09 •

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

OVERDUIT (4)
Joochan, Markeu, Mina, You

Joochan
Kalian balik gak?

Markeu
Kampung gue jauh :(

Me
Salah sendiri lahir di Kanada

Markeu
BUKAN KEMAUAN GUE
Tapi mayan, di KK keren tempat lahir gue

Mina
Balik, Chan
Sepupu gue mau nikah

Joochan
Gue niatannya mau ngajak kalian makan habis UTS tapi didesak balik 😭

Mina
Ya udah balik aja gih

Me
Balikkkkkkk
Lo kemarin liburan semesteran
baru balik 2 minggu

Markeu
Gue ikut Chan😭
Gak enak sendirian di kost
Kost gue sepi, pada sibuk pkl sama koas
Tau sendiri kan :(
Kos gue isinya anak kedokteran

Joochan
Iya, iya. Gue ajak lo kalem

Mina
Stella, lo balik gak?

Joochan
Balik La, kemarin baru sembuh mending istirahat di rumah habis UTS

Mina
Takutnya pingsan di kost terus gak ada yang tau😭 Makanya mending balik, sama Kevin

Me
Gue balik kok :(((
Kevin mah mau ke Kanada, grandpa nya sakit
Jadi gue balik sama Younghoon

Mina
Syukurlah

Markeu
IRI GUE PENGIN PULANG KAMPUNG
Gue numpang di kopernya Kevin bisa gak?

Joochan
Ngaco lo, Mark
Malah kena sambit petugas bandara

Mark

Percakapan barusan diakhiri dengan meme lucu Mark yang sangat ingin balik ke kampung kelahirannya. Sangat disayangkan karena Mark mahasiswa yang aktif dan sibuk —tidak seperti Kevin yang masih ada waktu senggang.

"Gemes banget sama kucingnya." Stella menahan senyumnya saat melihat meme tersebut. Jadi ingin memelihara kucing tapi sayangnya dia gak punya uang kalau buat beli makanan si Mpus, auto habis yang ada saldo di rekeningnya.

"Masih gemesan gue," celetuk Hyunjae yang sudah ada di sana dan berjalan bersebelahan dengan Stella yang masih memperhatikan ponsel pada awalnya. Percayalah, dia berlari dari gedung C lantai 3 ke gedung A lantai 1 hanya untuk menemui gadis itu.

Stella sedikit terkejut dengan kedatangan Hyunjae yang suka tiba-tiba muncul. "Mana ada. Lo malah pengin gue gebug tuh muka," timpal Stella dengan tatapan sinisnya.

"Temenin gue makan yuk?" ajak Hyunjae.

Gadis itu menolak. Ia enggelengkan kepala sebagai tanda penolakan. "Maaf, tapi gue mau ke suatu tempat. Next time aja. Gue lagi terdesak soalnya."

"Gue anter."

"Gak usah."

"Anter."

"Gak usah."

"Anter."

"GAK USAH!"

Udahlah, Stella bodo amat ngegas di depan Hyunjae sampai jadi perhatian anak-anak dan dosen yang lewat. Agak malu sih. Demi Tuhan, keras kepala banget si pacar tak diharapkannya ini. Padahal dia pergi ini sifatnya rahasia, mana bisa diketahui sama orang lain.

"Diem, mending lo tanggepin aja fans fanatik lo," kata Stella langsung lari tanpa berpikir panjang lagi. Satu-satunya jalan untuk kabur biar yang namanya Hyunjae ini gak ikutin dia kek anak ayam nyasar.

Setelah menjadi atlet lari dadakan sampai sosoknya hilang tidak diketahui oleh Hyunjae, Stella langsung pesen gojek, bayar dimuka dan berangkat menuju ke tempat yang dia tuju yang tidak boleh diketahui oleh orang lain sekalipun orang tuanya. Rumah sakit.

Stella bukan kembali demam, tapi dia cuman penasaran aja. Beberapa hari belakangan dia ini sering mimisan, siapa tau ada gangguan di tubuhnya yang bikin dia kek gini. Makanya, dia jadi gak bisa part time karena selalu hampir pingsan setiap waktu termasuk setelah dia dibully para penggemar pacarnya itu.

Dua puluh menit dia nyampe, karena dia berada di rumah sakit dekat pusat kota dan bukan di rumah sakit kampusnya.

Langkahnya bergegas menuju ke laboratorium untuk mengetahui hasil lab yang dia tunggu selama dua hari ini. Ada rasa cemas, ada rasa khawatir, ada rasa bingung yang tak bisa dia ungkapkan melalui kata-kata saja.

Dia langsung meminta pada petugas dan mendapatkan amplop besar yang dia tunggu-tunggu. Helaan napas dia hembuskan sebelum membuka dan mengetaui isi di dalamnya. "Tenang, La. Pasti oke aja kok. Gak perlu mikir yang aneh-aneh. Inget, ada Devan yang lebih butuh lo daripada diri lo sendiri." Akhirnya dia memantapkan diri.

Saat isi amplop tersebut dia ambil dan dia baca, dia hanya tersenyum. Iya, tersenyum. Entah apa yang dimaksud dalam senyuman itu, hanya Stella dan Tuhan saja yang tau.

"Oke, ternyata gitu aja."

Beberapa saat dia kembali memasukan isi hasil lab tersebut ke wadahnya dan berjalan keluar rumah sakit. Baru saja di dekat pintu utama, Stella melihat sosok Hyunjae sudah di parkiran dengan salah seorang wanita tua?

"Masa gue suudzon dia ngikutin gue. Tapi, kayaknya itu tante atau ibunya sih. Eh, tapi terlalu cakep buat anaknya yang mukanya tengil," Kan Stella gak bisa berhenti julidin Hyunjae. Baru dia keknya yang doyan banget julidin seorang manusia sempurna bernama Hyunjae itu. Gak heran, Hyunjae aja salut.

"Duh, anjir ini gue baliknya gimana. Gak bawa jaket lagi tadi di kampus," gumamnya kebingungan. "Mlipir cari jalan keluar lain ada kali ya? Males ketemu sama Hyunjae terus."

Karena udah merasa Hyunjae berjalan ke arah pintu, Stella langsung jalan cepat ke arah lain dan tanya ke beberapa orang mengenai jalan keluar lain di rumah sakit tersebut. Untung saja memang ada jalan lain yang mengharuskannya berputar lebih jauh namun itu juga salah satu jalan terdekat. Setelah mengucapkan terima kasih, Stella mengikuti petunjuk orang yang dia tanyai sebelumnya.

Begitu berada di pintu keluar, ponselnya berdering. Ada satu pesan dari Devan yang disertai sebuah foto, caption dalam foto tersebut membuatnya terharu.

Devan
*Send picture*
Kakak! Hari ini aku berobat lagi
Kata dokter, kondisiku bisa pulih segera
Walau seumur hidup, akhirnya aku gak akan selalu lemas lagi hehehehehehehehe

Senang mendengarnya, Stella tau Devan akan bisa menjadi mood maker untuknya. Devan yang sakit sejak kecil, pasti sudah sangat lelah menjalani perawatan dan tidak mencicipi masa remaja awal yang begitu indah. Devan memiliki riwayat penyakit Thalasemia Mayor dimana sejak bayi sudah mendapatkan suply darah secara rutin.

Pernah saat Devan menginjak 11 tahun, lalu Thalasemianya bertambah parah karena tak melakukan transfusi darah dalam jangka panjang. Itu hari-hari yang menegangkan saat Devan benar-benar lemas tak bisa melakukan apapun.

Di keluarga mereka, ini juga pertama kalinya ada yang menderita Thalasemia. Kedua orangtua mereka tak memiliki riwayat penyakit serius, padahal penyakit yang diderita Devan adalah penyakit genetika.

Stella membalas pesan Devan.

Me
Jangan sering begadang ya ^^
Fokus dulu ke kesehatan kamu

Lalu, Stella kembali berjalan. Dia menunggu di halte untuk naik angkutan umum seperti busway jurusan ke daerah kampusnya. Sebenarnya angkutan jurusannya agak jarang sih, dan halte busway letaknya agak jauh dari rumah sakit. Tapi, dia punya prinsip hemat—kecuali pas berangkat tadi.

Saat setelah tepat masuk busway, dia duduk di bagian belakang, dimana tempat itu khusus untuk perempuan. Busway daerahnya cukup nyaman dan aman.

Seperti halnya menggunakan gojek, waktu yang ditempuh dari rumah sakit ke halte terdekat kampus hanya memakan waktu 20 menit lebih sedikit saja. Dia langsung turun dan berjalan kaki pulang ke kostannya sambil menahan lapar yang sudah mulai terasa. Tahan, dia masih ada roti dan selai di kost.

"Si Younghoon kemana anjrit, biasanya nongol dadakan gitu." Ia memperhatikan sekitaran, tidak ada tanda-tanda Younghoon yang biasanya iseng padanya.

Gerbang kost terbuka langsung menjadi kesempatan baginya untuk masuk. Sekarang, dia masuk ke kamarnya dan merebahkan diri di atas ranjangnya. Dia ambil hasil lab tadi dan membacanya sekali lagi dengan wajah tersenyum. "Ya sudahlah, mau bagaimana lagi? Udah terjadi."

Lalu, posisinya berubah menjadi duduk di tepi. "Gak! Gak boleh aku manja atau rengek. Mama sama Papa harus dan cuman boleh fokus ke Devan. Urusin aku cuman jadi urusan yang kesekian. Stella itu mendiri dan gak boleh cengeng, jelek nanti diejek Younghoon si kampret lagi." Stella menampar pipinya beberapa kali.

Jangankan Younghoon, dia mungkin akan merindukan masa jahil teman-teman dan hal menyebalkan dari Hyunjae. Sekarang, dia akan benar-benar fokus mencari uang dengan berbagai pekerjaan yang akan dia kerjakan.

Serta, merahasiakan hasil barusan.

¤¤¤

Maafkeun gaje
Lagi berusaha selesaikan cerita aja
Mungkin gak ada 25 chapter bakal selesai

Hyunjae x Stella adalah couple Favoritku
Soalnya mereka real love-hate
Apalagi seru banget kalau mereka berantem

• Matcha-Shin

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro