Four~Rencana

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Darrel Pov

Pulang sekolah gue langsung mencari Clarissa, mudah mudahan dia lagi sendirian.

"Nah itu dia," gue langsung mendekatinya mumpung lagi sendiri.

"Hai, cantik," kata gue genit.

"Mau apa lo?" tanyanya.

"Ikut gue sebentar," gue langsung menarik tangannya menuju belakang sekolah, mumpung lagi sepi.

Gue mendorong pelan tubuhnya ke tembok, lalu meletakkan tangan gue di samping bahunya.

"Ma ... mau apa lo? Jangan macem-macem," gue memainkan rambutnya, kayaknya berhasil nih rencana gue.

"Mau apa ya? Mau hukum elo," kata gue langsung mendekati wajahnya.

"Jangan macem-macem ya!" katanya.

"Besok lo gak boleh ngelanggar peraturan lagi! Kalau gak gue bakalan ngehukum lo," gue langsung melepaskannya.

"Enak aja, Kak Bryan, Kak Bryon, Kak Marchelle, Kak Verrel, William tolongin gue," gur langsung menutup mulut gadis di depan gue.

"Sekali lagi lo teriak, gue tutup mulut lo pakai mulut gue," gue tersenyum miring. Hahaha ..., pingin ngakak gue liat mukanya. Mending gue kabur kakak ni cewek kayaknya mau dateng. Gue keluar sekolah lewat gerbang belakang, untung aja cewek itu munggungin gue.

***

Clarissa Pov

"Kak gue mau ke toilet, kalian tunggu gue di parkiran ya," gue langsung ngacir ke toilet.

"Lega," tiba-tiba Si Ketua OSIS ada di depan gue.

"Hai, cantik," katanya genit. Baru nyadar dia gue cantik?

"Mau apa lo?" tanya gue, kayaknya ada yang gak beres.

"Ikut gue sebentar," dia langsung menarik tangan gue menuju belakang sekolah. Wah, mau kurang ajar nih sama gue, mana sepi lagi.

Dia mendorong pelan tubuh gue ke tembok, lalu meletakkan tangannya di samping bahu gue.

"Ma ... mau apa lo? Jangan macem-macem," dia memainkan rambut gue. Wah ,kayaknya dia mau ngapa-ngapain gue.

"Mau apa ya? Mau hukum elo," katanya langsung mendekati wajah gue. Aduh gimana nih? Mampus gue.

"Jangan macem-macem ya!" kata gue.

"Besok lo gak boleh ngelanggar peraturan lagi! Kalau gak gue bakalan ngehukum lo," dia langsung melepaskan gue, enak aja dia ngatur gue, emang dia siapa?

"Enak aja, Kak Bryan, Kak Bryon, Kak Marchelle, Kak Verrel, William tolongin gue," dia langsung menutup mulut gue.

"Sekali lagi lo teriak, gue tutup mulut lo pakai mulut gue," gue langsung terdiam. Gue berjalan lalu memunggunginya.

"Kakak," gue langsung berlari memeluk Kak Marchelle, tanpa gue sadari gue menangis, sumpah gue takut banget.

"Lo kenapa?" tanya Kak Bryon.

"Hiks ..., tadi Darrel mau nyium gue," kata gue masih menangis dipelukan Kak Marchelle.

"Wah, macem-macem dia, Verrel cari Si Darrel itu," kata Kak Marchelle geram. Dia melepas pelukannya lalu mengelus pipi gue yang basah terkena air mata

"Gak ada Kak," kata Kak Verrel.

"Ah sialan tu orang," Kak Bryon mengelus kepala gue. "Lo tenang aja,"

"Mending kita pulang, kasian Clarissa, pasti capek banget," kata Kak Bryan. Kami pun pulang.

***

"Kak udah siap nih," gue langsung menghampiri Kak Marchelle.

"Astaga, baju lo kekurangan bahan?" tanyanya. Wah ngajak berantem, gue udah kece gini masih aja di kritik.

"Udah ayo, Kak Bryan, Kak Verrel sama William udah berangkat kan?" gue mencari-cari orang yang gue sebut namanya itu.

"Bryon, lo aja yang nyetir, males gue," Kak Marchelle memberikan kunci mobilnya kepada Kak Bryon.

"Ogah, mending gue berduaan dibelakang sama Clarissa," katanya.

"Kalian berdua di belakang, gue yang nyetir, TITIK," gue mengambil kunci mobil yang ada di tangan Kak Bryon.

"Wah gawat nih," gue tersenyum miring.

Gue kalau nyetir gak bisa santai, ya, gue paling suka ngebut. Hehehe ...

***

"Kak, udah minumnya," gue berusahan nyetop kakak-kakak gue buat minum, tapi mereka malah tetep minum, gue pingin juga sih minum, tapi liat keadaan juga dong, semua kakak gue plus Udin sekarang lagi mabuk berat.

"Aduh, gimana nih?" gue mencari orang yang bisa diminta bantuan.

"Mana gue gak kenal lagi sama orang-orang disini," batin gue.

"Itu kok ketua OSIS ada disini?" gue pun menghampirinya.

"Eh tolongin gue dong!" gue menggoyang-goyangkan tubuhnya.

"Mmm ..., tapi ada syaratnya," Darrel langsung narik gue.

"Mau kemana? Jangan-jangan lo mau.." kata gue.

"Udah ikut aja," Darrel membawa gue ke gerombolan cowok yang lagi minum.

"Hai bro!" Darrel bersalaman ke beberapa cowok disana.

***

"Pokoknya gue gak mau!" gue sekarang sudah berada di dalam mobil.

"Lo harus mau, gue udah nolongin lo kan?" kata Darrel.

"Nggak, sekali enggak tetap enggak," kata gue.

Kalian mau tau gak? Dia minta tolong apa.

Flashback On

"Hai bro!" Darrel bersalaman ke beberapa cowok disana.

"Siapa nih bro?" tanya cowok yang memakai kaos berwarna biru.

"Cewek gue," What? Cewek? Najong tralala.

"Hah?" Darrel menatap gue dengan tatapan 'diem atau lo gue gak tolongin' anjir ni orang.

"Udah dulu ya, gue mau nganterin cewek gue dulu," Darrel langsung narik gue.

"Mau minta tolong apa?" tanyanya.

"Jadi kakak-kakak gue lagi mabuk, lo bisa gak nganterin mereka pulang?" tanya gue.

"Alamat rumah lo dimana? Entar kakak-kakak lo biar supir gue yang anter, lo balik sama gue aja," Darrel langsung narik gue ke mobilnya.

"Tadi kenapa sih lo bilang gue pacar lo? Emang lo segitunya gak laku ya?" tanya gue sambil menaikan satu alis.

"Jadi gini, nyokap gue jodohin gue, tapi gue gak mau, karena dia bad girl. Jadi gue ngenalin lo ke mereka, karena ada cewek yang mau dijodohin ke gue, biar gue gak dijodohin, makanya gue bilang lo cewek gue," katanya pajang lebar.

"Oh..., gue kan juga bad girl," heran gw sama Darrel gue kan juga bad girl.

"Kan lo cuma boongan," katanya. "Oh, iya gue kan tadi udah nolong lo, dan itu gak gratis, dan sebagai gantinya lo harus jadi pacar boongan gue," katanya.

"Nggak, najis gue," gue bergidik ngeri membayangkan gue jadi pacar boongan Si Darrel.

"Lo harus mau!"

"Pokoknya gue gak mau!" gue sekarang sudah berada di dalam mobil.

"Lo harus mau, gue udah nolongin lo kan?" kata Darrel.

"Nggak, sekali enggak tetap enggak," kata gue.

Flashback Off

"Woi! udah sampai, melamun aja lo," gue pun tersadar.

"Oh udah sampai," gue mengambil tas dan ingin membuka pintu, akan tetapi pintunya terkunci.

"Darrel buka," rengek gwue

"Lo harus mau!" katanya memaksa.

"Mmm ..., gue mau," kata gue.

"Gitu dong."

"Tapi ada syaratnya," kata gue.

"Apa?" tanyanya.

"Lo gak boleh ngatur-ngatur gue lagi!"

"Ok," gw langsung turun dari mobilnya.

***
Hy! Ini part terpanjang lho, oh iya, aku belum ngasi foto pemerannya, soalnya belum kepikiran. Foto yang Jangan lupa vomment ya. Thanks!

18-12-2015

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro