Bab 29

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

[Cerita ini dilindungi undang-undang akhirat. Jika melakukan plagiat, akan dicatat oleh malaikat]

Kenyamanan hadir tidak dengan sendirinya

Kenyamanan datang karena kebiasaan bukan paksaan

Kenyamanan dapat membawa kepercayaan

Kepercayaan menjadi modal awal sebuah hubungan

Fabian dan Kara resmi menjalin hubungan, saling berkomitmen menjaga hati dan perasaan. Janji Fabian Cuma satu, yaitu akan selalu menjadi semesta yang akan selalu hadir dalam suka dukanya kehidupan Kara. Fabian meyakinkan Kara bahwa tidak akan ada meteor kesedihan yang akan menembus perasaan Kara. Pun sebaliknya, Kara meyakinkan Fabian bahwa dia akan menjadi dokter atas luka yang selama ini Fabian derita. Luka atas masalalu yang belum sembuh seutuhnya. Fabian menjadi satu-satunya pasien yang akan diprioritaskan dengan pelayanan kelas utama. Resep yang diberikan Kara adalah kesetiaan dan kenyamanan, obat paling manjur untuk segala luka lara perasaan.

Pagi ini terlihat lebih indah, kicauan burung yang terdengar lebih merdu dari hari lalu, sepertinya semesta ikut mengilhami hubungan Fabian dan Kara. Hari ini Fabian mengajak Kara untuk kencan pertama setelah resmi berpacaran. Fabian menjemput Kara kerumahnya, kali ini Fabian datang mengunakan mobil pribadinya. Fabian menunggu di depan teras rumah Kara.

"Selamat pagi calon ibu negara?" ucap Fabian sambil mengayunkan tangannya tanda menyambut,

"Pagi ... tumben pakai mobil?" tanya Kara.

"Aku pake mobil bukan tanpa alasan," jawab Fabian.

"Alasannya?" tanya Kara.

"Ya ... supaya kamu selalu ada di samping aku dan bareng-bareng menuju ke istana negara kita," gombal Fabian.

"Kak Iannn ihh," ucap Kara dengan sedikit malu-malu.

"Eh eh, kok kak Ian? Kan aku calon prsiden di negara kita, jadi panggil aja Pak Presiden," jawab Fabian.

"Siap, Pak Presiden," jawab Kara dengan posisi hormat,

"Apakah ibu Kara Safabian sudah siap berbahagia hari ini?" tanya Fabian.

"Selalu siap dan terus siap," jawab Kara.

Kemudian Fabian membukakan Pintu mobil untuk Kara.

Agenda hari ini Fabian dan Kara akan jalan-jalan ke Braga. Sekedar jalan menghabiskan waktu dengan pemandangan Kota Bandung. Sepanajang perjalanan mereka saling bermesraan, kadang-kadang Kara menyenderkan kepalanya di bahu Fabian, sesekali Fabian mengusap mesra kepala Kara. Di jalan menuju Braga mereka terjebak macet yang lumayan lama.

"Kak jalannya macet nih," ucap Kara.

"Sengaja," jawab Fabian.

"Sengaja?" tanya Kara.

"Iya sengaja, biar bisa lama-lama sama kamu," ucap Fabian dengan menatap Kara.

***

Kara sampai ketiduran di bahu Fabian karena terlalu lama terkena macet di jalan. Bandung memang macet jika akhir pekan. Orang-orang luar kota sering menghabiskan waktu di Bandung untuk sekedar liburan sehabis mencari cuan selama beberapa hari di awal pekan. Bandung dipilih karena memiliki daya Tarik tersendiri bagi mereka, mulai dari wisatanya sampai cuacanya yang sejuk. Fabian memilih memarkirkan kendaraannya dan berjalan kaki, karena menurut sebagian orang, berjalan kaki dengan pasangan terlihat lebih romantis. Fabian membangunkan Kara yang sedang tertidur di bahunya.

"Ibu Kara Safabian, kita sudah sampai di tujuan, silahkan bangun," ucap Fabian dengan lembut.

"Gumau ah, lebih nyaman disini, dibahu kamu," celetuk Kara dengan mata yang masih terpejam.

"Ya udah kalau gitu kita disini terus ya sampai kamu bosan di bahu aku," jawab Fabian

"Berarti kita akan disini terus dong, soalnya aku tidak akan pernah bosan," ucap Kara sambil mengengam erat lengan Fabian.

"Calon Ibu negara, kita harus keluar dan bertemu dengan rakyat, supaya mereka tau kalau sekarang kita sudah bahagia," jawab Fabian.

Kemudian mereka keluar dari mobil dan beranjak ke jalan Braga sambil bergandengan tangan bak pangeran dengan ratunya. Berjalan menikmati setiap sisi keindahan jalan Braga. Karena cuaca yang sedang terik mereka menepi untuk rehat sejenak. Fabian membeli es krim coklat kesukaan Kara.

"Nih es krim coklat kesukaan kamu," ucap Fabian sambil memberikan eskrim kepada Kara.

"Kok cuma satu? Buat kamu mana?" tanya Kara.

"Aku gasuka coklat, kan aku sukanya cuma kamu," jawab Fabian.

"Ha ha." Kara tertawa malu.

"Lagian aku juga lagi hemat, uangnya mau aku tabung untuk mengundang dangdut di pesta pernikahan kita nanti," jawab Fabian.

"Kak Iannn," ucap manja Kara sambil memukul Fabian.

"Kar, kamu tau engga kenapa hari ini Braga ramai banget?" tanya Fabian.

"Tau, soalnya hari ini libur, jadi ramai," jawab Kara.

"Idih sok tau, bukan itu jawabanya," Fabian mengelak.

"Terus kenapa dong?" Kara kembali bertanya.

"Braga ramai karena mereka mau ikut menyaksikan kencan pertama kita, biar bisa ketularan bahagia katanya," jawab Fabian sambil tertawa.

"Ihh apaan sih? Ha ha," cetus Kara sambil tertawa.

***

Semakin hari hubungan mereka semakin erat, hampir setiap hari mereka bertemu untuk sekedar cerita tentang keluh kesah kehidupan sehari-hari. Fabian selalu hadir disetiap kondisi yang sedang dialami Kara. Kondisi keluaraga Kara yang saat ini sedang tidak baik-baik saja membuatnya dirundung kesedihan. Kara sebelumnya tidak pernah menunjukan kesedihannya didepan orang lain, tapi dihadapan Fabian semua itu luluh, Fabian menjadi tempat ternyaman sekaligus teraman untuk Kara bercerita tentang keluh kesah kehidupan keluarganya. Kara tidak pernah menangis dihadapan orang lain. Fabian menjadi satu-satunya orang lain yang bahkan bukan bagian dari keluarganya yang menjadi tempat menangis bagi Kara, dia bercerita semua tentang masalah yang sedang dihadapinya. Sayangnya, Fabian tidak mau memberitahu permasalahan apa yang sedang Kara alami di keluarganya, itu ranah privacy Kara, katanya. Tentu aku memaklumi tanpa perlu memaksanya, namun intinya Kara sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Fabian mampu membuat Kara tenang, meyakinkan bahwa semuanya akan aman jika Kara terus bersama Fabian, sebab itulah Kara candu ingin terus bersama Fabian.

Kondisi hati Fabian yang masih ragu, walau untuk saat ini dalam hati Fabian sudah ada Kara, tapi belum penuh seutuhnya. Masa lalunya masih menyelimuti kehidupan Fabian. Dalam separuh relung hati terdalam Fabian masih terdapat Agisa Arafadyah. Hubungan yang belum tuntas dan terkesan mengantung tanpa kepastian. Belum ada kata usai dari hubungan mereka, hanya saja kondisi yang membuat mereka menjauh satu sama lain. Fabian masih mengharapkan Gisa, dan sebaliknya, mungkin saja Gisa juga masih mengharapkan Fabian. Dalam hubungan mereka, Gisa pernah meminta satu permintaan kepada Fabian. Gisa meminta hubungannya dengan Fabian tidak boleh putus, dan saat itu Fabian mengiyakan dengan penuh tekad dan akan menjaga hubungan mereka agar selalu baik-baik saja. Hal itulah yang membuat Fabian sampai sekarang belum bisa memastikan hatinya secara utuh, serta berbagai pertanyaan masih menggantung diantara hubungan mereka yang menuntut jawaban berupa penjelasan.

Namun untuk saat ini Fabian sedang menikmati atas keberhasilannya mendapatkan hati Kara Lestari. Tak mau menyakiti sekali lagi pada orang berbeda, Fabian mencoba melupakan masa lalu yang masih sering hadir dengan sendirinya, tidak mudah memang, namun harus Fabian lakukan. Karena saat ini sudah ada penganti yang bisa lebih mengerti situasi dan kondisi Fabian. Dia adalah Kara Lestari, pujaan hati yang sudah berhasil Fabian dapatkan. Pun Kara bisa memaklumi tentang hati Fabian yang belum bisa melupakan dan akan bertekad menyembuhkan. Fabian pun bersyukur atas dipersatukannya dengan Kara lestari yang akan mengisi hari-harinya mulai dari sekarang hingga masa depan.

Terimakasih atas segala kenangan

Kenangan yang mengantarkan kepada masa depan

Mengajarkan untuk selalu bertahan dengan keadaan

Atas pilihan hati yang harus dipastikan

Untuk melupakan yang lalu

Dan memulai lagi dengan yang baru

Membangun kembali tahta perasaan

Menerima kondisi hati yang baru direkonstruksi

Belum sembuh seutuhnya tapi perlu dicoba sambil perlaham diperbaiki

Karena tengelam dalam kenangan adalah jebakan

Terimakasih Kara lestari yang telah memberikan secercah harapan

Serta mampu menyembuhkan luka

Atas sakitnya masa lalu yang sulit untuk dilupa

Teruntuk masa lalu,

Darimu, aku belajar untuk melepaskan tangan

Yang sejatinya bukan untuk kugenggam.

Patah hati telah memberikan pembelajaran paling berarti dalam hidup

Menjadikan kita sebagai pribadi manusia yang lebih kuat

Bila merelakan dan mengikhlaskan adalah satu-satunya pilihan

Maka itu akan aku lakukan.

Karena hidup itu ke depan bukan ke belakang

Masa lalu cukup dikenang, tidak untuk tempat berpulang

****
To be continued

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro