04. Si Culun Yang Berbisa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Bad Boy Behind The Glasses
04. Si Culun Yang Berbisa

Ketika aku telah menargetkan seseorang, maka orang itu tak kan bisa lepas dari genggamanku, termasuk kau.

~~~~~

PIKIRAN Keyla masih memikirkan kejadian barusan. Gadis itu masih tidak menyangka bahwa lelaki culun seperti Rasya ternyata adalah ketua geng yang paling populer yang sering dibicarakan sahabatnya.

Dan yang paling tak bisa ia percaya adalah dirinya kini harus berurusan dengan ketua geng abstrax tersebut. Sebenarnya Keyla bukan tipe gadis yang suka bergaul dengan orang sembarangan, apalagi laki-laki.

Sejak kejadian yang menimpanya waktu itu, Keyla menjadi jauh lebih tertutup daripada dulu. Ia menjadi pribadi yang jauh berubah daripada ia yang dulu. Dan itu membuat dirinya menjadi susah beradaptasi dengan pribadinya yang sekarang. Namun setelah waktu berlalu, dirinya mulai terbiasa dan menjadi seperti sekarang ini.

Karena terlalu fokus berpikir, Keyla menjadi tak sadar bahwa sedari tadi bel masuk sudah berbunyi dan dia masih di luar kelas. Setelah kembali tersadar, segera Keyla berlari menuju kelasnya. Walaupun sekarang ini ia tak nyaman dengan sekolahnya apalagi dengan semua teman kelasnya terutama Rasya. Keyla bukan tipe orang yang menyepelekan masalah pelajaran, karena gadis ini tak ingin ada kekurang sedikit pun dalam dirinya yang bisa membuat orang lain berani merendahkannya.

Beberapa menit kemudian, Keyla sudah sampai di depan kelas. Di situ ia melihat seorang guru wanita tengah duduk di meja guru sambil mengisi absen siswa.

Keyla awalnya berniat untuk mengetuk pintu, namun niatnya ia urungkan ketika menatap pintu kayu yang sudah tua itu. Itu pasti banyak kuman, batinnya.

"Permisi bu," ucap Keyla dengan sopan.

Guru itu mengalihkan perhatiannya pada Keyla. "Kenapa telat?" tanya guru itu.

"Tadi saya mau ngambil buku di perpusatakaan, tapi perpustakaannya dikunci," jawab Keyla. Untung saja tadi ia sempat pergi ke perpustakaan.

"Oh, kamu anak baru ya?" tanya guru itu.

Keyla mengangguk.

"Oh, ya sudah kamu boleh duduk, nanti saya akan bawakan kamu buku."

Keyla pun berjalan menuju bangkunya dengan senang hati. Namun, saat sampai di bangkunya, Keyla melihat ada makhluk bernama Bimo yang duduk di bangkunya. Kalau saja Keyla tak sadar ada guru di kelas itu, pasti semua umpatan yang ada di otaknya sekarang ini akan ia keluarkan semuanya.

"Lo ngapain duduk di tempat gue?" tanya Keyla sambil menatap Bimo kesal.

"Bukannya kamu yang minta? Rasya bilang kamu pengen duduk di belakang," ucap Bimo.

Keyla mengalihkan pandangannya ke lelaki bernama Rasya yang sedang tertidur di bangku belakang. Kemudian gadis itu menatap tasnya yang berada di kolong meja.

"Sumpah! Itu siapa yang naruh tas gue di kolong?" teriak Keyla sambil menatap kolong bangku yang sedang di tempati Bimo.

"Aku, soalnya takut barang-barang kamu hilang," jawab Bimo.

"Ada apa Keyla? Apa ada masalah?" tanya guru wanita yang kini tengah menatapnya.

Keyla menggeleng dengan cepat, "nggak papa bu." Kemudian pandangannya beralih ke Bimo, "bisa bantu gue nggak?"

"Pasti lah, apa yang nggak buat cewek—"

"Ambil tas gue di kolong dengan pelan-pelan." Keyla memberi komando.

Bimo yang baru saja hendak mengambil itu pun di hentikan Keyla. "Stop!"

"Kenapa?" tanya Mita dan Bimo bersamaan.

"Biar gue yang ambil sendiri," ujar Keyla. Gadis itu kemudian merogoh sakunya dan mengambil sarung tangan yang sudah ia sediakan di baju cadangannya.

Dengan ragu, Keyla hendak memasukkan tangannya ke dalam kolong. Namun, ia kembali menjauhkan tangannya dari kolong tersebut. "Gue nggak bisa," ucapnya. Memikirkan bertapa kotor dan berkumannya kolong meja tersebut membuat Keyla menjadi sangat jijik untuk menyentuh.

Setelah mengumpulkan keberanian yang luar biasa. Keyla menarik sedikit bagian dari tasnya dan berhasil mengeluarkannya dari sana. Dan kini tujuan gadis itu hanya satu, yaitu mengeluarkan ANTIS cadangannya dari tas itu dan menyemprot bangku barunya dengan ANTIS. Kemudian ia akan bisa duduk dengan tenang.

Dengan penuh keberanian, Keyla membuka tasnya dan mengeluarkan ANTIS tersebut dari tas itu. "Yes!!" sorak Keyla dengan penuh kebahagiaan.

"Ada apa lagi itu?" tanya guru itu, fokusnya kembali tertuju pada Keyla.

"Nggak papa bu," jawab Keyla.

"Kalau tidak ada masalah, tolong kamu kembali ke bangkumu dan jangan buat keributan lagi!" uajr guru itu dengan tegas.

"Baik bu," jawab Keyla.

Segera Keyla berjalan menuju bangkunya. Ia menyemprotkan semua ANTIS ke setiap tempat yang akan kemungkinan akan ia sentuh. Setelah selesai dengan kegiatan mengusir kuman. Gadis itu pun duduk di bangkunya.

Setelah nyaman dengan posisinya, sebuah pemikiran pun muncul dalam benaknya. Semua yang terjadi hari ini adalah karen Rasya. Kalau saja lelaki itu tidak dengan sombongnya mengatakan bahwa dia harus duduk dengan cowok itu, pasti Keyla tidak akan berusaha dengan keras mengeluarkan tasnya dari kolong bangku tersebut.

Dan karena pemikiran itu lah selama pelajaran berlangsung hingga pulang, Keyla terus-terusan menatap Rasya yang sedang menelungkup di atas meja. Keyla berjanji akan membalaskan semua yang Rasya lakukan padanya dan dirinya juga akan membuat Rasya menyadari bahwa Keyla bukanlah gadis sembarangan.

Setelah beberapa jam, pelajaran kali ini pun selesai. Keyla bernapas lega karena akhirnya ia bisa pulang dan kembali ke kamarnya yang sangat amat bersih itu. Gadis itu beranjak dari duduknya, namun sebuah niat pun muncul di benaknya. Karena begitu kesal dengan Rasya, Keyla menendang meja dengan cukup keras, membuat aksi tidur Rasya terganggu.

Lelaki itu mengangkat kepalanya dan menatap Keyla dengan pandangan yang sulit dimengerti. "Makasi karena udah ngebangunin," ujar Rasya dengan penuh penekanan.

"Itu balasan karena lo udah macem-macem sama gue," ujar Keyla. Gadis itu hendak pergi karena kelas kini telah sepi.

Rasya dengan cekatan mencekal pergelangan tangan Keyla. Lelaki itu menatap Keyla, lagi-lagi lelaki itu tersenyum miring.

Keyla menatap Rasya dengan penuh kebencian, "lo nggak usah nyentuh gue!" teriak Keyla.

Rasya menertawakan teriakan Keyla. Lelaki itu kemudian melepaskan sarung tangan gadis itu. Hal itu membuat Keyla semakin panik, "gue bilang lepasin!" teriak Keyla.

Bukannya melepas, Rasya justru menggenggam erat tangan Keyla yang sudah tidak memakai sarung tangan itu. Kemudian dalam beberapa detik Rasya menarik tangan Keyla dengan kencang secara tiba-tiba membuat gadis itu jatuh kepelukannya.

"Lo bilang apa tadi? Balasan? Lo ternyata masih sok berani ya sama gue, apa gue perlu ingetin lo sekali lagi, siapa gue?" tanya Rasya tepat di telinga Keyla.

Keyla mengumpulkan keberaniannya dan menjawab pertanyaan Rasya, "nggak usah lo kasi tau siapa elo lagi, karena gue udah tau siapa lo. Dan gue nggak takut! Liat aja, gue bakalan bongkar penyamaran lo ini!" ancam Keyla.

Rasya kini menatap wajah Keyla, "ternyata lo belum kenal gue dengan baik. Sebenarnya gue paling males kalau bermain dengan cewek tipe kayak lo, tapi sepertinya lo bakalan seru kalau gue mainin," ucap Rasya sambil kembali tersenyum miring.

Keyla menatap Rasya bingung sekaligus kesal.

Tanpa aba-aba kemudian Rasya mengambil tasnya dan menarik Keyla.

"Lo mau bawa gue ke mana?" tanga Keyla sambil berusaha menarik kembali tangannya.

"Gue bakalan buat lo bener-bener tau siapa Ananta Rasya Fredick yang lo remehin sekarang. Dan gue pastiin setelah lo tau, lo bakalan ngerubah sikap lo! Ini adalah balasan karena lo udah bangunin macam tidur dan ngebuat orang yang gue suka sengsara," ancam Rasya dengan penuh penekanan. Kali ini keberanian yang telah dibangun oleh Keyla benar-benar runtuh. Mendengar ancaman yang dikeluarkan oleh Rasya membuat Keyla menjadi takut.

~~~~~

Update lagi nih! Jangan lupa vomment ya!

24-02-2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro