Act One

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Act one - Nefarious (adj) wicked or criminal

: Adventure :

------ ------

Mengandalkan intuisi dan remang-remang cahaya dari rembulan, Oh Sehun berjalan dengan tergesa-gesa di antara rimbunnya pohon pinus. Sesekali ia menoleh ke belakang, untuk memastikan apakah ada orang yang mengekorinya. Sensasi itu hadir kembali, di mana ia merasakan langkahnya berpacu dengan degup jantungnya sendiri, dan peluh yang terus mengalir di pelipis itu terasa seperti teman sejawat.

Sebenarnya, Sehun tak yakin betul ke arah mana ia berjalan. Remang-remang cahaya rembulan yang menerobos celah dedaunan ternyata tak cukup membantunya menentukan arah. Beruntunglah, ia mulai mengenali daerah yang tengah ia lewati. Sebentar lagi-kalau Sehun tak salah perhitungan-ia mestinya sudah tiba di perkemahan.

Sehun mempercepat rima langkahnya sewaktu sekonyong-konyong, ia dapat melihat bayangan kedua teman seperjalannya yang tengah duduk mengitari api unggun. Mereka harus segera diberi tahu kalau orang-orang itu telah terlihat di pantai. Mungkin, pikirnya, bersembunyi di tempat seperti Pantai Hyeopjae bukanlah pilihan yang tepat. Mereka harusnya segera meninggalkan Pulau Jeju sesaat setelah para bedebah itu terlihat batang hidungnya.

Dari kejauhan, dua kawannya itu terlihat duduk dengan nyaman di depan api unggun. Tentu saja, di malam musim dingin seperti ini, tak ada yang lebih dicari selain penghangat tubuh. Tapi, Sehun punya alternatif lain sebagai sarana penghangat; kembali melarikan diri, sebelum para bedebah itu menemukan mereka-

Terlambat, mereka sudah berada di sana. Tengah berdiri mengelilingi kedua kawannya.

Kalau Sehun bisa, ia ingin mengutuk angin di malam itu, yang membuat tubuhnya semakin berkeringat dingin. Ia berusaha berjalan ke belakang tanpa menimbulkan suara. Setenang mungkin agar tak menarik perhatian. Saat ia berhasil menapakkan satu kakinya ke belakang, saat itu pula ia merasakan sebuah benda logam-dingin menempel di pelipisnya.

Kedua matanya reflek terpejam.

"Lama tak berjumpa," ujar sebuah suara bariton, "Tuan Muda," ia menambahkan, mencibir.

Perlahan, Sehun membuka kedua matanya yang terpejam, menemukan dua temannya berdiri di kejauhan. Salah satunya memandang para bedebah itu dengan lagak menantang, sementara seorang lagi, seorang gadis, memandang ke arahnya dengan aura penuh penyesalan dan rasa bersalah.

Untuk apa?

Gadis itu memalingkan wajahnya. Kemudian, tanpa diduga, ia bergabung dengan para bedebah itu.

"K-kau?" desis Sehun. Dalam sepersekian detik ia lepas kendali dan kalau bukan karena ancaman pria di sebelahnya, ia sudah menghampiri gadis itu, meminta penjelasan padanya.

"A-a-a-a," katanya, "jangan membuatku menarik pelatuk pistolku, paham?" imbuhnya.

"Hyung!" seseorang berteriak di kejauhan. Mengedikkan dagunya ke arah pria di samping Sehun.

"Baiklah, Sehun-sshi, waktunya mengucapkan selamat tinggal pada tempat indah ini, bukan?" ujar pria itu sembari mengikat kedua tangan Sehun.

Sehun memilih untuk bungkam dan menurut ketika pria itu memaksanya untuk mengikuti mereka. Untuk saat ini, ia memang harus mengucapkan selamat tinggal pada tempat itu, pada kedamaian yang sempat menghampirinya. []

------ ------

Hyung : panggilan kepada pria yang lebih tua (kakak atau kolega) dari seorang pria.
-sshi : suffix untuk memanggil orang lain secara formal.

------ ------

Bonus Pict :



Pantai Hyeopjae, Pulau Jeju

Pantai Hyeopjae, lengkap sama pasir putihnya itu cocok buat liburan bareng keluarga, guys. Apalagi kedalaman pantainya itu cuma berkisar di angka 1,2 m. Kita juga bisa nikmatin camping di hutan pinus yang ada di sekeliling pantai.
Pantai Hyeopjae juga terkenal sama masakan kerangnya yang lezat dan kecenya lagi, gampang banget ditemuin di restoran seafood yang bejubel di sana.
/ekhem. ngomongnya seenak jidat. berasa nggak perlu ngeluarin duit/

------ ------

Senin, 27 Februari 2017

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro