Bab 9a

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Athena mendengarkan dengan seksama penjelasan dari Neo tentang Andre. Begitu ia mendapat ponsel, ia mengirimkan pada Neo dengan kurir khusus milik agency. Tidak sampai 24 jam semua informasi berhasil didapatkannya. Termasuk di mana Andre tinggal dan siapa saja orang yang dihubunginya.

"Ada beberapa uang masuk ke rekening Andre, dalam jumlah yang tidak sedikit disertai dengan ancaman dan tekanan dari seseorang bernama Sang Tuan."

Jantung Athena serasa berhenti berdetak saat mendengarnya. Ia tidak percaya akan menemukan jalan yang begitu dekat dengan orang yang dicarinya selama ini. Setelah Neo memberikan rincian tentang Andre, ia bergegas menemui Rich. Berniat memintayang ijin pada laki-laki itu untuk memeriksa Andre, bila perlu sendirian. Ternyata Rich tidak semudah itu membiarkannya bekerja seorang diri.

"Kita akan menyelidiki bersama, Drake."

"Tapi, Tuan. Bisa jadi ini akan sangat berbahaya."

"Justru karena itu, kamu tidak boleh melakukannya sendiri karena berbahaya."

Anggota tim yang lain mengangguk bersamaan. Athena ingin membantah tapi Rich mengangkat tangan, menghentikannya.

"Di mana alamat bajingan itu? Sebelum kamu membantah Drake, harus kamu ingat kalau aku adalah korban dari bajingan itu!"

Athena menghela napas panjang lalu memberikan alamat Andre pada Rich. Percuma membantah, Rich tidak akan membiarkannya pergi sendiri termasuk anggota tim. Memang sudah seharusnya kalau mereka pergi bersama. Urusan tentang sang tuan, ia bisa mengaturnya nanti.

"Ah, sungguh sangat kebetulan sekali, Drake. Rumah Andre adalah gedung milikku."

Athena melongo. "Apartemen Andre, milik Tuan?"

Rich mengangguk. "Tepatnya, aku pemilik property yang mencakup apartemen dan juga mall yang ada di sana. Bagaimana, kalau kita ke sana sekarang?"

Mau tidak mau Athena mengangguk.

"Kalian tunggu sebentar, aku harus berganti pakaian."

Athena mengambil kunci dari atas meja saat Gordon berkata dengan suara heran.

"Aku nggak kaget kalau Tuan Rich kaya raya, tapi memiliki gedung dan mall? Itu, wow, sekali. Jangan-jangan bukan hanya satu tempat yang mereka punya?"

Yang menjawab adalah Samel. "Total ada 12 gedung yang mereka miliki. Tidak hanya di kota ini tapi juga di kota lain. Belum lagi kepemilikan bersama, yang artinya kerja sama dengan pihak lain, sepertinya ada lebih dari 20 gedung lain."

Athena melongo mendengar penuturan Samel. Ia pernah mendengar dari Neo tentang Rich, tpai tidak pernah sampai mengulik jumlah property. Ternyata jauh lebih banyak dari dugaannya. Ia merasa kalau Neo atau agency-nya pasti tahu soal ini.

"Kamu tahu tentang itu?" Gordon bertanya heran pada Samel.

"Tentu saja, sebelum datang kemari aku diberi bekal pengetahuan dasar tentang keluarga Moreno. Harusnya kalian juga. Mungkin kalian anggap sambil lalu saja." Samel mengakhiri pemberian informasinya dengan puas.

Athena mengagumi pengetahuan Samel tentang keluarga Moreno. Berpikir kalau sudah seharusnya meelakukan hal yang sama. Ia mencatat dalam hati untuk bicara dengan Neo soal ini nanti. Agar tidak salah dalam bertindak. Kalau ingin melindungi Rich, ia harus banyak mengenal tentang laki-laki itu termasuk harta benda yang dimilikinya.

Mereka meluncur menggunakan dua mobil. Seperti biasa, Athena menjadi sopir. Rich tidak pernah lagi duduk di jok belakang, lebih suka duduk di samping Athena dan memudahkan mereka untuk mengobrol. Terkadang Athena lupa, kalau Rich adalah bossnya dan menganggap seperti teman biasa.

Tiba di apartemen Andre, mereka menuju ke kantor manajemen gedung. Semua pegawai kalang kabut saat tahu tuan muda datang tanpa pemberitahuan. Rich menenangkan semua karyawannya yang panik.

"Aku datang untuk mencari seorang penjahat yang ternyata berada di apartemen ini. Kalian berikan saja informasi tentang penghuni bersama Andre dan aku akan memeriksa sendiri."

Tidak ada yang berani membantah atau menanyakan alasan dari perintah Rich. Mereka memberikan kunci dan kartu akses ke unit Andre. Ditemani oleh manajer gedung, kapala keamanan, dan anggota tim pengawalan, Rich menaiki lift. Tidak ada yang bicara, semua orang terlalu tegang. Tentu saja dengan alasan yang berbeda-beda. Para staf apartemen tegang dengan kehadiran tuan muda mereka. Sedangkan Athena dan yang lainnya, merasa tegang akan berhadapan dengan saksi kunci. Menyusuri lorong yang sepi, mereka melangkah cepat hingga tiba di depan unit Andre. Rich mengetuk pintu.

"Andre! Hallo!"

Tidak ada jawaban. Athena memencet bel berkali-kali dan tetap tidak ada jawaban. Rich menoleh pada kepala keamanan yang berdiri di belakangnya.

"Kamu yakin Andre ada di rumah?"

Kepala keamanan mengangguk. "Saya sudah mengecek kendaraannya, dari tadi malam masuk belum keluar lagi, Tuan. Dan setahu kami, Andre tidak keluar melalui lobi untuk memesan taxi atau kendaraan lain."

"Baiklah, buka kalau begitu."

Tidak ada yang bisa membantah perintah Rich. Manajer gedung mengambil kunci master dan membuka unit Andre.

"Andre, kami datang!" Rich berteriak. Mengernyit saat unit gelap gulita. Kepala keamanan menyalakan lampu yang ada di dinding dan semua osusahrang dibuat kaget.

"Astagaa!" gumam Samel.

Athena menahan napas saat sesosok tubuh tergeletak di tengah ruang tamu bersimbah darah. Ia mengenali laki-laki itu adalah Andre. Kepala keamanan melakukan panggilan pada anak buahnya untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk memeriksa CCTV tentang kemungkinan ada orang masuk asing masuk tanpa mereka ketahui.

Rich mematung, menatap mayat Andre. Mereka sudah memanggil polisi. Ia tidak tahu apa yang terjadi, tapi Andre adalah saksi kunci dari rencana pembunuhannya dan kini, ditemukan mati. Rich merasa perburuannya sia-sia. Ia menoleh ke arah Athena yang memucat. Sama sepertinya, sang pengawal pun terlihat sangat terpukul. Mereka sudah susah payah menyamar demi mencari informasi dan akhirnya harus terpukul mundur kembali.

Setelah bertemu polisi dan memberikan keterangan, Rich pulang bersama tim pengawal. Sepanjang jalan ia terlihat murung dan tidak ada yang berani mengajaknya bicara. Athena menatap Rich dari balik kemudi.

"Tuan, mau taruhan?"

Rich yang sedang merenung, mengangkat wajah. "Taruhan? Untuk apa?"

"Minum bir, yang kalah harus melakukan sesuatu untuk yang menang."

"Drake, itu taruhan anak remaja." Rich mendengkus.

Athena tertawa lirih. "Cukup katakan, mau atau tidak, Tuan. Tidak perlu berkelit kalau memang takut."

"Drake, kamu menantangku?"

"Tepat sekali."

Rich bertepuk tangan. "Baiklah, malam ini kita pesta bir."

Rich memenuhi perkataannya. Mengajak lima pengawal ke ruang bersantai yang ada di lantai dua, menyalakan musik dan meminta pelayan mengantarkan bir. Sayangnya, ia merasa kalau bir saja tidak cukup. Ia juga meminta minuman yang lain. Menuang ke dalam gelas dan minum gila-gilaan bersama-sama.

"Ayo, kita tumbangkan Drake!" teriaknya.

"Ayo, kita tumbangkan Drake!" teriaknya.

Samel dan Gordon menerima tantangannya dengan senang hati, begitu pula Ugo dan Ego. Hanya Athena yang menahan diri. Ia sengaja mengajak Rich minum agar laki-laki itu melupakan masalahnya sejenak. Pembunuhan Andre sungguh di luar perkiraan mereka. Kini polisi bahkan ikut campur, dan membuat gerakan mereka terbatas. Athena merasa dirinya harus mundur sesaat sebelum maju dan menyerang kembali. Ia mengamati teman-temannya yang bersulang gila-gilaan. Gordon menari dan berteriak, Samel berusaha untuk memukul Ugo, dan Ego yang sedang dihukum Rich dengan melolong mengelilingi ruangan. Semua terasa akrab satu sama lain dan membuat Athena tertawa, melupakan sejenak kegundahannya.
.
.
.
Di Karyakarsa sudah bab 36.

Kisah ini akan dicetak, untuk menemani kedua kakaknya, Dante dan Drex.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro