Dare [Kouga]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Menghapus cinta yang telah kau lukis di kanvas hatiku ...." Kouga memetik senar gitarnya, mulutnya terbuka mengeluarkan suara khasnya yang jelek.

Untung aja tidak ada lalat yang nyasar ke mulut Kouga dan silaturahmi dengan giginya.

"Tapi tintanya permanen, sial," lanjut Kouga.

"Aduh ada anak indie nyasar nyanyi lagu galau." Itu Souma, dia memang suka menganggu Kouga yang sering galau gara-gara cintanya ditolak Yuna melulu.

Cinta ditolak itu ga enak.

Kouga tersenyum, ia melirik langit yang berwarna biru dengan burung-burung yang berterbangan mencari makan.

Burung apa tuh man?

"Terkadang, semesta perlu tau jika aku dan dia adalah dua insan yang ditakdirkan untuk bersama," monolog Kouga, Souma menutup mulutnya dengan telapak tangannya yang sebelah kiri. "Oemji! Kouga udah besar."

"Jadi gue dari dulu bayi gitu?" tanya Kouga tak terima.

"Bukan sih, cuma tiba-tiba sikap lu jadi dewasa sih. Gue jadi takut, manatau lu tiba-tiba kerasukan jin."

Halah, hari gini masih percaya setan.

"Aelah, penakut lu singa," ledek Kouga. "Biarin kuda."

"Ngomong-ngomong ...."

"Itu lu dah ngomong."

"Gak gitu konsepnya Markonah," jawab Souma berusaha sabar menghadapi kuda di depannya.

"Yaudin lanjutin," ucap Kouga. "Udin saha lagi?" tanya Souma.

"Ada, tukang sate gang sebelah," jawab Kouga enteng, Souma memegang dagunya. "Emang di tempat kita ada jualan sate?"

"Ada tuh, namanya Pak Samsudin."

"Tapi katanya Udin, kok jadi Pak Samsudin?" tanya Souma heran.

"Kan yang jual ada dua orang."

"Oh gitu." Keheningan tiba-tiba melanda, tidak ada yang mau angkat bicara. Semuanya terdiam dalam larutan topik yang berada di pikiran masing-masing. Kouga menepuk lengannya yang kekar, nyamuk mulai menggigiti kulitnya yang eksotis.

Wah, eksotis.

"Dah hampir malam bro, lu mau jadi sarang makanan nyamuk? Eh gapapa ding, biar lu penyakitan trus si Yuna buat gue aja," kata Souma. Kouga melempar gitarnya, Souma menghindar.

Kasihan gitarnya.

"Eh lu jangan macam-macam, gue bilangin Sonia nanti," ancam Kouga, Souma menggeleng. "Jangan bro, please."

"Gamau!" tolak Kouga. "Gimana kalau gue traktir Soto Mang Oleh nanti? Sebagai gantinya, lu gausah bilang sama Sonia," tawar Souma.

Kouga tampak menimang-nimang tawaran tersebut. "Gamau bro, gue gamau disuap tapi karena lu maksa sih gapapa, gue gak bakal bilang kok."

Bukannya itu sama aja?

"Oke, deal." Mereka berdua berjabat tangan.

"Hai, sayangku." Zuya datang tiba-tiba sambil memegang kertas.

"Sapa lo?" tanya Kouga dan Souma sarkas, Zuya tersenyum kecut. "Kalian jahat! Dedek dilupain, hiks!" ucap Zuya sok sedih.

"Gue gak kenal sama makhluk aneh tukang kasih dare kaya lu," ucap Kouga. "Sama bro, gue juga gak kenal," timpal Souma.

Wah, ngajak gelud nih orang.

"Oalah, sial."

"Jahat kalian sama Zuya 'ya?" Seorang gadis cantik, manis, putih dan tinggi datang dari arah mereka.

"Siapa tuh? Cantik pula," monolog Kouga. Zuya menendang Kouga dengan kakinya yang memakai sendal sewalow. "Ingat Yuna, goblok!" ucap Zuya berusaha menyadarkan Kouga.

"Oiya! Astaga, aku berdosa banget."

"Kouga ngaku berdosa, gais. Momen langka ini," ejek Souma sambil tersenyum, Souma memalingkan wajahnya dari Kouga. "Lu siapa?"

"Oh gue, kenalin nama gue adalah (Name), ciwi cangtip gang sebelah sekaligus bantuin anak pemalas ini menghadapi dare. Siapa lagi kalau bukan Zuya," ucap (Name) memperkenalkan diri sambil mengejek Zuya.

Cie, yang masuk cerita.

"Heh! Mulut siapa tuh?" ucap Zuya tidak terima.

(Name) tertawa lebar. "Tapi fakta 'kan?" Zuya kicep.

"Yaudah, nih Kou. Dare lo, jalanin yak. Gue mau pergi." Zuya memberikan kertas itu kepada Kouga dan pergi melenggang begitu saja.

"Yah, orangnya ngambek," ujar (Name).

Dare lagi dari: Salsabila2612


"Wat de nani, bunuh emak sendiri dosa gak sih?" tanya Kouga.

"Gak, kok. Kalau misal lu durhaka sih gapapa," jawab (Name).

"Iya, bener tuh kata (Name). Kalau lu durhaka dan bunuh emak lu, sih gapapa," timpal Souma membenarkan.

Memang kalian kaum-kaum sesat.

"Oke, yaudahlah. Gue mau pergi ke rumah Mak gue ya, daripada gue bunuh satu sanctuary, yang ada bebep gue ikut ke-kill." Setelah mengucapkan kalimat itu, Kouga pun pergi ke rumah Saori.

Di sana, ada Saori yang lagi nonton gosip. "Hadeuh, malam-malam gini emang enak nonton gosip."

Kouga melirik ke arah Saori, tidak ada siapa-siapa selain dia di sana. Ini kesempatan yang bagus, tidak ada Seiya yang menjaga Saori.

Berarti, Kouga benar-benar durhaka ya, bun.

Kouga mengeluarkan pedang tenchihometsuzan yang diketahui ia pinjam dari Hyperion.

Kouga bahkan tak tahu jika Hyperion sudah mengamuk-ngamuk di tempat lain gara-gara pedangnya hilang.

"Maafkan aku emak, tapi ini demi tantangan." Kouga mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan menghunuskannya ke arah Saori.

Alhasil, Saori pun is dead.

Bersamaan saat Kouga membunuh Saori, di sana ada Seiya yang melihatnya dengan mata kepala sendiri.

Kepala, pundak, lutut-kaki, lutut-kaki.

"Sialan lu, Kou. Durhaka betul sama Emak lu sampe bunuh dia. Gue kill balik lu ya," ancam Seiya yang sudah mengeluarkan aura hitam di belakangnya.

Kouga hanya tersenyum, tersenyum miris.

Mari kita doakan kuda jadi-jadian ini supaya selamat.

Eh gausah ding, gausah didoain.

- In your mind, 20 April 2024.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro