7. Mata-Mata

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Amanda menyamar dengan tembok, sesekali kepalanya menyembul untuk memastikan situasi. Di depannya, Arka tengah bersiap untuk turun ke lapangan memenuhi panggilan pertandingan basket antar kelas. Di sekolah lamanya, kebetulan dia salah satu anggota inti klub basket dan beberapa kali ikut turnamen. Jadi, ketika pindah ke SMA ini, dia langsung mendapat tempat khusus.

Amanda memperhatikan setiap gerak-gerik kakak kelasnya secara saksama. Lalu, jantungnya nyaris copot saat dua teman Arka datang dan bergabung. Membuat ruang ganti tersebut seketika riuh. Amanda terpaksa mengakhiri aksi mata-matanya.

Dia pun ke kantin. Di jalan, dia tak sengaja ketemu si musuh bebuyutan. Mereka beradu tatapan sengit. Lalu, sama-sama beralih dan berpapasan. Suasana mendadak sedikit tegang.

"Gue harap lo segera terusir dari rumah!" desis Arabelle yang bisa didengar jelas oleh Amanda.

"Atau sebaliknya." Amanda tersenyum miring setelah menuntaskan kalimat.

Arabelle tak acuh. Dia memutuskan ke tempat parkir sekolah. Namun, Sisil mencegat saat dia hendak menginjak anak tangga.

"Gue tau lo dalangnya. Jadi please, lo balikin dua akun IG gue yaaa. Gue mohon. Kalau gak balik, gue gak bisa hidup tanpa mereka, Arabelle," cerocos Sisil tanpa basa-basi lagi. Mukanya merengut memohon, sementara tangannya mengatup rapat di depan dada.

"Setelah semua artikel sampah lo itu?" sinis Arabelle. Nada bicaranya pelan, tetapi disertai tatapan super tajam, membuat kesan angkernya begitu terlihat.

Sisil kesal semua hasil kerja kerasnya dikatai sampah secara langsung. Namun, dia harus tetap sabar karena akan ada masanya untuk melakukan pembalasan.

"Oke, oke. Mau lo semua artikel itu dihapus, kan? Oke, gue turutin. Asal lo balikin akun IG gue, ya?" Sisil tak mengubah posisi tangannya. Kali ini, nada bicaranya dibuat selembut mungkin, siapa tahu bisa menyentuh kerasnya hati si lawan bicara.

"Gak cukup. Lo kira harga diri gue bisa balik cuma dengan hapus artikel sampah itu?" Arabelle menunduk, mendekatkan wajahnya dengan telinga kiri Sisil. "Lakuin satu hal buat bikin gue jadian sama Arka."

"APA!" Mata Sisil sontak melotot. Lengkingan teriakannya bahkan lolos gitu saja. "J-jadi ... eung ...."

"Lo gak mau? Ya udah, Roomphits esok atau satu jam ke depan gak bakal berjalan lagi," ancam Arabelle yang menutup kalimatnya dengan senyuman miring.

Sialan lo! Sisil mengumpat dalam hati. Untung dia pandai bersilat lidah (sekalian teakwondo, karate, judo, dan kawan-kawannya), jadi, permainan kata baginya sudah biasa.

"Sip. Mulai sekarang, gue merekrut diri gue sendiri sebagai mak comblang lo. Khusus dan limited edition." Sisil menghela napas dan memaksakan diri untuk tersenyum.

"Good!" Arabelle menjetikkan jari.

"Jadi kapan akun IG gue balik? Capek gue bikin akun kloningan terus."

"Setelah lo kasih gue info lengkap tentang data diri si cowok songong itu." Arabelle pergi gitu saja.

Sementara, Sisil meremas tangan sambil melompat-lompat gemas. Setelah tenang, dia meniup poni tipisnya. Beruntung, mendapatkan informasi baginya semudah membalikan telapak tangan. Ketika istirahat kedua tiba, dia segera menemui Arabelle di balkon belakang kelas XI-IPS 1 yang langsung menghadap ke lapangan basket putri dan gedung aula sekolah.

"Gue udah ngirimin data yang lo minta dalam bentuk file ke WA lo," kata Sisil saat telah menghampiri Arabelle.

"Good. Akun lo balik bentar lagi," balas Arabelle yang langsung memainkan ponselnya untuk mengirim direct message pada seseorang. Setelahnya, dia iseng membuka file yang dikirim Sisil.

Arkanantara Galaxy, lahir di Bandung, Februari 2000. Saat usia 7 tahun, dia pindah ke Surabaya karena ikut ayahnya. Dia selebgram yang mulai merintis karir sejak 2014. Membosankan. Arabelle membatin lama. "Info lo kudet semua," cibirnya.

Sisil yang tengah bahagia karena akunnya sudah kembali lagi. Dia juga menghapus postingan akun selama di-hack sama orang, yang isinya adalah promo panci diskonan. Heuh!

"Gue butuh sesuatu yang lebih dari ini," imbuh Arabelle.

"Bisa. Tapi ...." Sisil menggosok-gosok jemari tangannya.

Arabelle mendecih. Seharusnya tadi dia lebih cerdik dari serigala satu ini. "Oke. Berarti lo milih Roomphits tamat." Ancamannya kali ini tidak main-main.

"Eh, jangan-jangan. Iya deh. Asal lo mau neraktir gue makan. Laper nih." Sisil cengengesan, wajahnya datar saja, seolah tak memiliki sedikit dosa karena telah mempermainkan orang. Itu, kan demi uang.

Arabelle meraih ponselnya, bersiap akan menghubungi seseorang. Namun, lebih dulu ditahan Sisil.

"Oke-oke, gue chat-in info secret Arka. Tapi, lo jangan nyebarin ini ke siapa pun. Kalo bisa, setelah otak lo hapal, delete pesan itu!" pesan Sisil sudah seperti akan memberikan barang paling berharga di seluruh dunia.

Dia kemudian mengetikkan info yang selama ini berhasil dikumpulkan dengan sedikit kecerdikannya sebagai ahli mata-mata SMAN 189 Bandung, sekaligus wakil ketua website Roomphits.

+62851 ....: Arka dulunya korban bully pas kelas 1 SMP. Makannya dia pindah ke Surabaya. Gimana, info dari gue cakep, kan?

Arabelle tertegun membacanya. Bully. Mengingatkannya pada masa kecil, masa di mana dia hanyalah gadis imut dan lucu yang sering jadi bahan empuk olokan teman seangkatan. Mereka bahkan memberikannya julukan si Babi Jelek.

Lalu, ingatannya beralih pada masa remaja. Masa di mana dia sudah bisa berdiri dengan tegak dan menjadi gadis kuat yang tidak akan menyerah pada siapa pun.

Arabelle gendut dan imut telah berubah menjadi sosok gadis tinggi langsing yang punya banyak penggemar. Namun, dia mempunyai sifat angkuh dan suka menindas. Salah satunya, hal yang sering dia lakukan pada dua remaja kembar, teman sekelasnya. Dulu dia memanggilnya sebagai Babi Satu dan Babi Dua. Mereka mirip sekali, Arabelle bahkan tak bisa membedakan mana yang paling jelek atau buruk---menurutnya.

Jangan-jangan .... Firasatnya mulai tak enak saat semakin mengingat masa lalu.

Sementara, di kantin Amanda dan teman-temannya tengah asyik bercengkrama.

"Aku masih ngakak sama artikel yang diunggah Roomphits." Mey-Mey hampir tersedak karena ingat reaksi saat pertama membaca sebuah artikel kemarin malam. Dia ngakak sampai hampir kejengkang, terus diteriaki ibunya yang terganggu saat nonton film drakor.

"Bener. Aku makin yakin si Arabelle itu bakal kalah dari kamu, Nda," sahut Dara sambil mengunyah risolnya. Terus dicocol ke saus dan dilahap sampai habis.

"Iya dong. Itu satu fakta! Biar tuh nenek lampir gak berulah lagi, terus jadi upik abu seumur hidupnya," ujar Amanda yang sukses membuat teman-temannya tertawa.

"Btw, btw. Gimana kemajuan kalian?" Amanda berdeham dulu sebelum bertanya.

"Jalan di tempat. Gila, ternyata kak Arka senyumnya doang yang manis, kata-katanya sadissss," jawab Vita yang selumbari mendapat sebungkus kalimat pedas atas usahanya menarik perhatian Arka.

"Thanks buat cokelat lo. Tapi sorry, gue gak bisa ngabisin waktu sama cewek kayak lo."

Vita merinding jadinya.

"Bener. Dia aslinya depan umum manis, depan muka mah sadis." Mey-Mey juga punya pengalaman buruk, di mana dia yang nekat mengikuti Arka sampai ke toilet laki-laki, langsung kena semprot di tempat. Dia sampai mati kutu dan jadi tontonan setempat. Plus dihujat. Kurang apes apa Hayati?

"Semangat dong. Kak Arka itu ibarat game. Kalau kita bisa mainin, pasti berujung winner. Kalau enggak, ya apalagi kalo bukan loser," kata Amanda. Dia berusaha menyemangati teman-teman sekaligus dirinya sendiri yang selalu berujung apes kalau melakukan aksi menarik perhatian seorang Arka.

"Kalian untung gitu. Lah aku? Gila, malu lahir batin," sela Dara yang tadi tanggung memakan bakso acinya.

"Hah, gimana?" Mey-Mey sudah berekspektasi ria. Biasanya, sahabatnya satu ini kalau apes suka tidak tanggung.

"Kemarin, gak sengaja ketemu kak Arka di alun-alun, kan. Aku iseng deketin, ajak selfie. Tau gak, dia bilang: 'satu foto tarif seratus  ribu. Terus, lo harus lari dulu sepuluh putaran sambil teriak gue jelek!' Nah karena udah terlanjur mau, kan,  ya udah aku turutin. Aku udah capek lari, jadi tontonan umum, terus pas mau foto, dia bilang lagi, 'Gak mau foto. Lo keringetan. Jelek. Udah gitu lama. Keburu ada acara gue.'. Kalian tahu, enggak, aku tuh pengen ... HIIIH! Sialnya, pas pulang, ternyata aku cuma bawa uang cepek. ATM sama dompet ketinggalan. Aku nyaris jalan dari alun-alun ke rumah kalo enggak ada sepupu," cerocos Dara dengan emosi menggebu-gebu.

Tawa ketiga sahabatnya pecah seketika. Mey-Mey malah sampai memukul-mukul meja. Tawanya yang paling keras juga. Sampai-sampai beberapa orang meliriknya.

"Bener, sih. Kak Arka depan umum doang yang manis. Aslinya sadis. Kita akan kalah kalau cuma pake taktik biasa. Harus lebih cerdik," kata Amanda setelah berhenti tertawa karena perutnya sudah sakit. Dia sendiri sebenarnya sudah mempunyai cara spesial untuk menarik perhatian Arka. Entah akan berhasil atau tidak. Namun, yang pasti dia akan mencobanya saat jam pulang nanti.

Jadi ketika jam pulang tiba, Amanda sengaja menunggu di bangku depan kelas XII-IPS 1 karena kelasnya pulang lebih dulu. Di sana, dia kembali mengecek kado yang sejak pagi disembunyikan dari jangkauan sahabatnya.

Aman, batinnya seraya tersenyum lega bercampur takut. Takut dapat malu seperti sahabatnya. Mereka pulang lebih dulu. Tadi dia berkilah ada rapat OSIS terkait event tahunan.

Sekitar 20 menit kemudian, terdengar bel berbunyi. Amanda  bernapas lega lagi dan beranjak. Dia juga mengecek penampilan.

"Hai, Kak Arka!" teriaknya seraya tersenyum lebar. Tangan kanannya melambai pelan.

Arka yang baru melangkah keluar kelas bersama ketiga sahabatnya menoleh, lalu segera menghampiri.

"Kenapa?" Gayanya kembali sok cool, tetapi tetap dimanis-manisin.

"Bisa bicara sebentar? Eum, maaf, sih aku ganggu Kakak." Amanda tersenyum kikuk.

"Its oke. Ada apa?" Arka menyilang tangan di dada, terus bersandar pada tembok bercat abu tua.

Amanda berdeham untuk menetralisir hati sebelum berujar, "Ini kado dariku karena Kakak udah jadi sosok idola yang ... selain ganteng, pintar, terus Kakak itu panutan aku."

Hidung Arka kembang kempis, sudah bak burung gereja bersiap akan terbang. Dia juga berdeham, terus menyahuti, "Thanks. Gue tahu gue ganteng." Menerima kado kecil yang diberikan Amanda.

Trik Amanda sukses.

"O, ya, Kak. Kalo Kakak bersedia, aku mau ngundang Kakak buat jadi bintang tamu di vlog-ku. Eung, kalau Kakak bisa, sih. Kalau enggak, ya enggak apa-apa. Maaf banget udah lancang." Amanda nyengir lebar.

Arka cuma manggut-manggut doang. Sebelum akhirnya Amanda bergegas pergi karena merasa tugasnya sudah nyaris selesai. Tinggal menunggu hasil.

***
Arabelle paling ogah, bahkan menerapkan hukum haram makan malam bersama keluarga setelah ayahnya menikah lagi. Seperti saat ini, dia harusnya makan bersama karena ayahnya baru pulang dari luar kota. Namun, lebih memilih mengurung diri di kamar. Biarlah cacing di perutnya mati kelaparan karena sejak siang belum ada asupan.

Saat ini, dia tengah menatap layar laptop seolah tanpa kedip, sementara pikirannya berkelana ke segala penjuru ingatan. Entah, dia benar-benar sudah bak orang cacingan setelah mendapat informasi dari Sisil tadi siang.

Dia meraih ponselnya segera, mengetikkan sebuah pesan pada nomor Sisil.

Arabelle Kiyoko: Cari info tentang masa kecil Arka.

Tak berapa lama, kontak yang tengah online itu membalas.

+62851 ...: Bayarannya dong?😁

Arabelle Kiyoko: Cari mati lo!

+62851 ...: Gue kan bisnis😌

Arabelle Kiyoko: Sialan lo! Oke, tapi kalo info dari lo gak guna, Roomphits tutup!

+62851 ...: Yah, serem😵. Gue majuin Roomphits sampe badan kurus kering loh.

+62851 ...: Oke. Tunggu bentar.

+62851 ...: Bisnis gini amat🙃

Arabelle hanya membaca pesan Sisil, sebelum akhirnya dia mendapat pesan terbaru dari Sisil.

+62851 ...: Sejuta, ya?😁 Soalnya ini info bener-bener secret banget👌

Arabelle mendengkus sebelum mengetik jawaban.

Arabelle Kiyoko: Lihat info dulu.

+62851 ...: Oke. No typu-typu, ya? Gue trauma sama yang begini.

Arabelle Kiyoko: Lo pikir gue semiskin itu?

+62851 ...: 😁 Gak gitu maksudnya✌

+62851 ...: Gue kirim, ya?

+62851 ...: Yah chat dedek di-read doang🙃

+62851 ...: Okelah. Nih gue kirim.

Arka itu punya kembaran. Namanya Dika.

Arabelle tertegun membacanya.

Arabelle Kiyoko: Terus?

+62851 ...: Tarif dulu.👌 Kan tadi lo cuma minta info masa kecil Arka😙

"Sinting lo!" Arabelle mengumpat. Namun, kepalang seru. Dia pun kembali melakukan negosiasi memuakan itu.

+62851 ...: Karena lo udah langganan, gue kasih diskon deh, sejuta. Gimana?

Arabelle Kiyoko: Serah. Jangan banyak bacot lo.

+62851 ...: Sip, Beib😗 Nih info lebih lanjut tentang Dika.

Namanya Mahardika Galaxy. Anak IPA 1 yang suka pake jaket di sekolah.

Arabelle benar-benar seperti tertohok saat membaca pesan tersebut. Cowok itu ....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro