32: Aku dan Kesendirian

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sejuta kata terbendung.
Tak sepatah katapun yang keluar dari bibir.

Ketika aku tengah berpelukan dengan kesendirian,
Aku tidak tau harus apa lagi...

Aku lelah akan kesendirian.
Kala itu memancing hati untuk terus meneteskan air mata.
Kala hati minta dimengerti walau tau tak akan ada yang mengerti.

Lelah akan keegoisan diri ini.
Namun lelah terus tersenyum pada orang lain dan memaksa terus berada di permukaan.

"Ada aku di sini."

Lantas nyata bahwa hal itu tak mudah aku cerna.
Aku tau seseorang membutuhkanku karena sesuatu alasan...
Tiada hari aku tanpa berpikir apakah semuanya sudah tak peduli lagi denganku?

Lantas saat aku mencoba menghilang dari kerumunan,
Mereka nyaman tanpaku...

Ya, aku tau.
Beberapa dari kalian mencari ku.
Namun tidak dengan "semuanya."

jika aku keluar dari kerumunan--
Bahkan dari sebuah "grup."
Lantas, apakah kau merasa ada yang kurang?
Tidak kan?

Nyatanya kerumunan itu akan lebih sangat sempurna tanpaku.

Aku yang hanya bisa menatap iri...
Yang terus bisa memeluk kesendirian.
Ketika aku mencoba meminta seseorang untuk mengerti dengan jutaan rangkaian tak langsung.
Tidak ada yang mengerti.

Rasanya aku ingin pasrah akan kesendirian.
Bahkan saat tak ada lagi yang bisa aku percayai.
Aku ingin terus mengubur tubuh ini dalam kesepian...

Kala hati berkata lama kelamaan kau akan betah...
Menangis tiap malam pun percuma.
Karena tidak akan ada yang tau dan yang mau tau.

Ketika ke egoisanmu menyatu dengan keegoisanku.
Hanya menimbulkan kesalahpahaman yang tidak akan berakhir...
Walaupun begitu...

Aku ingin, berhenti memikirkan orang lain...

Aku kesepian.
Aku benci hidupku.
Aku benci keluargaku.
Aku benci semuanya...

Aku sudah tak punya apapun...
Yang menurutku, bisa memelukku dengan hangat...

Egois, tetap egois.

Akan terus begini selamanya.

©Katarina_294

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro