06. Kandang Singa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Bad Boy Behind The Glasses
06. Kandang Singa

Kamu menakutkan, bahkan sejak awal kita bertemu, aku sudah sangat takut padamu.

~~~~~

MOBIL berwarna biru dongker itu berhenti. "Turun!" perintah Rasya sambil melepas sabuk pengamannya.

"Tempat apaan nih?" tanya Keyla ngeri melihat sebuah rumah.

Rasya membuka pintu mobilnya. Setelah ia di luar, lelaki itu menyembulkan kepala ke dalam mobil, "turun atau gue kunciin," ancam Rasya.

"Kunci aja! Gue nggak bakalan mau ke tempat kayak gitu," ujar Keyla.

Rasya mendengus kesal. Lelaki itu kemudian menutup pintu mobilnya dan memencet tombol pada kunci mobilnya.

"Rasya! Masa beneran dikunci sih?!" teriak Keyla sambil berusaha membuka pintu mobil.

"Udah gue bilang, gue nggak main-main sama omongan gue," kata Rasya sambil berjalan pergi.

"Eh, Rasya! Lo gila apa?!" teriak Keyla.

Rasya yang masih bisa mendengar ucapan Keyla pun membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu mobilnya. Rasya kemudian membuka pintu mobil tersebut, dan menarik paksa Keyla untuk keluar.

"Lo ngapain narik-narik gue?" protes Keyla sambil melepaskan tangan Rasya dari tangannya.

Tatapan Rasya kini berubah menyeramkan. "Lo bilang apa tadi? Gila?" Suara itu terdengar menyeramkan.

Keyla berusaha agar terlihat tidak takut. Gadis itu menatap nyalang sang lawan bicara, "iya! Gue bilang lo gila, kenapa?" tantangnya.

"Yang ada lo tuh yang gila, songong bat nantangin gue. Gaya masih bocah aja songongnya minta ampun. Gue cipok dikit aja udah langsung kicep. Makanya pas ngaca tuh mikir dikit, udah bener belum sikap lo yang gaya kek gitu. Kurang ngaca apa lo? Tuh ngaca pake spion gue," ujar Rasya sinis.

"Dih, yang salah siapa, yang marah siapa," ujar Keyla kesal. "Ini dimana sih? Ngapain lo bawa gue ke sini?"

"Ikutin aja gue, males gue bacot sama lo," ujar Rasya kemudian berjalan mendahului Keyla.

Keyla menatap sekitarnya dengan pandangan waspada. Jaga-jaga dari segala macam mara bahaya yang akan menyerang.

"Nggak usah alay kayak gitu deh, najis tau nggak?" ejek Rasya.

"Diem lo, kayak nggak najisin aja."

"Bacot."

Setelah selesai beradu argumen. Rasya pun akhirnya sampai di depan pintu rumah yang menjadi markas gengnya itu. Segera ia membuka pagar berwarna coklat itu.

"Masuk!"

"Nggak," tolak Keyla saat merasa rumah itu tak aman untuk ia tempati.

"Ya udah." Rasya malah menutup pagar tersebut.

"Lah, malah dikunciin, terus gue di sini sama siapa?" tanya Keyla kesal.

"Makanya masuk, nggak usah gengsi, najis tau nggak?" Rasya kembali membuka pagar itu.

Keyla mendengus kesal kemudian masuk ke dalam pagar, "lo tuh nggak tau diri banget sih! Kenal aja nggak udah narik-narik gue ke sini, jijik tau nggak?" Keyla sudah tak bisa memendam amarahnya.

Rasya benar-benar tak habis pikir dengan gadis di hadapannya. Baru pertama kali ia mendapatkan gadis yang begitu berani menatap dirinya seperti itu. Rasya menatap Keyla dengan amarahnya, ia tak suka kalau ada orang yang berani menatapnya seperti itu. "Lo jijik sama gue? Yang ada gue yang jijik sama lo, jadi cewek gengsinya gede banget, gak berat apa? Gue bakalan ancurin gengsi lo itu sekarang." Rasya menarik tangan Keyla masuk ke dalam rumah yang menjadi sarang perkumpulan geng abstrax.

"Wih, Nanta udah dateng," sambut temannya yang bernama Marchel.

"Pemimpin kita bray," seru Rey membuat semua orang menghentikan aktifitasnya dan menatap Rasya bingung. Tak biasanya Rasya datang ke sini dengan seorang gadis.

"Siapa tuh?" tanya Leo membuat perhatian semua orang terfokus pada seorang gadis yang dibawa Rasya.

Keyla menarik tangannya yang dicekal oleh Rasya, tetapi lelaki itu malah semakin mencekal tangan Keyla dan menarik gadis itu mendekatinya. "Dia orang yang kalian puji-puji kemarin," ujar Rasya.

"Hah?! Siap— jangan bilang dia Keyla?" pekik Rey penuh semangat.

Rasya mengangguk.

"Buset dah, lo nyulik anak orang?" tanya Leo dramatis.

"Iya, lo baru pindah sekolah malah nyulit cewek cantik kek gitu. Lo sekolah di mana sih? Jadi pingin ikutan pindah," ujar Rey.

"Siapa yang berani lawan gue balapan?" tanya Rasya.

Tak ada yang bergeming.

Leo pun membuka suara untuk menghentikan keheningan, "lo gila apa? Kita lawan lo? Sama aja nyari mati, lo mah nggak terkalahkan, capek gue jadi korban kemenangan lo terus."

"Yang menang bisa bawa ni cewek," ujar Rasya.

Keyla melotot, "enak aja, lo pikir lo siapa gue seenaknya jadiin gue bahan taruhan," protes Keyla.

"Lo gila Nan?" tanya Rey.

"Nggak mau coba ngalahin Nanta?" tanya Mike pada Radit yang sedari tadi memejamkan matanya.

Radit membuka matanya dan melirik gadis yang berada di sebelah Rasya. Tatapan Radit tak seperti biasanya. Biasanya ia tak peduli jika ada gadis yang dibawa oleh para temannya, namun kali ini berbeda, seolah ada daya tarik tersendiri pada Keyla yang mampu menarik perhatian Radit. Radit nampak berpikir sejenak sebelum akhirnya beranjak dari duduknya, "oke, kita balapan," ujar Radit sambil bangkit dari duduknya.

"Weh, Radit nyari mati lagi nih," ujar Leo takjub.

"Tontonan seru nih!" ujar Mike sambil bersiul.

"Lo yakin? Lo udah kalah berkali-kali lawan Nanta, lo mau dipermalukan lagi sama Nanta?" tanya Marchel sedikit khawatir pada Radit.

Semuanya juga tahu bahwa hubungan Radit dan Rasya memang tidak baik. Rasya membenci Radit. Begitu pula dengan Radit yang membenci Rasya. Mereka sama-sama orang terkuat di geng abstrax, namun Rasya jauh lebih tak terkontrol dari Radit. Bisa dikatakan bahwa Radit ada beberapa langkah di bawah Rasya.

"Gue oke," kata Radit pada Marchel.

Marchel yang merasa bahwa sebentar lagi akan ada pertempuran pun hanya bisa terdiam. Sejak kejadian itu, Radit dan Rasya jadi selalu adu jontos. Padahal dulu diantara anggota geng abstrax, mereka lah yang paling dekat.

"Yakin lo lawan gue?" tanya Rasya meremehkan.

Radit memandang Rasya sengit, "jangan lupa dulu lo pernah kalah lawan gue," kata Radit.

"Dulu sama sekarang beda coy, lo jangan flashback ke masa yang dulu-dulu kalau nggak mau mancing emosi gue." Ada makna yang tersirat dalam perkataan Rasya tersebut.

Radit membuang muka, lelaki itu malas mengungkit kejadian masa lalu yang pastinya akan membuat mereka kembali bertengkar.

Merasa suasana memanas. Leo pun datang sebagai penyelamat bagi Keyla. "Weh jangan berantem dulu bray, kasian cecan kita takut ngeliatinnya, sini dulu neng sama abang." Leo hendak merangkul pundak Keyla, namun dengan cepat Keyla menjauh.

"Jangan deket-deket!" perintah Keyla.

"Sesuai rumor, lo judes banget ya. Sebenernya gue nggak suka sama cewek yang sok jual mahal, tapi karena lo cantik banget, gue jadi suka," ujar Leo.

"Bacot lo, modus ae terus!" teriak Rey yang ikutan mendekat. "Tenang Key, gue ada di sini, gue bakalan lindungin lo dari marabahaya apapun, jadi jangan takut. Ayo ke sini sama abang!" Rey hendak merangkul pundak Keyla.

Keyla lagi-lagi menjauh, gadis itu menatap kesal ke arah Rey, "lo itu SKSD banget sih! Gue bilangin jangan ngedeket, tapi masih aja ngedeket," ujar Keyla kesal.

Rey pun memasang wajah terkejut yang sangat lebay, "oh may gat, gue dimarahin yayang gue, gimana dong?"

"Alay lo!" ujar Leo.

Keyla menatap kesal ke arah Leo dan Rey secara bergantian. Kemudian pandangan tertuju pada Rasya yang masih saling adu tatap-tatapan dengan Radit.

"Rasya! Lo gila apa bawa gue ke tempat kayak gini! Gue ingetin ya sama lo! Setelah gue pulang, gue janji bakalan buat hidup lo menderita. Liat aja! Lo bakalan dituntut sama orang tua gue!" ujar Keyla dengan penuh keberanian, bahkan gadis itu tak mengerti situasi yang sedang memanas antara Rasya dan Radit.

Semua orang di sana terkejut bukan main. Tak ada yang berani mengucapkan kalimat yang bersifat mengguncang emosi Rasya seperti itu, apalagi disaat emosi Rasya sedang memuncak. Bisa-bisa orang itu lenyap dari dunia ini. Tetapi Keyla malah mengucapkan kalimat tersebut tanpa beban.

Kini pandangan Rasya yang sedari tadi menatap tajam ke mata Radit beralih ke arah Keyla. Lelaki itu mendekati gadis itu dan membuat gadis itu mundur untuk menjauh.

"Lo masih belum sadar juga kalau lo udah masuk ke kandang singa?" Rasya tersenyum miring. "Lo bego apa gimana sih? Lo liat sekitar lo! Cowok semua! Lo pikir kita cowok baik-baik yang bakalan nganterin lo pulang gitu?"

Keyla menatap sekitarnya. Nyali Keyla perlahan-lahan mulai menciut, Keyla menatap sekelilingnya. Semuanya sama, sama-sama menakutkan seperti Rasya.

"Ma ... maksud lo apa?" Mulut Keyla gemetaran. Gadis itu mulai mengeluarkan keringat dinginnya. Dan air matanya pun terjatuh, "bawa gue pulang sekarang!" teriak Keyla histeris.

"Kelihatannya lo belum sadar juga sama situasi lo sekarang. Di tempat ini lo udah jadi sandera gue, jadi lo nggak bisa teriak kayak gitu ke gue. Lo masih mau coba buat ngadu yang macem-macem? Lo pikir gue bakalan dengan senang hati ngijinin lo pergi dari sini? Mungkin gue bakalan ngijinin lo pergi dari sini setelah ..." Rasya menggantung kalimatnya dan tersenyum licik ke arah Keyla. Kemudian Rasya membisikkan sesuatu ke telinga gadis itu dan berhasil membuat Keyla benar-benar membeku. "Setelah lo kita gilir."

Melihat ekspresi ketakutan dari Keyla membuat Rasya tersenyum senang. Rasanya ia senang melihat gadis di hadapannya menderita. Namun hal itu belum cukup, karena Keyla telah membuat Mita, sahabat yang sangat ia sayangi terluka.

"Ayo kita mulai balapannya sekarang. Siapapun yang menang lawan gue, gue bakalan serahin cewek ini ke orang itu, dan kalau gue menang, gue bakalan lakuin apapun ke cewek ini tanpa ada yang boleh ngehentiin gue," ujar Rasya. Kemudian lelaki itu berjalan keluar diikuti yang lainnya.

"Silahkan keluar tuan putri," ucap Leo sambil mengedipkan matanya jahil pada Keyla.

Keyla berusaha memikirkan cara agar dirinya bisa selamat dari tempat ini. Setelah mendengar ancaman dari Rasya, Keyla sekarang benar-benar takut. Gadis itu pikir Rasya tak sejahat itu, tapi melihat mata Rasya yang benar-benar diselimuti amarah, membuat Keyla merasa Rasya bisa melakukan apa saja untuk membalaskan dendam.

Keyla hanya memiliki satu solusi, yaitu kabur. Di saat semua orang tidak fokus padanya, Keyla pun akhirnya memutuskan untuk perlahan-lahan keluar dari rumah tersebut dan berlari ke arah lain dan berusaha mencari bantuan.

Namun usahanya gagal. Baru saja gadis itu melangkah keluar. Tangannya sudah dicekal oleh Rasya. "Lo kira gue bego dan bakalan biarin lo kabur gitu aja?" Rasya tersenyum miring, membuat Keyla benar-benar benci senyum itu, "kalau itu terjadi, semuanya nggak bakalan seru sayang." Rasya menarik Keyla ke dalam dekapannya. "Lo ikut gue aja balapan. Biar lo nggak bisa berdoa untuk buat gue jatuh dari motor."

"Gu ... gue nggak mau!" Keyla terbata-bata.

"Gue nggak minta ijin dari lo!" Rasya langsung menarik Keyla menuju motornya.

Dan kini Keyla benar-benar takut dengan sosok Rasya yang sebenarnya.

~~~~~

Maaf baru bisa update ya! Jangan lupa buat vomment!

01-03-2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro