[treizième]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

[ ava speaking ]

Aku tidak tahu kenapa aku merasa sedih dan senang di saat yang bersamaan. Tapi yang jelas, aku merasa begitu di malam prom ini.

Angkatanku sudah lulus. Meski bukan lulusan terbaik, tapi aku dan Sim termasuk yang beruntung bisa mendapatkan kursi di universitas lewat jalur undangan--aku di akuntansi UGM, sementara Sim di HI UGM.

Kami akhirnya sungguhan pergi ke universitas yang sama.

Sim terlihat bercanda dengan teman-teman sekelasnya. Aku dan Nina berdiri di dekat stan makanan.

"Coba deh lo bilang ke Sim tentang perasaan lo," usulnya. "Sebelum kalian berdua berpisah."

"Na, kami kan satu kampus besok."

"Oh iya." Nina, yang belum dapat universitas, mendengus. "Nyebelin lo."

"Justru mungkin gue yang bakal jarang ketemu sama lo habis ini." Aku merangkulnya. "Jangan kangen, ya."

"Idih, ngapain gue kangen sama elo?"

Aku tertawa. Dari sudut mataku, kulihat Sim dan Ardo, pacar Nina, menghampiri kami.

"Duluan ya Va!" Nina melenggang mendekati Ardo, dan mereka pergi.

Sim berhenti di sebelahku. "Tinggal berdua nih. Lo mau ke mana?"

Sebelum aku bisa bertanya, seseorang mendekat dan memberikan sebatang mawar putih padaku. Dulu memang ada yang menjual bunga mawar untuk mencari dana--secret admirer atau semacamnya. Aku tidak menduga aku dapat satu.

"Cie, dari siapa tuh?" Sim tertawa.

Aku buru-buru membukanya. Tulisan di sana membuatku tercekat.

You are special to me.
-simothy


"Lo ngapain ngirim beginian?" tanyaku sembari menoleh ke arah Sim.

Dia tidak menjawab, melainkan menyeretku jauh dari keramaian. Jantungku berdegup begitu kencang.

Duh, Sim mau bilang apa?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro