18. Baper

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Bad Boy Behind The Glasses
18. Baper

Aku bahagia ketika kamu mencemaskanku.
~~~~~

KEYLA masih menangis sesegukan di dalam mobil, "cepetan Ras, gue pengen pulang," ucap Keyla. Entah sudah berapa kali Keyla mengatakan hal itu.

Rasya mendengus pasrah. Ia sudah bosan menjawab ucapan Keyla itu. Apakah gadis itu tidak bisa lihat kalau sekarang jalanan sedang macet?

"Mending sekarang lo tidur aja, ntar pas bangun pasti udah sampai rumah. Daripada lo nangis kayak gini, emang nggak pusing apa?" tanya Rasya.

Bukannya berhenti, Keyla malah semakin histeris. "Gue nggak mau tidur! Gue nggak mau kalau nanti Gavin tiba-tiba dateng dan ngapa-ngapain gue," ujar Keyla.

"Udah ada gue, dia nggak bakalan bisa mendekat ke arah lo," kata Rasya berusaha menenangkan Keyla.

Walaupun begitu, Keyla tetap tidak mau untuk memejamkan matanya. Tapi untungnya ia tak sehisteris tadi, jadi Rasya tidak perlu membekap mulut gadis itu. Sebenarnya Rasya risih melihat Keyla menangis ketakutan di sebelahnya, bukan karena ia suka atau apapun itu, melainkan Rasya kasihan melihat Keyla yang terlihat seperti dihantui oleh sosok Gavin. Memang Gavin itu tidak tahu diri sekali, dia selalu mengganggu kehidupan semua orang.

Setelah setengah jam, mobil Rasya sampai di depan rumah Keyla. Segera satpam Keyla membukakan pintu setelah mendengar bunyi klakson. Rasya sengaja memasukkan mobilnya ke dalam rumah Keyla, karena Elis menyuruh Rasya untuk menemani Keyla sampai Elis pulang kerja.

Karena Elis yang memintanya, apalagi melihat kondisi Keyla sekarang, terpaksa Rasya harus diam di rumah Keyla, padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Tetapi itu tak masalah bagi Rasya, karena dirinya pun tak punya kerjaan di apartemen, dan geng abstrax tidak ada niatan untuk berkumpul.

Setelah memparkirkan mobil tersebut dengan benar, Keyla turun dari mobil tanpa mengatakan sepatah kata pun. Rasya memaklumi hal itu dan mengikuti Keyla dari belakang.

Gadis itu masuk ke dalam rumahnya, naik ke atas tangga dan langsung menuju kamar. Keyla membuka pintu kamarnya, bahkan gadis itu tak sempat untuk membersihkan diri dengan segala macam ritualnya sebelum masuk kamar. Rasya hanya mengikuti Keyla dari belakang. Dan tanpa disadari Keyla, Rasya ikut masuk ke kamarnya.

Lelaki itu duduk di sofa, Keyla yang menyadari hal itu malah tak memperdulikannya. Keyla justru melempar tasnya asal dan masuk ke kamar mandi. Apa dia bener-bener pernah digituin ya sama Gavin? Sampai-sampai setakut itu waktu liat Gavin? batin Rasya. Rasya kemudian memilih untuk menaikkan kedua bahunya tanda tak peduli dan membuka ponselnya. Sebuah chat balasan dari seseorang yang sejak tadi ia tunggu-tunggu masuk ke dalam ponselnya.

Rasya : kamu mau nggak satu kelompok sama aku? Kelompok IPS Bu Andin.

Mita : mau ... tapi itu kelompok berempat kan? Kamu mau ngajak siapa lagi?

Rasya : nggak tau, terserah kamu aja.

Mita : mmm ... siapa ya, kalau gitu aku ajakin Kak Keyla aja, siapa tau dia mau. Terus ajakin Ratna aja lagi satu.

Rasya : kok sama Keyla sih? Aku udah bosen tau sama dia, dia itu songong banget, lagian aku pengen duduk sama kamu, tapi dia tiba-tiba nyuruh pindah.

Mita : ihh kamu jangan gitu, Kak Keyla baik kok.

Rasya : baik apanya? Dia itu alay tau! Aku suka kesel liat dia yang songong banget gayanya.

Mita : udah deh, kamu nggak boleh ngejelekin orang kayak gitu. Kak Keyla itu baik kok aslinya, cuma mungkin keliatan sombong aja. Oh, iya besok aku mau cerita sama kamu, udah lama nggak curhat.

Rasya : kali ini apalagi? Masalah lo dibully kakak kelas?

Mita : nggak, kali ini tentang seseorang yang baik.

Rasya : baik? Aku jadi penasaran.

Rasya tersenyum tipis ketika memikirkan bahwa besok ia akan kembali dibagikan cerita oleh Mita. Mendengar cerita Mita, membuat dirinya entah kenapa merasa lebih dekat dengan Mita. Ah, rasa sukanya terhadap Mita kini semakin menambah, tapi Rasya masih bingung terhadap perasaannya sendiri.

Namun saat Rasya tersadar bahwa sedari tadi Keyla tak keluar dari kamar mandi, lelaki itu pun menaruh ponselnya dan berjalan menuju kamar mandi. Lelaki itu ingin mengecek apakah Keyla masih hidup di dalam kamar mandi.

Tok tok tok. Rasya mengetuk pintu kamar mandi Keyla.

Tak ada jawaban.

"Key, lo di dalem kan?" tanya Rasya.

Masih tak dijawab.

"Key?" Rasya mulai panik. Ragu-ragu Rasya memutar kenop pintu. Tidak dikunci. Perlahan Rasya membuka pintu kamar mandi.

Di sana Keyla terdiam. Di bawah shower dengan baju yang masih menempel ditubuhnya. Gadis itu menangis di sana, bukan menangis histeris seperti tadi, melainkan menangis dalam diam.

Rasya kaget bukan main melihat kondisi Keyla yang sedang membasah kuyupkan dirinya. Rasya berlari mendekat Keyla dan memegang kedua bahu itu. "Lo kenapa Key?" tanya Rasya cemas.

"Tinggalin gue!" teriak Keyla.

"Lo bisa sakit, badan lo udah dingin banget," ujar Rasya.

"Lo pergi dari sini sekarang!" teriak Keyla.

Bukannya pergi, Rasya malah mematikan shower yang masih menyala tersebut, lalu menarik tangan Keyla.

"Lepasin gue!" Dengan sekuat tenaga Keyla berhasil membuat cekalan tangan Rasya terlepas, "pergi! Gue lagi kotor! Gue harus bersihin badan gue! Gue lagi kotor gue harus mandi!" teriak Keyla histeris. Gadis itu kembali menghidupkan shower.

"Lo gila Key?! Ini udah malem, dan lo udah mandi selama sejam, apa itu kurang?" tany Rasya.

"Gue masih kotor Ras," isak Keyla. "Gue jijik sama diri gue sendiri."

Rasya menatap Keyla mendalam, ia tak tahu kalau Keyla akan seterpuruk ini. "Lo udah bersih. Jadi sekarang, mending kita keluar dari sini," pinta Rasya.

"Nggak! Gue nggak mau!" tolak Keyla.

Rasya menarik tangan Keyla, tapi Keyla meronta-ronta. Hal itu membuat Rasya mengunci tangan Keyla dengan membawanya ke atas kepala gadis itu. "Lo nggak bisa kayak gini Key, lo bisa sakit! Apapun hal yang nyebabin lo kayak gini, lo bisa cerita ke gue. Atau kalau lo nggak mau, lo bisa cerita ke orang lain. Jangan sakitin diri lo gara-gara Gavin."

Tangis Keyla berhasil pecah ketika mendengar ucapan Rasya. "Gue benci Gavin Ras, gue benci dia. Dia itu orang jahat, gue benci dia!" ucap Keyla.

"Gue juga benci dia," ujar Rasya. "Tapi dengan cara lo kayak gini, itu sama aja nunjukin kalau lo kalah sama dia."

"Tapi gue merasa kotor."

Walaupun Rasya tidak tahu makna kata 'kotor' yang sedari tadi diucapkan Keyla, lelaki itu memilih tak peduli dan berusaha untuk membuat Keyla setenang mungkin.

Perlahan-lahan Rasya mulai mematikan shower yang sedari tadi masih menyala, "ganti baju lo dulu, gue nggak mau lo sakit," ucap Rasya.

"Tapi lo basah gara-gara gue," cicit Keyla.

"Nggak masalah, gue bisa pulang ntar," ujar Rasya lalu berniat untuk pergi.

Keyla menarik ujung baju Rasya, "jangan pergi, temenin gue," ucap Keyla.

"Oke, sekarang lo ganti baju dulu!"

~~~~~

SETELAH Keyla selesai berganti baju, gadis itu berjalan menuju Rasya yang sedang memainkan ponselnya. Pakaian lelaki itu basah.

Keyla melemparkan handuk kecil ke arah Rasya. "Maaf udah buat lo basah kayak gitu," ujar Keyla merasa bersalah. Gadis itu duduk di sebelah Rasya.

"Nggak papa. Sekarang lo bisa cerita ke gue ada apa," ujar Rasya.

Keyla nampak ragu.

"Nggak mau cerita?" tanya Rasya.

Keyla terdiam.

"Ya udah kalau gitu. Santai aja, gue enggak kepoan kayak lo, gue nggak bakalan maksain lo buat cerita kok," ujar Rasya.

"Makasi," ujar Keyla.

"Ya udah, gue balik dulu. Nggak enak basah kayak gini tau," ujar Rasya.

"Iya, iya, btw lo kenapa jadi baik gini sih?" tanya Keyla.

"Terpaksa, gara-gara liat lo nangis kayak jablay tadi," ujar Rasya.

"Ihhh, siapa yang kayak jablay sih!" Keyla menatap Rasya marah. "Baru aja dipuji baik, malah kembali lagi jadi nyebelin," gerutu Keyla kesal.

"Kalau gue baik terus sama lo, yang ada lo bakalan baper sama gue. Najis banget gue kalau lo tambah suka sama gue," ujar Rasya.

Jleb! Ucapan Rasya sangat menusuk.

Rasya telat mengatakan hal itu, karena sekarang Keyla sudah semakin menyukai Rasya.

"Udah ah, gue pulang dulu. Inget langsung tidur biar nggak sakit," ucap Rasya.

Jantung Keyla berdetak kencang. Rasya hari ini bikin Keyla jadi baper tingkat akut. Gadis itu jadi takut jika Rasya mendengar detak jangungnya yang sangat kencang ini. "Iya, iya, udah deh pulang sana!"

Setelah bertengkar sedikit, akhirnya Rasya keluar dari kamar Keyla. Gadis itu pun bisa bernapas dengan lega. Akhirnya jantungnya bisa berdetak dengan normal.

Namun tidak bisa dipungkiri, senyum gadis itu masih bermekaran sejak tadi. Keyla rasa hari ini dia bisa tidur nyenyak.

Tiba-tiba sebuah pesan masuk membuat jantung Keyla serasa berhenti berdetak.

Rumah lo ternyata masih sama, gue sempat lupa sama alamat lo. Tapi untung gue inget lagi. See you Keyla!

~~~~~

Akhirnya bisa next. Maaf lama next karena lagi sibuk buat edit naskah Juli. Buat next selanjutnya nggak tau kapan ya, soalnya minggu depan aku mau USBN dan dua minggu lagi mau UNBK. Belum lagi naskah Juli.

Kalau penasaran banget, dm aku aja buat minta next cerita, soalnya kalau banyak yang dm, aku bakalan dapet mood ngenext walaupun sesibuk apapun.

Jangan lupa buat vomment ya!

04-04-2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro