Back Door.3| Side Effects

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ruangan itu hening, meski terisi delapan orang pemuda di dalamnya. Lima diantaranya nampak menunduk, sedangkan tiga sisanya menatap penuh intimidasi. Benar-benar tak ada yang buka suara, hingga suara detak jam saja terdengar begitu jelas di telinga masing-masing pemuda tersebut.

"Bukankah..." Satu kalimat belum usai dari Chan berhasil membuat Han dan keempat temannya menahan nafas.

Nada suaranya Chan yang terdengar begitu dingin dan tatapan ketidak puasan pria yang menjabat sebagai kepala chef adalah perpaduan pas bagi Han dan rekan-rekannya untuk merasakan cemas yang luar biasa.

"...sejak awal kami selalu melarang kalian untuk membuka pintu belakang?" Tambah Chan lagi masih dengan intonasi suara yang sama.

Semua saling pandang, namun belum berani menjawab. Kembali hening menguasai hingga suara helaan nafas berat Chan kembali memecah senyap.

"Lalu...kenapa kalian masih masuk ke sana?" Kali ini suara Chan naik satu oktaf membuat suasana mencekam di dalam ruangan itu semakin terasa.

"Ma...maafkan kami hyung" Adalah Felix yang melontarkan frasa maaf penuh penyesalan itu kepada Chan.

Pria bermarga Lee itu merasa dirinyalah yang paling bertanggung jawab atas semua kesalahan yang sudah mereka perbuat. Andai saja dia tak menunjukan kunci itu pada Han, ah atau andai saja dia langsung memberikan kunci pintu belakang pada Changbin begitu dia menemukan benda tersebut. Tentu saja semua hal buruk ini takkan pernah terjadi. Mahluk-mahluk menyeramkan itu takkan menyerang mereka dan pastinya para hyung juga takkan marah seperti ini pada dirinya, Han, Hyunjin,Seungmin dan juga I.N.

Mendengar permintaan maaf dari Felix, Chan hanya bisa membuang pandangannya sambil menarik nafas dalam-dalam. Dia harus tenang, setidaknya Chan harus berusaha tenang agar bisa berpikir jernih.

"Berapa iblis yang berhasil kau segel?" Chan kembali bertanya, namun kali ini pertanyaan yang dia layangkan diarahkan pada Changbin.

Felix diam-diam mengangkat pandangannya, guna menatap Changbin yang berdiri di samping kanan Chan. Pria Seo itu nampak menegakkan tubuhnya yang tadi ia sandarkan di dinding, kemudian balas memandang kearah Chan. Jelas sekali Changbin juga gugup, meski dia mencoba tidak menunjukkan pada semua yang ada disana.

"Hanya sebelas hyung" Jawab Changbin syarat rasa penyesalan.

"Masih tersisa 25 iblis lagi" Chan bergumam pelan yang ia tujukan untuk dirinya sendiri.

Bang Chan kembali diam cukup lama, menatap lamat-lamat kelima hobae yang duduk tepat di hadapannya. Ia ingin sekali meluapkan kesalnya saat ini pada mereka -dengan cara mencabik-cabik pemuda-pemuda itu mungkin- namun setelah Chan memperhatikan satu per satu raut felx dan kawan-kawannya, Chan jadi tak sampai hati. Terlebih ketika pandangannya mengarah pada si maknae I.N, yang terlihat paling takut dari hyung-hyungnya yang lain. Bahkan bisa Chan lihat sudut mata I.N yang berair, meski pria muda itu berkali-kali mencoba menyeka dengan ujung lengannya.

"Hyung apa yang harus kita lakukan sekarang?" Changbin yang merasa paling bertanggung jawab bertanya sekadar meminta pendapat dari 2 rekannya yang lain.

"Bagaimana kalau kita tumbalkan saja mereka berlima,kurasa itu cukup untuk memancing iblis-iblis itu kembali?" Sarkas Lee Know yang langsung mendapat tatapan horor dari Hyunjin, Han, Felix, Seungmin juga I.N.

Kelimanya berharap kalau ucapan Lee Know bukanlah hal serius, tapi mimik wajah lelaki manis itu justru menggambarkan hal sebaliknya. Jelas itu jadi menambah rasa horor di hati kelima koki muda itu, bahkan mereka sudah berdoa dalam hati agar Lee Know, Changbin dan Chan tidak benar-benar melakukan usul gila tersebut.

"Aku memiliki sebuah ide sebenarnya, tapi...aku tak tahu apa kalian akan setuju dengan ideku atau tidak"

Mendengar nada tak yakin saat Chan mengatakan kalimat tersebut, Lee Know dan Changbin saling melempar pandangan. Keduanya langsung menduga-duga apa yang akan Chan usulkan pada mereka dan mencoba berpikir positif kalau ide itu takkan menyulitkan atau -lebih parahnya- membuat masalah baru untuk mereka.

"Kau bisa mengatakannya lebih dulu hyung, setelah itu kita bisa mendiskusikan ini bersama-sama" Balas Changbin pada Chan.

Chan menarik nafas dalam, kemudian menatap kelima pemuda naas yang juga tengah menatapnya. Tatapan mata mereka jelas sekali menunjukan rasa penasaran yang tinggi tentang apa yang akan dikatakan si kepala koki, tak terkecuali Lee Know dan Changbin tentunya.

"Aku berpikir menjadikan mereka anggota junior kita, untuk menangkap kembali iblis-iblis itu"

"APA!?" Lee Know berujar histeris membuat seisi ruangan terperanjat mendengar suaranya.

Changbin yang berada paling dekat dengan pria Lee itu sampai berjingkat kaget, mendengar intonasi suara tinggi dari sous chef tersebut.

"Hyung, jangan bercanda disaat seperti ini" Tukas Lee Know kemudian sambil mengurai tawa kaku.

"Aku tidak bercanda..." Chan menjeda ucapannya lantas menatap lurus pada Lee Know yang sudah menggeser posisi Changbin agar dirinya bisa leluasa berbicara dengan Chan "...aku memang berencana membuat mereka ikut membantu mengumpulkan iblis-iblis yang sudah terlepas" Sambungnya kemudian.

"Hyung, idemu terdengar tidak masuk akal ditelingaku" Lee Know berujar dengan nada yang menyiratkan rasa keberatan.

"Kita tak punya pilihan Lee Know-ya, apa kau berpikir kekuatan kita bertiga cukup untuk mengumpulkan iblis-iblis itu kembali?" Balas Chan.

"Kenapa tidak? Bukankah dulu hanya perlu tiga orang untuk mengunci iblis-iblis tersebut? Kenapa sekarang kau justru berpikir kalau itu takkan bisa dilakukan"

"Itu karena dulu masih ada Bongwan yang berjuang bersama kami, tapi sekarang..."

"Hyung, apa kau mau bilang kekuatanku tak cukup kuat untuk menarik iblis-iblis itu kembali? Kau merasa aku tak cukup mampu? Apa begitu maksudmu hyung?" Lee Know berujar memutus ucapan Chan begitu saja.

"Tidak seperti itu Lee Know-ya, aku hanya merasa..."

"Bukankah selama ini aku berhasil menjaga pintu belakang ini bersama kalian? Apa itu tak membuktikan aku cukup mampu?" Putus Lee Know lagi, membuat Chan kehilangan kata-katanya seketika.

"Menjaga dan menyegel itu sesuatu yang berbeda hyung. Kau tahu sendiri energi yang dipakai juga tak sama" Changbin yang melihat sang pimpinan mulai tersudutkan, ikut buka suara untuk membela Bang Chan.

Ucapannya terang saja langsung dihadiahkan tatapan membunuh dari Lee Know yang memang sejak awal tak suka dengan ide dari Chan. Mendapat tatapan itu Changbin buru-buru membuang pandangannya dari Lee Know.

Paham dengan sifat Lee Know, Cha buru-buru bangkit dari duduknya. Pelan tanganya meraih bahu Lee Know dan mengarahkan tubuh pria itu agar menghadap kepadanya "Lee Know-ya, tidakkah kau berpikir mereka cukup mampu melakukan itu?" Tanya pria Bang itu kemudian.

"Cukup mampu bagaimana? Mereka hanya anak ingusan" Balas Lee Know sengit.

"Tapi mereka berbeda Lee Know-ya"

"Berbeda?" Ulang Lee Know yang dibalas anggukan dari Chan.

"Berbeda apanya hyung? Kurasa tak ada yang berbeda dari kelima bocah kurang ajar ini. Selain fakta mereka tak taat aturan tentunya" Sarkas Lee Know sambil menatap sengit satu per satu dari kelima pemuda yang lebih muda darinya.

Mendapat tatapan dari Lee Know, seketika Felix dan rekan-rekannya menunduk dalam. Rasa bersalah semakin mendera mereka, bahkan sekarang ditambah dengan perasaan bingung yang mendera. Kelimanya bahkan tak paham apa yang dibicarakan oleh Lee Know dan Chan, meski berkali-kali mencoba mencerna maksud kata dari kedua pria tertua tersebut.

"Mereka tak terperangkap ilusi yang kau ciptakan di dalam ruangan pintu belakang Lee Know-ya. Mereka bahkan menemukan buku tempat kita menyegel iblis itu" Jelas Chan mengintrupsi lamunan kelima pemuda di hadapannya.

"Bukankah itu karena mereka masuk secara bersamaan?" Balas Lee Know yang tetap tak mau menyerah dengan pemikirannya.

"Sebelumnya juga ada yang masuk secara bersamaan, tapi kau tahu apa yang terjadi pada mereka bukan? Mereka terjebak ilusi yang kau ciptakan dan akhirnya menjadi gila karena berpikir ilusi itu adalah kenyataan"

Kali ini Lee Know hanya bisa diam memikirkan semua yang Chan ujarkan padanya. Benar yang dikatakan kepala chef itu, selama ini memang tak ada yang bisa melawan perangkap ilusi yang Lee Know ciptakan. Semua yang masuk selalu berakhir menjadi sosok menyedihkan. Ada yang jiwanya menghilang seperti yang Park Jihee alami, ada yang menjadi gila, bahkan ada yang nyawanya tak terselamatkan karena pengaruh sihir pria Lee tersebut.

Itu karena pengaruh kekuatan mantra milik Lee Know sangatlah kuat. Jadi siapapun yang memasuki tempat itu akan melihat apapun yang mereka harapkan. Bahkan saat kau berharap melihat samudera yang luas berada disana, maka hal tersebutlah yang akan kau dapatkan.

Dan benar kata Chan, kali ini kondisinya jelas sekali berbeda. Felix dan rekan-rekannya sama sekali tidak terpengaruh dengan sihir Lee Know. Lantas fakta terakhir yang Chan katakan -tentang mereka menemukan buku sihir- membuat Lee Know kembali memandang Felix, Han, Hyunjin, Seungmin dan I.N bergantian.

"Hyung, bisa aku mengatakan sesuatu juga?" Changbin yang melihat Lee Know terus menatap hobae-hobaenya meminta izin untuk bicara.

Dia tahu Lee Know sudah sangat kesal saat ini, jadi dia tak ingin menambah kekesalan pria yang lebih tua darinya itu dengan menyela tanpa izin.

"Katakanlah" Chan mewakili Lee Know menjawab perkataan Changbin.

"Sebenarnya saat aku berusaha menyegel iblis-iblis itu, aku meraskan aura Bongwan ada disana" Tukas Changbin.

Apa yang baru saja Changbin utarakan jelas saja membuat Chan dan Lee Know kaget bukan main. Keduanya bahkan sudah melayangkan tatapan tak percaya pada pemuda bermarga Seo tersebut.

"Kenapa kau baru mengatakan itu sekarang!?" Bukan Lee Know namanya kalau tidak menyuarakan protes kepada rekan timnya.

"Aku mau mengatakannya, tapi...aku sedikit tak yakin mengenai itu" Tukas Changbin mencoba membela diri.

"Lalu kenapa sekarang kau yakin kalau aura yang kau rasakan adalah aura Bongwan?" Kali ini frasa tanya itu, dilontarkan oleh Chan.

"Saat hyung menjelaskan tentang fakta mereka berhasil memasuki ruangan itu. Saat itulah aku...baru yakin kalau aura yang kurasakan adalah benar-benar aura Bongwan" Jelas Changbin.

Netra Chan dan Lee Know kini kembali mengarah pada Hyunjin, Han, Felix, Seungmin dan juga I.N. Keduanya mencoba menelisik dari kelima pemuda itu, kira-kira siapa yang membawa aura milik Bongwan.

Mendapat tatapan dari kedua hyung tertua, tentu saja kelima pemuda tersebut jadi salah tingkah. I.N bahkan sengaja bersembunyi dibalik tubuh Seungmin agar terhindar dari tatapan selidik dari Lee Know juga Bang Chan.

"Bukankah kita harus menyelediki hal itu hyung? Setidaknya, kita harus tahu siapa dari mereka yang membaw aura Bongwan" Changbin kembali berujar memecah hening yang sempat tercipta beberapa saat.

Chan menatap Changbin sesaat, kemudian melayangkan tatapannya pada Lee Know

"Bagaimana menurutmu Lee Know-ya?" Tak ingin memaksa kehendaknya, Chan berusaha bertanya kepada Lee Know.

Lee Know menghela nafas berat, seberat beban pikiran yang dia rasakan saat ini ."Aku sebenarnya belum setuju" Tukas Lee Know kemudian "Tapi...kurasa kita tak punya pilihan lain kan?" Menekan tiap kata yang dilontarkan, Lee Know berusaha sebisa mungkin mengalahkan egonya sendiri.

Chan tersenyum bangga, kemudian merangkul bahu Lee Know seraya mengusap pelan lengan pria Lee tersebut.

"Terimakasih" Tukasnya tulus.

Lee Know hanya mengangguk pelan membuat Chan kembali mengarahkan tatapannya pada Hyunjin dan yang lainnya. Wajah senyumnya berganti raut tegas kini, khas seorang Bang Chan kala menghadapi hal serius.

"Kalian sudah mendengar apa yang kami bicarakan bukan?"

Secara bersamaan kepala Hyunjin dan rekan-rekannya mengangguk. Padahal mereka tak benar-benar paham apa yang dibicarakan oleh hyung-hyungnya barusan.

"Hyung, takkan memaksa kalian bergabung seperti yang hyung usulkan pada Lee Know dan Changbin" Chan menjeda sejenak ucapannya, untuk melihat reaksi masing-masing dongsaengnya. "Pilihan tetap ada pada kalian. Jika kalian mau bergabung, kami akan melakukan ritual untuk kalian. Tapi...jika tidak, Lee Know akan menghapus memori kalian untuk hari ini" Jelas Chan lagi membuat kelima pemuda yang lebih muda darinya memasang wajah kaget.

Felix yang paling terkejut diantara yang lain, hal itu terlihat jelas dari raut wajah jujurnya. Bahkan di kepala Felix saat ini terbesit banyak pertanyaan. Namun meskipun begitu, pria manis itu tak berani melontarkan satu pun pertanyaan yang ada di kepalanya kepada hyung-hyungnya.

"Jika ada yang mau kau tanyakan, kau bisa bertanya sekarang Lee Felix!" Adalah Changbin yang berujar sambil menatap lurus pada Felix.

Hal tersebut langsung membuat keenam pasang mata yang lain ikut mengarahkan pandangan pada Felix.

"Sebenarnya ada banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan. Tapi, kukira hanya satu hal yang paling ingin kuketahui, setidaknya untuk saat ini" Papar Felix balas memandang Changbin.

"Apa itu?" Tanya Changbin.

Felix mengigit bibirnya sesaat "Saat...hyung mengatakan akan menghapus ingatan kami hari ini, apa...kami masih bisa bekerja disini nantinya?"

"Tidak" Tegas dan singkat, Changbin menjawab pertanyaan Felix bahkan sebelum Bang Chan angkat suara. "Lupa, berarti kalian takkan mengingat hal buruk apa yang sudah kalian perbuat di tempat ini. Jadi...itu bisa saja membuat kalian justru akan mengulang hal yang sama. Tak ada rasa jera, karena kalian sudah kehilangan memori kalian. Jadi ketika kami menghapus ingatan kalian nanti, itu sama artinya kalian tidak lagi bisa bekerja disini" Tambah Changbin lagi.

"Apa itu kata lain kami dipecat?" Kali ini Han yang bertanya.

"Wuaah, kau pintar sekali menyimpulkan Han" Lee Know bertepuk tangan untuk Han, sambil memberi tatapan sinis pada pria muda tersebut "Aku senang kau bisa mengerti maksud kami, meski kami tak megatakannya langsung" Lagi Lee Know menambahkan masih dengan ekspresi serupa di wajahnya.

Han melongo mendengar jawaban dari Lee Know, pria itu kini merasa semua pilihannya hanyalah berakhir di jalan buntu. Menerima tawaran menjadi junior dan harus berhadapan dengan mahluk-mahluk mengerikan yang tak sengaja mereka bebaskan. Menolak tapi kehilangan pekerjaan. Keduanya bukan keputusan baik yang bisa ia pilih -untuk saat ini- tentunya.

"Jangan cemas, kalian akan hyung transfer ke caffe lain yang lebih bagus dari caffe kita. Dan hyung bisa pastikan takkan ada hal menyeramkan seperti di caffe ini, di tempat kerja baru kalian nantinya" Seperti memahami apa yang Han rasakan, Chan segera menjelaskan kepada pemuda tersebut.

Ada kelegaan yang Han rasakan mendengar ucapan Han, namun perasaan itu segera menghilang manakala melihat sosok Changbin yang terlihat mengusap pelan bahunya. Han baru sadar kalau pria yang menjabat sebagai Butcher itu terluka dan sepertinya luka yang diderita Changbin terbilang cukup parah.

"Sekarang kalian boleh pulang dan memikirkan langkah apa yang akan ambil. Kami semua akan menghargai apapun keputusan kalian nantinya. Jadi...hanya lakukan apa yang kalian inginkan" Imbuh Chan lagi yang membuat atensi Han kembali mengarah pada pemuda kekar tersebut.

Sempat saling lempar pandang, satu per satu para dongsaeng mulai bangkit dari duduknya. Hyunjin dan I.N lebih dulu keluar disusul Seungmin dibelakang mereka. Han dan Felix masih berdiri dan belum beranjak, mereka ingin meminta maaf sekali lagi pada ketiga hyungnya namun Chan justru mengisrayatkan agar mereka segera keluar dari ruangannya. Wajah Han dan Felix langsung murung karena hal tersebut, namun mereka bahkan tak punya pilihan selain melakukan apa yang hyung tertua mereka perintahkan. Kedua pria itu akhirnya berlalu dari ruangan tersebut dan meninggalkan Chan, Lee Know juga Changbin.

"Menurutmu apa mereka akan bergabung?" Tanya Chan pada Lee Know dan Changbin.

"Aku tidak tahu" Jawab Changbin ragu.

"Kuharap mereka lebih memilih tidak bergabung" Timpal Lee Know

_Back Door_

Changbin baru saja keluar dari Randagio, ketika melihat sosok Felix masih berdiri di depan caffe tempatnya bekerja tersebut. Langkah Changbin yang semula mengarah pada tempat dia memarkir VNA2-nya pun, kini beralih melangkah menuju Felix yang tak menyadari kehadirannya.

"Sedang apa kau disini? Kenapa belum pulang?" Felix yang semula menatap kearah jalanan di hadapannya, tersentak mendengar suara Changbin.

"Apa kau menunggu Chan hyung?" Lagi Changbin bertanya pada Felix

"Tidak" Jawab Felix cepat.

"Lalu apa kau menunggu Lee Know hyung?"

"Tidak hyung, aku justru menunggu hyung dari tadi" Jawab Felix membuat dahi Changbin dihiasi kerutan halus seketika.

Melipat tangannya di dada, Changbin pun mengarahkan tatapan penuh tanya kepada pemuda yang lebih muda darinya tersebut.

"Ada apa kau menungguku?" Lagi-lagi Changbin melempar tanya pada Felix.

Felix diam sesaat sembari membenarkan letak tali ransel yang dikenakan olehnya.

"Ada yang ingin kutanyakan pada hyung" Papar Felix

"Bukankah tadi kau bilang hanya perlu menanyakan satu hal? Lalu kenapa sekarang malah mau bertanya lagi?" Changbin berujar tanpa mau memandang kearah Felix.

Hal biasa yang dilakukan pria Seo itu sebenarnya,  terlebih jika dia merasa kecewa. Changbin memang cenderung menghindar menatap lawan bicara yang sudah membuat dirinya tak senang. Hal itu bermaksud agar Changbin tidak sampai melukai orang tersebut dan Felix sendiri cukup paham akan hal itu. Karena itulah dia merasa sedih mendapati perlakuan seperti ini dari Changbin, apalagi kalau boleh jujur Changbin adalah hyung kesayangannya.

"Iya, aku juga tadi berpikir hanya akan bertanya satu hal itu tadinya. Tapi..." Felix menjilat bibirnya yang terasa kering "...ada beberapa hal lagi yang tiba-tiba mengangguku sekarang. Jadi, aku ingin bertanya kepada hyung. Itu juga kalau hyung tidak keberatan"

Changbin menggaruk puncak kepalanya yang sebenarnya sama sekali tidak gatal, kemudian menatap kearah Felix lamat-lamat. Kedua netranya dibawa untuk bertemu dengan milik Felix, lantas tak lama pria berpipi chuby itu mengangguk pelan.

"Baiklah, aku akan menjawab pertanyaanmu. Tapi, ayo cari tempat untuk bicara"

_Back Door_

"Bagaimana menurut kalian ? Apa kalian akan bergabung bersama Chan hyung?" Disisi lain jauh dari keberadaan Changbin dan Felix, sosok Hyunjin bertanya kepada ketiga rekan yang saat ini ada bersamanya.

Mereka awalnya sepakat untuk pergi berlima mendiskusikan apa yang akan mereka putuskan, namun karena Felix menolak untuk ikut jadi Hyunjin, Han, Seungmin dan I.N hanya pergi berempat -ke kedai soju langganan mereka- tanpa mau memaksa pemuda Lee asal Australia tersebut.

"Hyung, bukankah hal itu akan membahayakan nyawa kita?" Si maknae berujar membalas ucapan yang baru saja Hyunjin lontarkan.

"Benarkan? Kau juga berpikir begitu kan?" Timpal Hyunjin yang dibalas anggukan pelan I.N.

"tapi...kalau kita tidak bergabung, tidakkah sikap kita terlihat sangat kurang ajar?" Kali ini Han yang berujar.

"Kenapa begitu?" Tanya Seungmin.

"Ya, karena semua kesalahan kita. Mahluk-mahluk itu bebas, itu karena salah kita" Jelas Han.

"Kita? Kenapa ini jadi salah kita?" Dengan wajah yang terlihat sewot Hyunjin membalas ucapan Han barusan.

"Bukankah itu semua kesalahanmu?"

Mata Han membola menatap Hyunjin, dia sedikit tak menyangka kalau rekan kerjanya akan menudingnya seperti itu.

"Kok aku?" Tanya Han tak terima.

"Ya tentu saja kau, kan kau yang mengajak kami membuka pintu belakang" Balas Hyunjin.

"Tapi kan kalian juga setuju"

"Kami setuju karena kau merayu kami" Seungmin ikut menyalahkan Han kini.

Han menatap tak terima, kemudian bangkit dari duduknya "Ya! Kenapa kalian jadi seperti ini!?"

Suara Han yang keras membuat beberapa pengunjung menatap kearah mereka. I.N yang sadar akan hal tersebut langsung menarik lengan Han untuk kembali duduk dan mencoba membuat sang hyung tenang.

"Aku hanya mengajak bukan? Jika kalian saat itu tetap teguh seperti Felix, aku juga takkan memaksa" Masih dengan nada ngotot -meski suaranya tak sekeras tadi- Han kembali berujar pada Hyunjin dan juga Seungmin.

"Oh, jadi kau coba menyalahkan kami disini?" Sarkas Hyunjin.

"Memangnya siapa yang lebih dulu melempar kesalahan tadi?"

"Hyung" I.N merengek pada Han, manakala suara Han kembali meninggi.

Sungguh si maknae tak suka melihat para hyungnya berkelahi tepat di depan kedua matanya. Dia ingin menangis jadinya, tapi kalau I.N melakukannya sekarang, hal itu tidakkan akan memperbaiki keadaan bukan?

"Tapi bukankah ini memang salahmu? Kau dan rasa penasaranmu itu yang membuat kita berlima berada dalam masalah" Kali ini Seungmin berujar membuat Han semakin merasa terpojokan.

Merasa tak ada yang berpihak padanya, Han kembali bangkit. Pria yang terkenal suka bercanda itu bahkan sudah mengarahkan telunjuknya kepada Hyunjin dan juga Seungmin.

"Kalian...benar-benar" Tukasnya kehilangan kata

"Kukira kita bisa menanggung semua ini bersama..." Han sengaja menjeda ucapannya sesaat "...tapi sepertinya aku salah"

Hyunjin membuang pandangannya kearah lain, sementara Seungmin hanya menatap gelas soju miliknya.

"Oke, jangan bergabung!" Tukas Han emosi "Biar aku saja yang bertanggung jawab dan kalian bisa melepas semua padaku" Tambahnya lagi.

"Hyung..." I.N meraih tangan Han namun cepat pria itu menepisnya.

"Kau ikut saja dengan mereka, karena...orang-orang ini" Lagi telunjuk Han mengarah pada Hyunjin juga Seungmin. "Takkan pernah membuatmu berada dalam masalah"

Menyambar tasnya yang ada di bawah kursi, Han segera berlalu dari tempat tersebut dengan cepat. Ia sempat mendengar I.N memanggil namanya, namun Han memilih tidak perduli dan tetap berlalu.

To Be Continue....

Langsa, 1 Maret 2021
Battle story with Haebaragi13
Cek akunnya dan cari cerita dengan judul dan cover yang serupa

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro