Tugas Pertama

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Un yoroshiku Mitsuki "

"Ngomong-ngomong lagu apa yang kau dengarkan " ujar Mitsuki penasaran.

"Aku mendengarkan lagu dis one dari zero "

"Kau suka dengan Zero ?? "

"Iya karena lagunya sangat keren-keren apalagi lagu dis one "

"Kalau begitu kita sama, aku bahkan mempunyai mimpi untuk menjadi idol seperti Zero " ujar Mitsuki bersemangat

"Eh... suge na Mitsuki " ujar (Name ) juga ikut bersemangat

"Eh.. kau tidak menertawakanku ? " ujar Mitsuki bingung

"Tidak karena menurutku impianmu itu sangat bagus menjadi idol legendaris seperti Zero bukankan itu sangat keren "

".... " Mitsuki hanya bisa terdiam karena baru kali ini ada orang yang tidak menertawakan impiannya

"Oii.. Mitsuki " ujar (Name) khawatir karena tiba-tiba Mitsuki melamun

"Gomen aku malah melamun " ujar Mitsuki tertawa canggung

"Daijoubu, owh iya kau mau mendengarkan lagu zero bersama ku ?"

Mereka pun membahas tentang Idol Legendaris bernama Zero sembari mendengarkan lagu bersama, tanpa mereka sadari mereka sudah menjadi akrab satu sama lain padahal mereka baru saja berkenalan, dan entah kenapa (Name ) yang biasanya kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, menjadi bisa berkomunikasi dengan baik.

Hingga tanpa mereka sadari waktu istirahat sudah selesai, dosen yang mengajar mata pelajaran selanjutnya memasuki ruang kelas dan menjelaskan tugas pertama mereka.

Mereka mendapat tugas untuk mencari sebuah pos penjagaan (pos satpam ) dan menggambarkan rancangan pada pos penjagaan tersebut seperti denah pondasi, denah ruang, denah rangka atap, potongan bangunan, dan masih banyak lagi , tugas tersebut menjadi tugas besar dikumpulkan ketika ulangan semester akhir pelajaran mata kuliah tersebut bernama Perencanaan Struktur Dan Sistem Bangunan.

Untuk mempermudah membuat tugas tersebut mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok tersebut mendapat satu dosen pembimbing.

Keajaiban sekali menghampiri (Name) karena (Name ) sekelompok dengan Mitsuki meskipun tugas tersebut tugas individu setidaknya ada yang (Name ) kenal ketika bimbingan.

Lalu untuk tugas pelajaran mata kuliah gambar teknik, dosen menjelaskan tentang alat-alat yang wajib dimiliki seperti.

(Penggaris skalatis )

(Pensil warna dan spidol warna)

(Alat bantu menghapus )

(Penghapus pensil)

(drawing pen ukuran 0.1 sampai 0.6 atau 0.7)

(Berbagai macam penggris bentuk )

Dan masih banyak lagi seperti pensil 2h,pensil 2b, sketch book A3.

Setelah beberapa penjelasan dari dosen akhirnya kelas mereka selesai untuk hari itu.

.

.

.

"(Name) kau baik-baik saja ? " ujar Mitsuki menghampiri (Name) yang sepertinya sudah over heated

"Aku.. aku baik-baik saja .... saja ... hahaha... " ujar (Name) yang nampak seperti robot yang rusak.

"Iee... kau tidak baik-baik saja " ujar Mitsuki berwajah datar.

"Tapi aku tidak menyangka kita langsung mendapat tugas sebanyak itu padahal itu baru tugas dua mata pelajaran belum yang lainnya " ujar Mitsuki yang juga nampak shock menghela nafasnya lelah.

"Ah... aku punya ide bagaimana jika kita membeli alat-alat itu bersama ? " ujar Mitsuki bersemangat

"Mitsuki..." ujar (Name) terharu

"Ah... mou ayo kita pulang (Name) sebelum hari semakin gelap "

"Ayo "
.

.

.

Sesampainya di gedung parkir kampus Mitsuki tanpak terkejut karena (Name) ternyata datang ke kampus dengan naik sepeda motor, sebagai seorang laki-laki Mitsuki merasa harga dirinya turun,karena (Name ) memboncengkan Mitsuki sampai di stasiun karena Mitsuki pulang dengan naik transportasi umum kereta.

Mungkin jika digambarkan seperti seorang kakak perempuan yang sedang menghantarkan adik laki-lakinya karena tinggi Mitsuki yang cukup uhuk.. pendek.
.

.

.
Beberapa hari setelah kelas tersebut (Name) dan Mitsuki mendatangi sebuah toko alat tulis untuk membeli alat-alat yang dijelaskan karena hari ini mereka tidak ada kelas sehingga mereka memanfaatkannya untuk membeli peralatan.

"Huh.... akhirnya selesai " ujar (Name ) menggela nafasnya lelah membawa tiga kantung plastik belanjaannya.

"Bagaimana jika kita beristirahat sebentar di bangku itu " ujar Mitsuki menunjuk sebuah bangku di salah satu sudut toko tersebut.(Name) hanya merespon mengangguk sebagai tanda setuju.

Keheningan menghampiri mereka setelah mereka duduk di bangku tersebut,Hembusan angin yang cukup lembut,taman bunga sederhana yang cukup indah membuat mereka menikmati keheningan tersebut.

"Nee... Mitsuki kau pernah bilang kan jika kau ingin menjadi idol seperti Zero" ujar (Name) tiba-tiba memecah keheningan.

"Iya tentu saja "

"Tapi kenapa kau malah melanjutkan pendidikanmu di arsitektur ? "

"Bukankah lebih baik kalau kau mengikuti audisi di suatu agensi siapa tau kau lolos dan menjadi idol "

"Ah... maafkan aku hahaha... lupakan saja pertanyaan ku tadi " ujar (Name) canggung karena tanpa sadar ia mengatakan apa yang ada di pikirannya.

"Tidak apa-apa (Name) tapi aku tidak bisa menjawab pertanyaan mu itu sekarang, mungkin lain kali aku ceritakan" ujar Mitsuki tersenyum.

"Gomen Mitsuki " ujar (Name) merasa bersalah

"Hahaha... sudah ku bilang tidak apa-apa " ujar Mitsuki tersenyum lebar melihat tingkah (Name).
.

.

.

https://www.youtube.com/watch?v=oQyB8gQDdkA

(Jangan lupa ketika membaca sambil dengarkan lagunya biar dapet feel nya)

Hari demi hari berjalan begitu cepat awalnya (Name) masih sanggup untuk mengikuti semua pelajarannya namun lama-lama (Name ) mulai kesulitan mengikutinya karena banyaknya tugas yang harus ia kerjakan dan kurangnya ilmu yang ia pahami.

Setiap hari (Name) terus bergadang karena mengerjakan tugas dan deadline,ia bahkan tidur hanya tiga jam setiap harinya, bagaimana tidak ia harus berangkat ke kampus jam setengah delapan pagi dan pulang setiap jam setengah enam sore lalu sampai rumah ia harus mengerjakan tugas besar dan tugas harian lainnya.

Tugas tersebut memang kelihatannya mudah hanya menggambar namun untuk menyelesaikan gambar tersebut tidak cukup hanya dengan waktu tiga jam karena gambar yang dibuat harus skalatis , rapi, perhitungan ukurannya benar, dan tidak boleh ada bekas coretannya atau kertas nya kotor, terlebih gambar yang dibuat ada beberapa gambar belum lagi (Name) harus membetulkan beberapa gambar yang di revisi oleh dosen pembimbingnya.

Karena sering bergadang kesehatan (Name) mulai menurun ia sering sekali mimisan dan terkadang kesusahan bernafas ketika malam hari bahkan ia juga sering terkena flu karena kurang istirahat, namun itu semua ia rahasiakan dari orang lain termasuk kedua orang tuanya.

(Name) merasa berada di neraka dan mulai ragu apakah ia akan sanggup bertahan sampai lulus padahal ia masih semester awal.

Karena teman-teman (Name) yang lainnya sudah berprogres sampai jauh hanya (Name) yang tertinggal jauh karena sering mendapat revisi .
.

.

.

Kamar (Name)

Jam dinding menunjukkan pukul dua pagi ,(Name) masih menggambar sambil mendengarkan sebuah lagu, (Name ) melihat semua kertas gambar yang penuh dengan coretan tangan, tanpa sadar air mata (Name) mengalir dengan sendirinya dan ia mulai menagis.

"Kenapa... ... kenapa ... hanya aku yang selalu tertinggal " ujar (Name) dalam hati mengusap air matanya yang terus mengalir

"Maafkan aku Tou-san aku lagi-lagi mengecewakanmu "

" bagaimana ini apakah aku bisa menyelesaikannya "

"Aku sudah berusaha semampuku tapi kenapa aku tidak bisa paham sama sekali "

"Sebenarnya dimana letak kesalahanku "

"Apakah aku bisa menyelesaikan ini semua tepat waktu "

"Are kenapa ini... kenapa aku tidak bisa berhenti menagis"

"Hiks... hiks... hiks..."

"Ayo (Name) kau pasti bisa "

Ting~

Tiba Hp (Name) berbunyi sebuah notif pesan masuk, (Name ) segera membuka Hp nya, setelah membuka hp tersebut dan membaca isi pesannya (Name) mulai tersenyum di balik tangisannya.

Izumi Mitsuki
(Name) semangat kau pasti bisa , aku yakin bimbingan besok pasti gambarmu tidak salah lagi , jadi jangan menyerah oke :)

Itulah kira-kira isi pesannya, (Name) pun segera mengusap air matanya, dan bersemangat kembali ia segera kembali ke meja nya dan mulai menggambar.

Tes...tes...tes...

Tiba-tiba darah mengalir dari hidung (Name) dan mengengotori kertas gambarnya.

(Name) segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan darahnya, karena ia tidak ingin orang tuanya tau.

"Huh.... beruntung tidak ada yang tau ... tapi kenapa akhir-akhir ini aku sering mimisan "

Degh~

"Hah.... huh.. sekarang aku huh... kesulihatan .. hosh... bernafas..."

"Huh... pasti semuanya hah... akan baik-baik hah... saja..."

(Name ) pun mulai berjalan dengan sempoyongan menuju ke kamarnya untuk melanjutkan tugasnya karena kesusahan bernafas.

Bersambung.....
See u next chapter......

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro