02 || I'M SEXY

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

BAD BOY CAFE: MILLY
02 || I'M SEXY
a novel by Andhyrama

IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama// Shopee: Andhyrama [an Online Bookshop]

Instagram Erza: @erza_milly

Buat apa terlalu sibuk memperhatikan pencapaian orang lain, kalau kita juga bisa melangkah buat capai apa yang kita inginkan.

(◍_◍)

Pre-Question

Absen dulu! Kalian sekarang lagi pakai sepatu, sendal, kaus kaki doang, apa nyeker?

Teh manis atau teh tawar?

Just random questions before you read the story!

1. Sebenarnya bad boy menurut kalian tuh gimana sih?

2. Kalau kalian punya kekuatan sihir, kalian bakal sembunyiin atau kasih tahu orang lain?

Coba ceritain, imajinasi kalian saat kecil yang masih kalian ingat dong!

3. Weekend kalian lebih suka di rumah atau jalan-jalan?

Kalau jalan-jalan biasanya ke mana?

4. Kalian pengin cerita ini ada trailer-nya, nggak?

Kalau banyak yang pengin, aku pengin buat. Kangen ngedit video lagi, hehe.

Aku lagi banyak pikiran akhir-akhir ini. Banyak hal yang dikhawatirkan, beberapa kerjaan jadi nggak maksimal. Hm ... dan paling parah.

Aku sariawan di lidah! Dua cuy bukan satu!

Argh kesel parah.

Kalian mau curhat juga, kuy curhat di sini!

Happy reading, don't forget to vote , comment, and share!

(◍_◍)

Be careful, I'm dangerous.

(◍_◍)

Saat keluar rumah untuk sekolah. Aku melihatnya lagi. Nami benar-benar bukan cewek. Dia ke sekolah memakai Ninja berwarna merah, sedangkan punyaku berwarna hitam. Salah satu alasan kenapa aku ingin motor baru adalah ini, aku tidak mau samaan dengan cewek tepos itu.

"Ngapain lihatin gue?" tanya Nami kepedean.

"Lo yang lihatin gue, kocak!"

"Jelas-jelas lo!"

"Mata lo sekarang lagi lihat siapa?" tanyaku. "Lihat cogan paling seksi sekompleks ini, kan?"

"Seksi? Nggak salah denger gue?" tanyanya. "Sapi aja nggak nafsu sama lo."

"Ya jelaslah! Orang manusia yang nafsu sama gue," jawabku yang membuat wajahnya kesal. "C'mon, susah amat ngakuin!"

"Najis!"

"Oke gini. Kita balapan ke sekolah. Kalo lo kalah, lo harus akuin gue seksi, kalau lo menang gue bakal ngakuin kalau lo ...?"

"Gue badass," jawabnya.

"Pantat jelek? Itu mah udah fakta, lo kan tepos."

"Nggak literally juga, Goblok!"

Tanpa basa-basi lagi, kami berdua langsung bersiap untuk balapan. Dengan sama-sama memakai helm full face dan jaket kulit. Sebenarnya, aku tidak mau melawan cewek. Namun, khusus Nami bisa dikecualikan. Kami berdua memang selalu bersaing dalam banyak hal.

Tentu saja, Nami bukan lawanku untuk balapan motor. Aku menunggunya cukup lama di depan gerbang sekolah.

"Duh, lelet amat sih," ejekku saat dia berhenti di depan motorku.

"Dia membuka kaca helmnya. Oke gue akuin lo seksi, tapi ingat ya. Lo bakal kalah pada waktunya!" kata dia yang kemudian melakukan motornya lagi.

Aku tertawa melihatnya yang kesal. Yes, I'm sexy and I know it!

(◍_◍)

"Dari tadi lo belum sentuh makanannya," kataku ke Queen, pacar baruku. "Nggak lagi ngode minta disuapin, kan?" tanyaku seraya mengangkat sebelah bibirku.

Dia menggeleng, salah tingkah. Lalu mengambil garpu dan sendoknya untuk mulai makan pisang goreng cokelat itu.

"Erza, kenapa kamu nembak aku? Kita kan cuma beberapa kali bicara," kata dia.

"Karena lo suka gue," jawabku santai. "Lo pengin jadi pacar gue. So, gue kabulin itu."

"Ta-tapi, kamu suka aku?" tanyanya. "Kamu nggak pacarin aku cuma buat pelarian dari Silvi, kan?"

"Nggak ada pelarian kok. Emang gaya gue ya kayak gini, putus nembak lagi," ungkapku. "Selama gue nggak selingkuh, it's okay, kan? Masalah perasaan gue, lo bisa nilai sendiri. Gue suka hubungan yang santai. Kita pacaran bukan nikah, jangan terlalu serius."

Dia mengangguk. "Oke, aku ngerti."

"Gue mau ngerokok," kataku sembari mengambil bungkus rokok dari saku jaketku.

Dia mengangguk.

Aku pun mulai merokok, membuang asapnya agar tidak mengenai Queen. "Gue tahu kok, kebanyakan cewek nggak nyaman sama cowok perokok."

"Ta-tapi nggak apa-apa kok, ini kan smoking area," jawab Queen. "Lagi pula, kamu pasti punya alasan kenapa merokok. Erza yang aku tahu kan selalu punya alasan buat ngelakuin sesuatu."

"Thank you for understanding." Aku tersenyum padanya, dia langsung malu-malu. "Beberapa mantan gue ngelarang gue ngerokok, mereka nunjukin slogan Merokok membunuhmu ini, tapi itu sama sekali nggak ngaruh. Gue nggak takut mati karena rokok, gue lebih takut kalau gue nggak bisa stay di kondisi stabil gue."

"Aku bakal coba ngertiin, Za," kata dia.

Aku mengangguk, menghisap rokok lagi.

"Aku mau ambil gambarmu boleh, nggak?" tanya dia.

"I must be looking hot, right?"

Dia mengangguk. Lalu, dia mengambil gambarku dengan ponselnya. Melihat hasilnya, dia tampak sangat senang. Sepertinya sangat mudah membuatnya senang.

"Oh ya, Queen."

"Iya, King?"

Aku tertawa kecil.

"Boleh, kan?"

"Whatever. I just wanna say, I can't treat you like a princess. As long as you are always nice, I'll be good for you. Anata wa watashi o shinrai suru koto ga dekimasu."

Dia mengangguk. "Makasih, Za. Tapi aku nggak terlalu mudeng."

Aku mengulangi dengan bahasa Indonesia. "Kau bisa pegang kata-kataku."

"Aku bakal coba buat selalu ngerti kamu. Semoga kita bisa bertahan lama," harapnya.

Aku tidak pernah berharap terlalu tinggi dengan cewek. Queen adalah tipe yang penurut, itu pasti karena dia terlalu menyukaiku. Tidak mudah mempertahankan itu, cewek biasanya akan menuntut sesuatu pada akhirnya. Cowok memang pantas dituntut, asal itu tidak mengganggu prinsip dan komitmenku, aku akan mencoba memberikan itu.

(◍_◍)

Sialan!

Gaza kembali berulah. Lemariku dibobol paksa dan PS4 di dalamnya raib, bukan hanya itu. TV di ruang tengah juga diambil. Sekarang, kudengar dia sedang bermain PS di kamarnya.

"Woy! Buka pintunya!" suruhku.

"Wiy! Biki pintinyi!" balasnya malah mengejek.

"Sekali aja lo bisa nggak sih dibilangin?!" tanyaku.

Dia tidak menjawab.

"Buka pintunya atau gue ba—"

Pintu terbuka. "Gue diskors tiga hari. Nih, temuin guru BK gue besok!" kata dia seraya menyerahkan dengan paksa amplop putih ke tanganku. "Nggak usah gangguin gue!"

Dia menutup pintu lagi, menguncinya.

Aku benar-benar geram.

Aku pun mencoba mencari Mama. Kuketuk kamarnya. "Ma, besok bisa ke sekolah Gaza? Dia dapat surat dari BK. Aku ada jadwal latihan sepak bola."

"Erza bantu Mama ke sana ya, Mama mau pergi besok," kata ibuku dengan suara yang seperti habis menangis. "Mama udah masak buat kalian ya, di dapur."

"Mama nggak apa-apa?"

"Enggak, Sayang," jawabnya.

"Oke."

Setelah mengecek Zara yang sudah tertidur pulas, aku menuju lantai dua. Di balkon kamar, aku berdiri sembari membuka amplop ini. Adikku berkelahi lagi. Dia tidak pernah berhenti membuat masalah. Aku cukup tertekan dengan segala hal yang dia perbuat, seperti itu adalah kegagalanku sebagai kakak.

Sejak Papa pergi, Gaza memang menjadi begitu nakal dan susah diatur. Mama mungkin sudah menyerah, karena setiap dinasihati Gaza selalu menjawab dan menentang.

"Sudah berapa kali Mama bilang! Jangan bolos lagi!"

"Gue cuma pengin main, apa salahnya coba?"

"Mama kerja dari pagi sampai malam buat kalian, tapi kamu nggak pernah mau dengerin Mama."

"Kan Mama kerja mulu, nggak pernah ada waktu buat kita."

"Kalau Mama nggak kerja, kalian mau makan apa?"

"Kirim gue ke Papa aja! Gitu kok repot."

Mama menampar Gaza.

Sejak saat itu, hubungan Gaza dan Mama sudah sangat renggang. Gaza selalu menghindari Mama. Adikku itu hanya ingin bertemu dengan Papa.

"Ngapain lo ngelamun!" teriak Nami.

"Bukan urusan lo!"

"Urusan gue karena lo ganggu pemandangan. Masuk gih! Tutup gordennya, gue males lihat lo!" serunya lagi.

Aku sedang tidak ingin berdebat. Aku masuk ke kamarku, menutup jendela dan gorden. Terbaring di ranjang, aku mencoba memikirkan apa yang harus kulakukan untuk Mama.

(◍_◍)

"Jika dia terus seperti itu, dia bisa dikeluarkan dari sekolah ini."

Mendengar penjelasan guru BK tadi membuatku merasa semakin kesal dengan Gaza. Di sisi lain, aku juga kesal dengan diriku yang tidak bisa memberikan contoh untuknya. Walau tak separah Gaza, aku juga beberapa kali bolos dan berkelahi di sekolah. Namun, karena prestasi, aku tetap punya poin positif. Adikku itu sudah goblok, banyak gaya lagi.

"Bang Erza!" panggil cowok tinggi itu menghampiriku. Adiknya Naga, Gema.

"Pasti habis ke BK, ya Bang?" tanyanya yang sudah bisa menebak.

"Lo tahu kenapa dia berantem?" tanyaku.

Gema kemudian mengajakku untuk duduk di pinggir lapangan basket. "Gaza kemarin berantem buat nolongin saudara gue, Gemi. Gue lagi ada pertandingan basket, lalu ada cowok yang nembak Gemi, dia langsung nolak dong, tapi si cowok nggak terima—narik tangan Gemi. Pas itu ada Gaza, cowok itu langsung dihajar sama adik lo itu Bang. Mereka berkelahi sampai jadi rame."

Aku mengangguk-angguk. Dia selalu berkelahi karena masalah sepele. Fighting is not the right way to protect girls. Tapi, dalam kondisi tertentu, aku akan melakukan hal yang sama seperti Gaza. Misalnya, cewek itu adalah orang spesial bagiku.

Karena suasana hati yang sedang tidak enak, aku membuka bungkus rokok sambil berdiri. "Gue balik dulu, Ma."

"Jangan merokok di sini, Bang," ujar Gema seraya menoleh ke sekeliling. "Ini aja."

Aku menerima apa yang Gema berikan. "Tusuk gigi?"

"Jalan sambil pakai tusuk gigi bikin Bang Erza tambah keren kok, nggak kalah sama ngerokok," ujarnya seraya tersenyum.

"Thanks."

"Gue bakal coba bantu Gaza biar nggak terlibat masalah lagi, Bang," ujarnya sebelum aku pamit pergi dengan menggigit tusuk gigi.

(◍_◍)

Tekan tombol kalau kamu suka part ini!

Jangan lupa jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, ya!

Question Time

1. Apa pendapat kalian tentang bab ini?

2. Mana bagian yang paling kalian suka?

3. Pendapat kalian tentang cowok perokok?

Kalian yang cewek, mau nggak sih punya pasangan perokok?

4. Pendapat kalian tentang alasan Gaza berantem?

5. Pendapat kalian tentang Gema di sini?

6. Di Bab 04, kita bakal ketemu Naga dan Agum! Excited? CAPSLOCKNYA KALAU SIAP!

Yang pengin baca bab 03 komen: Erza kapan tobat?

(◍_◍)

Yang nggak sabaran nungguin kafenya kok nggak muncul-muncul, santuy ya. Pembaca yang udah terbiasa sama ceritaku pasti ngerti kalau bagian-bagian awal ceritaku emang lambat karena buat ngenalin karakter-karakternya dulu.

Kalau udah ketemu kafenya, siap-siap aja bakal lebih ngegas ceritanya!

(◍_◍)

Jangan lupa untuk follow:

@andhyrama
@andhyrama.shop

Role players:

@erza_milly || @petrovincenthardian || @gaza_kangkopi || @nami.robi || @lynda_fiara || @nolan.sparrow || @ferlan_erlangga || @martin_hades || @ronald_midas || @math_lemniscate

@nagaputramahendra || @bimaangkasarajo || @gemaputramahendra || @gadisisme || @mayapurnamawarni || @gemiputrimahendra || @agumtenggara

Fanpage:

@team_nagabima

Oh, ya kalau mau masuk grup chat #TeamNagaBima, langsung DM @team_nagabima aja, ya! Bilang mau join!

di Instagram!

(◍_◍)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro