."

"Apa kau tahu Rip Current?"

"Tidak"

"Itu adalah ombak tenang yang bisa menghanyutkan manusia. Permukaannya terlihat tenang, namun ia menyimpan arus cepat yang mencapai 8 km/jam"

"...."

"Tidak seperti ombak ganas pada umumnya, Rip Current...menyeret manusia ke lautan bahkan tanpa disadari oleh manusia itu sendiri. Manusia berenang seolah ombak itu terasa aman bagi mereka dan baru tersadar jika mereka berada dalam bahaya saat tiba2 tubuh mereka sudah berada di tengah laut "

"..."

"Dan saat manusia sadar, ternyata kekuatan berenang mereka sudah habis karena arus kuat Rip Current. Akhirnya...manusia yang semula merasa diri mereka aman, harus mati dalam arus tenang itu"

"Apa maksudmu menjelaskan itu padaku?"

"Tidak ada, aku hanya membagi apa yang kutahu"

"Minhyuk-a"

"Ne"

"Aku yakin kau benar2 menyimpan sesuatu dariku dan yang lain"

Minhyuk tersenyum lebar lantas bangkit dari duduknya.

"Bukankah kau juga begitu? Wonho...hyung"

-

-

-

"Ini tidak masuk akal" Ucapan itu dilontarkan oleh Kihyun yang baru saja mendengar satu kebenaran lagi dari Jooheon.

Pria berlesung pipi itu baru saja tiba beberapa menit lalu dan sudah meceritakan apa yang ia ketahui dari Sangah kepada teman2nya. Awalnya tak ada yang mau menerima kebenaran yang Jooheon sampaikan, hingga sosok Sangah ikut bersuara bahkan sampai bersumpah demi membenarkan ucapan Jooheon.

"Bagaimana mungkin mereka berdua bisa melakukan hal tak terduga seperti ini?" Lagi Kihyun berujar dengan nada yang syarat rasa frustasi.

Bukan, pria mungil itu bukan marah. Ia hanya tak habis pikir saja, juga sedikit merasa kecewa dengan apa yang ia dengar. Bayangkan saja, 2 sosok yang selama ini begitu ia percaya ternyata menyimpan sebuah rahasia besar. Kihyun rasa tak ada orang yang tidak terkejut jika mendapati hal ini.

"Hyung yakin Wonho memiliki alasan kenapa dia membunuh tuan Hyunsik" Suara berat Hyunwoo terdengar disela kebungkaman yang sempat tercipta beberapa waktu "Tapi kalau Minhyuk...." Kali ini alpha srigala itu memilih menggantung kata2nya sambil menatap penuh arti kearah Kihyun.

Hyunwoo tahu Kihyun sudah sangat terpukul karena kenyataan yang ia terima, karena itu ia tak ingin menambah beban hati pria Yoo dengan megutarakan pikiran buruk yang terus berputar di kepalanya. Terlebih Hyunwoo tahu kalai Kihyun sangat menyanyangi Minhyuk dan mengutarakan semua pikiran buruk itu hanya akan menambah rasa sedih yang dirasakan oleh pemuda Yoo tersebut.

"Kalau alasan, kurasa Minhyuk-ssi juga pasti memiliki alasan kenapa dia memihak kepada Donghyun" Yeojoo ikut buka suara, membuat semua perhatian kini mengarah padanya.

"Apa maksudmu?" Tanya Jooheon tak mengerti.

"Semua orang pasti memiliki alasan atas tindakkannya bukan? Baik Wonho-ssi atau Minhyuk-ssi, mereka memiliki alasan tersendiri atas keputusan mereka. Kita...hanya perlu mendengar alasan dari mereka dan memutuskan mempercayai siapa, bukan begitu?" Yeojoo memperjelas maksud kata2nya.

Semua diam mencoba mencerna perkataan yang baru saja Yeojoo lontarkan. Perkataan gadis Shin itu memang benar namun yang jadi permasalan sekarang, keempat pria itu harus memilih antara mempercayai Minhyuk atau Wonho sekarang. Kedua pria yang sama2 memiliki marga Lee itu adalah sahabat mereka, keduanya juga sudah mereka anggap seperti keluarga. Bagaimana mungkin Hyunwoo dan kawan2nya harus memilih diantara keduanya.

"Hyung..." Changkyun berujar sambil menatap kearah sosok Hyunwoo.

"Ne Kyunie"

"Jika keduanya tak memiliki alasan tepat untuk apa yang mereka lakukan..." Changkyun menjeda kata2nya sendiri "Lalu aku harus percaya pada siapa lagi di dunia ini, hyung?" Tambahnya lagi dengan nada putus asa.

"Kau bisa mempercayai perasaanmu Kyunie" Bukan satu diantara orang yang berada disana, melainkan sosok Minhyuklah yang menjawab pertanyaan Changkyun barusan.

Kedatangan tiba2 pria yang mereka curigai itu jelas saja menimbulkan kepanikan. Hal itu terlihat dengan bagaimana Jooheon yang langsung berdiri dan melindungi Sangah di belakang punggungnya. Hal serupa dilakukan Hyunwoo kepada Yeojoo. Changkyun yang biasa tenang juga sudah bangkit dengan memasang tatapan mata siaga. Hanya Kihyun satu2nya orang yang masih setia duduk dengan tenang diposisinya.

"Mwoya? Apa kalian mau menyerangku?" Minhyuk berujar santai sambil tertawa pelan

Meski tak ada yang merespon candaannya, namun Minhyuk tetap mempertahankan senyum yang merekah di wajahnya.

"Teman2 tenanglah, aku kesini bukan untuk melukai kalian" Lagi Minhyuk berujar sambil mengangkat kedua tangannya ke udara.

"Kalian tak percaya padaku ya?" Mendapati respon teman2nya masih sama, Minhyuk berujar dengan nada kecewa.

"Bagaimana kami bisa mempercayaimu, setelah tau kalau kau ada di pihak Donghyun?" Jawab Jooheon.

Gantian Minhyuk yang terdiam mendengar ujaran bernada sarkas yang Jooheon lontarkan padanya.

"Benar juga" Minhyuk memasang wajah tak berdosa sambil menatap satu per satu temannya "Tapi...bukankah kalian tak penasaran kenapa aku memilih untuk memihak pada Donghyun? Jadi kenapa kita tidak duduk dan membahas tentang semua itu" Tambahnya lagi membuat semua yang ada disana saling melempar pandangan.

"Ayolah, aku tahu kalian penasaran kenapa aku berpihak pada Donghyun" Masih dengan sikap santai dan jauh dari rasa takut, Minhyuk berujar sambil menarik kursi yang ada di dekat Changkyun.

Pria Lee itu pun sudah mendudukan tubuhnya dengan nyaman sambil melempar senyum khasnya.

"Tak usah tegang seperti itu teman2, aku takkan macam2 disini" Minhyuk yang mulai tak nyaman dengan sikap Hyunwoo dan teman2nya yang lain, kembali berujar.

Hyunwoo berdehem sesaat, kemudian mengisyaratkan pada Jooheon dan Changkyun untuk kembali duduk. Hal itu jelas membuat Minhyuk senang, terlihat dari binar mata yang terpancar dari sepasang netra miliknya.

"Aku haus, bisa minta minum?" Tanya pria Lee tersebut setelah teman2nya duduk di posisinya masing2.

"Jangan coba mengecoh kami!" Masih belum percaya sepenuhnya dengan Minhyuk, Jooheon berujar dengan suara yang terdengar kesal.

"Aku hanya meminta air minum, apanya yang mengecoh?" Balas Minhyuk tak kalah kesal "Lagipula aku akan bercerita panjang lebar nanti, jadi apa salahnya jika meminta segelas air agar tenggorokanku tidak sakit?" Tambahnya masih dengan nada yang sama.

Jooheon berdecih kesal lantas membuang pandangannya dari Minhyuk.

"Kakak ipar, bisa ambilkan aku air?" Kali ini Minhyuk memilih berujar pada Yeojoo yang lebih bersahabat daripada yang lain.

Yeojoo mengangguk dan segera berlalu menuju dapur, tak lama gadis Shin itu sudah kembali dan menyerahkan air yang ia bawa pada Minhyuk.

"Terimakasih kakak ipar, kau baiiiiiiiik sekali" Minhyuk berujar hiperbola.

Tak ada balasan dari Yeojoo, gadis itu hanya memandang Minhyuk yang kini nampak meneguk air yang ia berikan. Pria itu bahkan bersendawa dengan keras, lantas tertawa renyah seolah tak ada beban dalam hidupnya. Hal tersebut membuat Yeojoo berpikir apa sebenarnya Minhyuk ini masih waras atau sudah gila?

"Kalian mau aku memulai dari mana?" Tanya Minhyuk yang kini sudah memasang wajah serius.

Tak ada lagi wajah jenaka yang terukir di paras tampannya, Minhyuk seolah berubah menjadi sosok lain saat memasang sikap seperti saat ini.

"Apa kau sudah tahu, kalau Wonho yang membunuh Hyunsik?" Hyunwoo mulai angkat suara, setelah membiarkan jeda panjang mengisi ruang tengah kediaman Yeojoo.

"Eoh, aku bahkan tahu kalau Wonho hyung...menyimpan banyak rahasia dari kita" Jawab Minhyuk apa adanya.

"Lalu kenapa kau hanya diam? Tidakkah seharusnya kau memberitahu kepada kami?" Lagi Hyunwoo bertanya lengkap dengan raut gusar di wajahnya.

"Memangnya siapa yang akan percaya?" Balas bertanya, Minhyuk membuat Hyunwoo hanya bisa bungkam.

"Jika aku mengatakan kalau Wonho hyung menyembunyikan sesuatu dari kalian, apa salah satu diantara kalian akan percaya?" Lagi pria Lee itu berujar yang hanya dibalas diam oleh seluruh teman2nya.

"Takkan ada yang akan percaya kepadaku, meski aku mati2an menjelaskan apa yang disembunyikan Wonho hyung dari kita. Kalian semua hanya akan berbalik menuduhku berbohong dan lebih mempercayai Wonho hyung"

"Kau bahkan belum mencoba, tapi kau sudah menilai kami sepicik itu" Tak terima alasan dari Minhyuk, Hyunwoo kembali berujar pada sang sahabat.

"Aku orang luar untuk kalian hyung..." Dengan lugas, Minhyuk membalas ucapan Hyunwoo.

"....dan aku adalah satu2nya orang yang tak memiliki alasan untuk bergabung dalam tim kalian. Bukankah Hyungwon pernah mengatakan itu?"

"Aku sempat ingin mengatakan semuanya hyung, tapi detik dimana Hyungwon melontarkan kalimat itu padaku...aku benar2 tak sanggup membuka semuanya pada kalian"

"Wonho hyung...adalah sosok pertama yang kalian kenal. Dia penyelamat kalian, dia juga pasti memiliki banyak cara untuk mementahkan semua tuduhanku dan aku...tak memiliki cukup banyak bukti untuk membuka apa yang ia sembunyikan"

"Belum lagi Hyungwon begitu menyayangi Wonho hyung, jadi menurutmu...apa aku punya keberanian untuk mengungkapkan semua dengan semua alasan itu?" Minhyuk mengakhiri kalimat panjangnya dengan menarik seulas senyum getir di wajahnya.

"Kau masih punya aku hyung, jika kau tak bisa mengatakan itu pada Hyungwon hyung...kau bisa mengatakan padaku" Jooheon ikut buka suara kini.

Masih mempertahankan senyum di wajahnya, Minhyuk pun berujar "Kau lebih menyukai Wonho hyung dari pada aku Jooheon. Aku bahkan bisa menebak apa yang akan kau lakukan jika aku mengatakan hal ini padamu. Kau...hanya akan menganggapku gila dan mengada2 saja. Jadi, opsi mengatakan kepadamu juga tak ada dalam pilihanku saat itu"

Menarik nafas dalam, Minhyuk menundukkan pandangannya sesaat. Kemudian setelah merasa dadanya tak lagi terasa sesak, pria manis yang selalu tampak riang kembali menatap teman2nya sambil tersenyum lebar.

"Aku akui, aku salah karena tak mengatakan hal ini pada kalian. Tapi, mengatakan semua pada waktu yang tak tepat juga bukan pilihan yang baik bukan? Aku...hanya mencoba menunggu semua terungkap dalam diam, berharap setiap kebohongan yang disimpan oleh Wonho hyung dapat terungkap dengan sendirinya"

"Dan lihat...penantianku tidak sia2, karena ternyata Tuhan tahu...kapan waktu yang tepat membuka kebohongan seseorang dengan caranya sendiri. Seperti saat ini misalnya, kalian tahu semua kenyataan tentang Wonho hyung, tanpa aku berusaha mengatakan kepada kalian" Tukas Minhyuk sambil menatap satu per satu sahabatnya yang ada disana.

"Kau pasti kecewa" Kihyun yang sejak tadi diam, akhirnya buka suara juga.

"Melihat kami begitu mempercayai Wonho hyung, kau pasti kecewa dengan itu" Tambah Kihyun kemudian dengan tatapan yang terlihat begitu dingin.

"Aku tak berhak kecewa Kihyunie, biar bagaimanapun persahabatan yang kalian bangun sangatlah kuat. Dan lagi... sosok Wonho hyung begitu agung di mata kalian, hingga kalian tak bisa melihat ada banyak keanehan yang dia coba sembunyikan" Balas Minhyuk syarat akan sindiran.

"Apa itu alasannya?" Masih mempertahankan tatapan dinginnya, Kihyun kembali bertanya pada Minhyuk.

"Ne?"

"Kau...akhirnya menjadi mata2 Donghyun...apa karena alasan itu?" Jelas Kihyun tanpa basa basi.

"Daripada kata mata2, aku lebih suka disebut rekan Donghyun" Jawab Minhyuk sambil mencebikkan bibirnya.

"Aku tak sedang dalam mood mendengar candaanmu Lee Minhyuk, Jelaskan dengan benar Jika tidak aku akan mematahkan lehermu sekarang juga" Ancam Kihyun yang mulai kehilangan kesabarannya.

"Hehehehe, memangnya kau memiliki tenaga sekuat itu Kihyunie?"

"Lee Minhyuk!!!"

"Bukan...bukan itu alasanku berpihak pada Donghyun" Mencoba kembali serius, Minhyuk menjawab pertanyaan Kihyun.

"Aku mendapatkan banyak kebenaran saat mencari tahu tentang semua yang disembunyikan Wonho hyung, karena itulah...aku akhirnya bekerja sama dengan Kim Donghyun"

"Lantas sudah berapa lama?" Kihyun kembali melempar frasa tanya kepada Minhyuk

"Tak lama setelah Kyunie bergabung dengan kita" Tahu maksud pertanyaan yang Kihyun lontarkan, Minhyuk menjawab dengan raut tenang.

Jawaban Minhyuk membuat perasaan Kihyun kian memburuk dan pria Lee itu tentu saja tak bodoh untuk melihatnya. Jelas sekali terpancar dari kedua netra Kihyun betapa ia tak ingin mendengar kenyataan yang baru saja Minhyuk lontarkan. Namun apa boleh buat? Minhyuk juga tak mungkin kembali berdusta pada Kihyun, terlebih pada situasi yang ia hadapi saat ini.

"sudah selama itu?"

"Ne"

"Dan kau tak pernah mengatakan hal itu padaku?"

"Kau akan terluka jika aku menceritakan hal ini Kihyun"

"Lalu apa kau kira aku tak terluka sekarang!?" Meninggikan suaranya, Kihyun membalas ucapan Minhyuk.

Kedua mata Kihyun bahkan sudah dihiasi cairan tipis, bibir dan bahu lelaki itu pun nampak bergetar karena menahan sedih yang membuncah di dadanya.

"Maaf" Akhirnya hanya kata itu yang mampu Minhyuk lontarkan dari puluhan kata yang berputar di kepalanya.

Lidah Minhyuk seolah kelu ketika melihat reaksi Kihyun. Ia belum siap mendapat tatapan menghakimi dari sahabat yang begitu ia cintai itu, hingga akhirnya kehilangan kosakata yang biasa selalu meluncur mudah dari bibirnya.

"Kenapa? Kenapa kau melakukan itu? kenapa dengan mudah kau memihak pada Donghyun, bahkan setelah kau tahu kalau dialah yang membunuh appaku? Apa yang ada dipikiranmu Lee Minhyuk!?" Kihyun kembali berujar bersama dengan satu tetes air mata yang jatuh membasahi pipinya.

"Haruskah aku menceritakan semua yang kutahu padamu? Agar kau mengerti, kenapa aku berpihak pada Kim Donghyun"

*

Menatap nanar sosok Wonho, Hyungwon terlihat meronta di atas sebuah ranjang. Tangan dan kaki pria kurus itu terikat, membuatnya tak mampu melakukan apapun kepada Wonho saat ini.

"Hyungwon-a...tak bisakah kau tenang? Agar kita bisa bicara baik2 tentang semua hal yang terjadi"

Pemuda kurus yang lebih muda darinya itu berdecih sinis, kemudian melayangkan tatapan menghakimi pada Wonho. Jika ada yang bertanya kenapa Chae Hyungwon bisa diikat seperti itu, jawabannya karena beberapa waktu lalu ia mencoba menyerang sosok Minhyuk. Padahal Wonho sudah mencoba menahan Hyungwon dan memberi pengertian pria Chae tersebut. Namun seperti biasa, Hyungwon yang benci dengan kebohongan menolak semua yang vampire Shin itu ucapkan padanya. Bagi Hyungwon apa yang ia yakini adalah sebuah kebenaran, karena itu Wonho tak memiliki cara untuk mengendalikan sang sahabat, selain dengan mengikatnya seperti sekarang ini

"Kau memintaku tenang setelah kau menipuku mentah2 seperti ini?" Sinis Hyungwon kemudian.

"Hyung melakukan itu semua untuk melindungimu, Hyunwon-a...tak bisakah kau mengerti?"

"Menyelamatkanku kau bilang? Kau menipuku bertahun2 karena ingin menyelamatkanku?" Sinis Hyungwon "Jangan membuat lelucon Shin Wonho! Oh...atau haruskah aku memanggilmu Lee Hoseok mulai sekarang?"

Wonho menunduk dalam, ia tahu hal ini akan terjadi. karena itu Wonho mencoba menyiapkan mentalnya menghadapi reaksi dari Hyungwon selama bertahun2 mengenal Hyungwon. Namun diluar ekspentasi Wonho, meski pria vampire itu sudah mempersiapkan dirinya begitu lama, hati Wonho tetap saja perih mendapati sikap yang Hyungwon berikan saat ini.

"Hyungwon kumohon bekerja samalah, aku dan Minhyuk hyung takkan menyakitimu jika kau mau mendengar semua penjelasan kami." Wonho berujar dengan nada memelas.

Hyungwon berdecih "Tidak mau"

"Hyungwon-a" Wonho kembali memela kepada Hyungwon "Hyung mohon jangan keras kepala, jika tidak kau akan terluka nanti"

"Aku tak perduli"

"Hyungwon-a"

"Bunuh saja aku, karena aku takkan sudi bekerja sama dengan seorang pengkhianat seperti dia."

"Dia ada di pihak kita Hyungwon, kenapa kau tak percaya kepadaku?"

"BAGAIMANA AKU BISA PERCAYA PADAMU, JIKA SEMUA KAU AWALI DENGAN KEBOHONGAN HYUNG!?"

Wonho menutup matanya sesaat mendengar suara tinggi Hyungwon. Dia sadar kalau Hyungwon kecewa, tapi Wonho juga tak bisa melakukan apa2 untuk menghilangkan kecewa di hati dongsaeng vampirenya itu. Wonho benar2 merasa dilema dengan dirinya sendiri, yang bahkan tak tahu harus memihak pada Hyungwon atau pada Minhyuk.

"Apa aku hanya sebuah lelucon untukmu hyung?" Tanya Hyungwon dengan suara yang kembali melunak

"Selama ini...apa diam2 kau menertawakan kebodohanku, yang tak menyadari segala yang kau sembunyikan?"

"Tidak Hyungwon"

"Aku kira kau adalah orang yang paling tulus hyung, bahkan aku tak pernah meragukanmu sama sekali selama ini"

"Lantas kenapa? kenapa kau melakukan ini HYUNG?!" Emosi Hyungwon kembali meluap

Yang ditanya tak menjawab, pria kekar itu hanya menatap Hyungwon lurus seolah ingin menyampaikan rasa sesalnya pada vampire muda tersebut.

"Lee..." Wonho baru saja membuka mulutnya untuk berujar kata maaf pada Hyungwon, namun suara Minhyuk yang terdengar dari balik pintu kamar dimana ia dan Hyungwon saat ini berada menahan ucapan tersebut.

"Istirahatlah dulu, mungkin kau akan berubah pikiran nanti" Wonho mengusap surai perak milik Hyungwon sebelum bangkit dari duduknya.

Pria kekar itu pun berlahan mengarahkan tungkainya menuju pintu masuk, untuk menemui Minhyuk yang baru saja memanggilnya.

"Aku membencimu Shin Wonho" Ucapan Hyungwon masih dapat Wonho dengar sebelum ia keluar dari ruang tempat Hyungwon disekap.

*

"JO Company, apa kalian tahu kenapa tuan Kim memberi nama itu untuk perusahaan yang didirikannya?" mengarahkan pandangan pada satu per satu temannya yang ada disana.

Ekspresi berbeda didapat Minhyuk dari mereka, dari ekspresi penasaran, cemas, sampai bingung. Pria Lee menikmati hal itu, seolah sedang menonton acara ragam kesukaannya.

"Aku pernah mengatakan padamu kalau itu singkatan dari Janus Ode" Kihyun menjawab pertanyaan yang dilontarkan Minhyuk.

Menggelengkan kepalanya secara dramatis, Minhyuk membuat semua yang ada disana kebingungan dengan sikapnya.

"Tidak, bukan itu alasannya" Sanggah lelaki manis tersebut.

"Lalu?" Jooheon yang penasaran ikut bertanya kini.

"Nama JO Company dipilih, karena memang itu adalah perusahaan milik clan Jo. Atau bisa dibilang itu adalah perusahaan turun temurun keluarga Jo. Sisilah si kembar Kwangmin dan Youngmin" Jawab Minhyuk lugas.

Minhyuk memberi jeda sejenak untuk kembali memperhatikan raut wajah ke enam temannya, sekadar memastikan apa mereka percaya akan ucapannya atau tidak.

"Sejak dulu, tepatnya setelah perang dunia kedua berakhir. Keluarga Jo dan tuan Kim sudah membuat perjanjian bersama. Tuan Kim berjanji akan membuat kehidupan keluarga Jo terjamin, dengan catatan...mereka harus tetap menuruti segala keinginan tuan Kim"

"Segala aspek mengenai perusahaan, tuan Kim yang mengaturnya. Keluarga Jo hanya tinggal menjalankan dan menerima keuntungan yang mereka dapatkan. Bisa dikatakan mereka hanyalah bidak yang dijalankan oleh tuan Kim"

"Lalu apa hubungannya semua ini dengan alasanmu berpihak pada Kim Donghyun" Merasa penjelasan Minhyuk terlalu berputar2, Hyunwoo menyela penjelasan si pria manis dengan pertanyaannya.

Sebuah senyum aneh terukir di wajah Minhyuk tepat setelah Hyunwoo menyelesaikan pertanyananya. Hal itu terang saja membuat sang alpha dan tentunya ke empat temannya yang lain menatap bingung kepada Minhyuk.

"Karena dari sini perseteruan terjadi hyung..." Sengaja menggantung kata2nya, Minhyuk berujar seolah tengah membacakan dongeng misteri kepada teman2nya. "...pertikaian panjang antara kelompok Kim Donghyun dan kelompok Janus" Tambahnya kemudian.

"Tunggu? Kelompok Janus? Bukankah kelompok Janus adalah kelompok Kim Donghyun?" Kali ini Changkyun ikut bertanya.

Untuk kesekian kalinya, Minhyuk menggeleng dramatis sambil menggerakkan telunjuk di depan wajahnya.

"Kelompok Donghyun bukanlah Janus, karena kelompok Janus yang sebenarnaya dipimpin oleh Lee Minhyuk...sosok yang sempat kalian cari" Paparnya.

"Minhyuk-a, jangan bercanda" Hyunwoo tampak tak percaya dengan ucapan Minhyuk.

"Apa kau kira aku bisa bercanda disaat seperti ini, hyung?"

Hyunwoo menatap Minhyuk lamat2, berharap bisa melihat kebohongan dari pancaran mata salah satu teman manusianya tersebut. Namun Hyunwoo harus menghela nafas berat, kala melihat pancaran kejujuran dari sepasang netra kelam Minhyuk.

"Kau akan semakin frustasi kalau aku mengatakan beberapa hal lagi padamu hyung" Tukas Minhyuk melihat ekspresi yang Hyunwoo tunjukan.

"Tuan Chae Dong gun, ayah Hyungwon...adalah pengkhianat yang ingin menjatuhkan Kim Donghyun"

Mata sipit Hyunwoo membulat mendengar apa yang baru saja Minhyuk lontarkan, tak berbeda dari Kihyun, Changkyun, Jooheon, Sangah juga Yeojoo. Ekspresi terkejut sekaligus tak percaya tergambar jelas di wajah ke enam orang tersebut. Membuat Minhyuk tidak bisa untuk tidak tersenyum geli melihatnya.

"Sudah kuduga kalian akan sangat terkejut seperti ini" Minhyuk terkekeh diakhir kalimatnya.

"Lee Minhyuk, Jangan membuat lelucon murahan seperti ini!"

Tak suka dengan apa yang dituturkan Minhyuk, Kihyun nampak protes pada teman karibnya tersebut. Pemuda Yoo itu menolak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, terlebih tak ada bukti yang membenarkan perkataan Minhyuk barusan.

"Aku juga sudah menduga kalau kalian takkan percaya dengan ucapanku" Tak menghilangkan ukiran senyum di wajahnya, Minhyuk kembali berujar "Karena itu aku tak menolak saat tuan Kim menawarkanku membawa senjata rahasia miliknya"

Mendengar kata senjata sentak membuat Changkyun, Hyunwoo dan Jooheon kembali siaga. Dengan sigap ketiga pria itu bangkit lantas mundur beberapa langkah, guna menjauhi Minhyuk yang kini terlihat merogoh sesuatu dari tas yang ia kenakan.

"Kenapa kalian menjauh?" Tanya Minhyuk dengan ekspresi wajah yang sulit terbaca.

Tak ada yang menjawab pertanyaan dari Minhyuk, mereka hanya menatap sosok Minhyuk yang juga sudah bangkit dari duduknya. Sebuah ponsel kini berada di genggaman tangan Minhyuk dan tak lama ia pun terlihat menelpon seseorang dengan benda tersebut.

"Anda sudah bisa kemari tuan"

Hanya sebaris kalimat sederhana itu yang Minhyuk ucapkan, namun hal itu justru menambah atsmosfir ketegangan di ruangan tersebut. Hyunwoo dan Changkyun bahkan sudah bertukar pandangan, memberi isyarat untuk mulai menyerang Minhyuk yang justru terlihat begitu santai.

"TAHAN!" Hyunwoo berujar manakala Changkyun sudah bersiap menerjang tubuh Minhyuk.

Dahi remaja Im itu pun berkerut menanggapi perintah dari sang alpha. Changkyun baru akan bertanya kepada Hyunwoo, sebab pria itu menghentikan aksinya. Namun sebuah aroma familiar menyeruak di ruangan tersebut, membuat Changkyun membatu seketika.

Netra srigala Changkyun pun mengarah ke pintu masuk, dimana sosok yang sangat dia kenal sudah berdiri sambil tersenyum kearahnya. Bibir Changkyun terbuka lebar, begitu juga dengan kedua matanya. Changkyun benar2 terkjut, hingga ia tak mampu melontarkan satu kata pun dari bibirnya.

"Hai nak, apa kabar?"

"Ap...appa!?"

Sosok Siwan yang muncul bersama dengan Yasuo berhasil membuat Changkyun terkejut. Remaja SMU itu bahkan menatap tak percaya kearah dua pria yang sangat ia kasihi tersebut sambil berusaha meyakini apa yang ia lihat.

*

Wonho memandang sosok Minhyuk yang tengah termenung di ruang tengah sambil menatap kotak vaksin di hadapannya. Raut wajah Minhyuk nampak cemas, bahkan pria Lee yang biasanya menampilkan wajah ramah itu berubah menjadi sosok yang terlihat berbeda di hadapan Wonho.

"Kau yakin vaksin ini berfungsi?" Tanya Minhyuk sembari melayangkan tatapannya pada Wonho.

"Menurut Hyungwon, itu berfungsi" Jawab Wonho

"Apa kalian sudah mencobanya?"

"Kihyun...sudah mencobanya. Dia melakukan percobaan...."

"Tidak...tidak, bukan percobaan dengan partikel yang kumaksud" Paham dengan penjelasan yang akan Wonho ucapkan, Minhyuk buru2 menyela ucapan pria yang lebih muda darinya itu.

Meraih satu dari tiga botol vaksin yang ada di dalam kotak, Minhyuk mengacungkan benda itu kearah Wonho.

"Apa kalian pernah mencoba langsung pada objeknya?" Tanya Minhyuk lagi.

"Maksud hyung?"

"Menggunakan cairan ini langsung pada vampire, sudahkah kalian melakukannya?"

Wonho terngaga kaget, tak menyangka kalau Minhyuk akan melemparkan pertanyaan tak biasa seperti itu.

"Kami harus mencobanya pada siapa, hyung?" Mencoba membantah asumsi buruk di kepalanya, Wonho berujar sambil menarik senyum canggung di wajahnya.

Pria Shin itu tak mau berburuk sangka, setidaknya ia tak mau melakukan itu pada Minhyuk. Biar bagaimanapun sosok itu yang sangat berjasa kepadanya, karena Minhyuklah dia memiliki kesempatan hidup kedua. Jadi bagaimana mungkin dia tega menuduh Minhyuk bukan?

"Kalau kalian tak pernah mencobanya, lantas bagaimana kita bisa tahu kalau vaksin ini bekerja?" Memasang wajah kecewa, Minhyuk kembali meletakkan vaksin tersebut ke tempat semula.

"Kalau kau mau tahu, kenapa kita tak mencobanya?" Sebuah suara lain terdengar, membuat Wonho dan Minhyuk sama2 menoleh ke asal suara.

Sosok Sungjae bersama sang ayah Yook Young sung berjalan mendekat, pada Wonho dan Minhyuk yang sama sekali tak bergerak dari posisinya.

"Benar juga, kita harus mencoba jika ingin tahu vaksin ini benar2 bekerja atau tidak" Minhyuk mengangguk setuju.

Young sung nampak tersenyum begitu pun dengan Sungjae. Pasangan ayah dan anak itu bahkan sudah duduk nyaman sambil melayangkan tatapan penuh arti kepada Minhyuk.

"Tapi...pada siapa kita akan mencobanya?" Kali ini Minhyuk melemparkan tatapan pura2 bertanya pada Sungjae dan ayahnya.

"Seo Sangwoo sonsaengnim, kenapa kau harus bertanya saat kau sudah memiliki jawabannya" Sungjae berujar sambil menyeringai lebar.

Seketika Wonho merasa tekuk lehernya dingin, firasat buruk tiba2 singgah begitu saja di pikirannya. Bayangan Hyungwon bahkan sudah berkelebat di kepala Wonho, membuat kedua tangan kekarnya mengepal keras.

"Ah, benar....kita memiliki satu kelinci di sarang kita ini" Minhyuk tersenyum lebar.

"Hyung" Wonho berujar pada Minhyuk, dengan tatapan keberatan.

"Kenapa Lee?" Balas Minhyuk tak perduli.

"Kumohon jangan lakukan itu, hyung"

"Kenapa?"

"Hyung, dia rekan kita. Maksudku...bukankah Hyungwon bagian dari kelompok kita?"

Minhyuk mengukir senyum miring di wajahnya yang justru membuat perasaan Wonho semakin tak tenang. Dia sangat paham maksud dari senyum yang Minhyuk ukir, senyum yang paling sering Wonho dapati tiap Minhyuk mencoba melenyapkan orang2 yang tak ia sukai.

"Dia tak meginginkan itu Lee" Bantah Minhyuk "Bukankah kau sendiri mendengar, bagaimana dia menolak menjadi bagian dari kita" Tambah Minhyuk lagi.

"Hyung..." Suara Wonho tertahan di tenggorokan.

"Lagipula, kita perlu seorang sukarelawan bukan? Karena itu, tak ada salahnya menjadikan Hyungwon sebagai kelinci percobaan kita"

Andai saja Wonho bisa menagis, pastilah dia akan melakukannya saat ini. Sayangnya air mata pria itu sudah membeku sejak lama, bersamaan dengan jantungnya yang juga sudah berhenti berdetak.

"Hyung..." Tak memiliki jalan lain, Wonho mendekat kearah Minhyu lantas bersimpuh di depan pria yang sangat ia hormati itu.

"Kumohon, jangan sakiti Hyungwon" Mengatupkan kedua tangan di dada, Wonho memelas pada Minhyuk.

Ia berharap Minhyuk iba dan mau melepaskan Hyungwon. Wonho mencoba merubah keputusan Minhyuk, kalau2 pria yang lebih tua darinya itu mau berbaik hati mendengar permintaannya.

"Lee, kau tak perlu seperti ini" Tangan Minhyuk coba menarik tubuh kekar Wonho agar berdiri.

Tapi Wonho tahu itu hanya basa basi Minhyuk, bersama dengan vampire Lee itu bertahun2 membuat Wonho mudah membaca maksud Minhyuk meski hanya mendengar nada suaranya saja.

"Lakukan itu padaku hyung" Menatap pasti kearah Minhyuk, Wonho kembali berujar.

"Ne?"

"Coba vaksin itu padaku, tapi kumohon...lepaskan Hyungwon"

"Lee..."

"Jebal hyung"

To Be Continue....

Next Chapter

"Yang mana sosok aslimu sebenarnya?"

....

"Tapi orang2 itu juga memiliki keluarga, orang yang mencintai mereka bagaimanapun mereka. Kau...sudah memisahkan mereka dari kelurga mereka hanya demi obsesimu"

*

Langsa, 10 April 2020
4002 word

*

Wonho balik yeay...🥳 tebar confetti banyak2
Buat monbebe kuy di follow akun igeh sama twitternya
Jangan lupa tulis komentar positif ya, kalo nemu komen negatif langsung report aja gak usah diperpanjang dengan ngebales dengan u ucapan jahat juga

Pokoknya always dukung mx dan wonho dengan segenap hati dan cintah (eaaaa...eaaaa)

Wokeh deh, kak porumtal mau balik ke langit lagi...mau cari wangsit buat next chapter

See you next part readernim semua. Makasih udah mau mampir dan membaca work ini. Juga yang udah sempetin komen dan kasih bintang. Maaf kalo masih ada typo disana sini

Saranghae...😘

🌕porumtal🌕

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro