Dare [Eden]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Gue dapet dare?" Zuya terkejut, tanpa sengaja menonjok muka Eden yang kinclong dan bersih. Halah!

"Astaga, Eden! Lo manusia kutub bisa ga, ga ngagetin sekali aja. Gue kaget!" bentak Zuya dengan sabar-- tidak.

"Cepetan, dare gue mana? Gue gaada waktu," jawabnya datar dan dingin, aduh berasa benaran di kutub utara eneng, bang.

"Sabar, sabar. Ngadepin orang kayak gini sabar, sabar Zuya sabar ... orang sabar disayang Tuhan. Sabar sabar, ARGH! PENGEN GW TONJOK!" Kalian tahu itu apa? Ya batin Zuya yang menjerit.

Di saat itu juga Eden mendapat tatto merah di wajahnya.

Untung Zuya orang sabar, kalau enggak udah hancur tuh muka.

Kita dapat dare, UwU dari HikawaHinaChanDaisuk

"Ganti." seketika ada aura gelap di ruangan Zuya.

"Anjay, tertekuk banget itu wajah." Zuya mengambil lampu untuk mengusir kegelapan di hidup Eden yang suram.

"Kagak bisa coeg, mau gue potong gaji?" ancam Zuya pake pisau mainan.

Iya mainan.

"Okay, okay, just shut up ur mouth," ucap Eden. Sok english, najis.

Meanwhile

Saat ini, kouga dan teman temannya sedang ngumpul bareng dengan hastag:
#liburangaisu

Udah melokal gitu ceritanya.

"Anjay, keren banget gue. Udah punya 200 pengikut, lu punya berapa, Ga?" tanya Souma sambil memamerkan pengikut instagaremnya yang sebenarnya itu dia ngemis-ngemis di kolom komentar minta di ikuti balik.

Kouga menampilkan senyum pepsodinnya, "Heh, liat gue udah ada 1000 pengikut. Malu, Dek! Gue lebih terkenal daripada lu!"

"Idih songongnya," ucap Yuna sambil menatap najis manusia kuda itu.

"Lo iri kan, Yun? Ga punya pengikut sebesar gue makanya bilang gitu. Udah, ngaku aja, pesona gue emang ga bisa dibandingkan lagi," ujar Kouga sambil memberikan kedipan maut. Yuna merinding.

Di kejauhan terlihat Eden menghampiri mereka, sebenarnya ga jauh cuma mau dramatis aja.

"Ooh! Eden-kun, ada apa? Ayo sini kumpul bareng," ucap Ryuho dengan muka polosnya.

"Maafkan aku teman teman, aku harus melakukan ini." Semua temannya tentu bingung dengan apa yang diucapkan Eden ini.

Datang-datang udah kayak mau ngasih wasiat terakhir aja. Kan bingung atuh.

"Eh, lakukan apa?" tanya Yuna dengan gaya-gaya detektif.

"Ini." Seketika Eden mengeluarkan jurusnya yang membuat teman temannya melayang di udara.

Zuzurly, gue lupa jurusnya. Pokoknya gitu dah, kalian bisa bayangin sendiri.

"EDEN! SEMPAT RAMBUTKU YANG SHIMING, SHIMERING, AMAZING, GLOWING, SPARKLE-SPARKLE INI HANCUR KUCEKEK YA!" teriak Yuna yang tentunya pasti gak bakal di peduliin sama Eden.

Semua temennya teriak tuh, bahkan Ryuho yang kalem pun teriak manggil emaknya. Haruto yang tadinya pengen nyantuy bareng teman-temannya dan mba gebetan malah harus menerima serangan yang gaada angin gaada hujan.

Ok, lanjut.

"Ok, beban keluarga sudah disingkirkan, apa lagi? Pallasit? Bukannya mereka udah kulempar?" monolog Eden sambil mencentang list di bukunya.

Iya.

Dilempar.

Ke alam sana.

"Mentang-mentang gw udah mati," batin Pallasit yang ada di alam sana sambil memaki Eden. Eden mengeluarkan kertas dare tadi, kemudian melihat dare terakhirnya untuk hari ini.

"Ini pasti akan berat," batin Eden dengan muka-muka yang tidak tega. Kalo tidak dikasih--diancam--, pasti Eden ogah-ogahan buat menjalankan dare ini tapi, di sisi lain Eden juga gak tega untuk melempar Aria, karena kan Aria itu doi-nya.

Sampainya dia di kamar Aria, dia mengetuk pintu kamar Aria yang berlapis emas, orang kaya sih. Setelah mengetuk, terdengar sahutan dengan suara yang terdengar familiar, Aria. Aria membuka pintu kamarnya, terlihat Eden berdiri di depan pintunya.

Awalnya udah berbunga-bunga hati si eneng melihat pujaan hatinya yang datang, tapi karena melihat Eden dengan ekspresi anehnya, Aria pun bertanya, "loh, Eden kenapa?"

Eden menggenggam tangan Aria dan menatapnya dengan erat. Aria yang tangannya dipegang itu menjadi salah tingkah. Wajah Aria sudah dihiasi dengan semburat warna merah.

"Aduh pakai adat apa ya ini."

"E-eden? Ada apa?" Duh, Aria malu. Siapa sih yang gak mau tangannya dipegang sama doi? Zuya aja gak mau. Eden menghela napas, berusaha menetralkan jantungnya yang sedang doki-doki saat ini begitu juga dengan Aria.

"Aria, aku mau melemparmu." Aria membeku sebentar. Background di sekitar Aria yang tadinya berbunga-bunga malah menjadi background biru dalam sekejap detik. Dia bingung, mau dilempar kemana coba?

"Aku mau melemparmu ke hatiku supaya kau tetap ada bersamaku."

Di saat itu, ditemukan Aria yang pingsan dengan wajah yang dihiasi blushing yang amat tebal.

- In your mind, 20 March 2023.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro