Chapter 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

  Diam, sunyi sepi. Cater hanya terdiam membatu saat [Name] pergi dari kamarnya. Apakah semuanya akan berakhir begitu saja. Setelah semuanya?

  Ia akui jika ia salah, mengabaikan pacarnya berhari-hari bahkan pesannya tak pernah ia balas. Sebenarnya apa yang merasukinya hingga ia menjadi seperti ini?

  Jujur ia sangat mencintai [Name] dengan sepenuh hati, ia ingin berada di sampingnya untuk selamanya. Namun beberapa hari yang lalu, ia selalu melihat [Name] bersama dengan Ace dan mereka terlihat cukup dekat hingga membuat hatinya iri.

  Ia tau jika [Name] dan Ace adalah sahabat dekat, dan mereka tidak seperti apa yang ia bayangkan. Apalagi Ace adalah junior nya, mereka dapat dibilang cukup dekat. Namun tetap saja, api cemburu di dalam hatinya tidak padam begitu saja.

  Cater sangat ingin bertemu dengan [Name] dan menjelaskan semuanya, namun apakah dengan berbicara dengannya dapat mengembalikan hubungan mereka menjadi seperti sedia kala?

  Pikiran Cater saat ini sedang berawan, ia bimbang. Dirinya butuh saran dari seseorang, orang yang cukup paham dengan permasalahan mereka.

  "Split Card"

  Cater menggunakan unique magic nya untuk memunculkan satu kloningan dirinya sendiri. Ya, yang ia maksud dengan seseorang adalah klon dirinya sendiri.
 
  "Hei ada apa?" Tanya klon Cater kepada Cater yang terlihat murung tak seperti biasanya.

  "Aku butuh solusi.."

  "Ah tentang hubunganmu dengan [Name]-chan?" Cater mengangguk.

  "Sebenarnya aku tak bermaksud menghindarinya,  tapi ingatan ketika [Name]-chan bersama Ace menghantuiku." ucap Cater sambil menenggelamkan kepalanya di kedua tangannya.

  "Kenapa tidak kau jelaskan padanya?" ucap klon Cater sambil mengerutkan alisnya.

  "Aku..." Cater ingin melanjutkan kalimatnya, namun ia tidak dapat meneruskan. Klon nya benar,  namun ia takut [Name] akan menganggap remeh alasannya.

  "Ia tak akan seperti itu." Klon Cater yang sudah kesal dengan tingkah Cater berbicara. Bagaimana bisa orang yang ceria, cerewet, dan ekstrovet sepertinya tidak dapat menjelaskan hal sesimpel itu.

  "Tapi–"

  "Sudahlah! Lebih baik kau menjelaskan padanya, kalau kau tak mau maka akan kulakukan." Ucapan Klon Cater membuat Cater berkeringat dingin. Klon Cater segera berjalan keluar dari kamarnya, ia akan menuju ke Ramshackle untuk menjelaskan semua kepadanya.

  "H-hoi kau bercanda kan?" Tanya Cater panik dengan tingkah Klon Cater. Namun Klon Cater tidak mendengarkan dan terus berjalan pergi ke Ramshackle, tempat dimana [Name] tinggal.

  Frustasi dengan kelakuan Klon nya, ia hanya dapat berlari mengejarnya agar tidak melakukan hal yang mungkin akan ia sesalkan.

  Klon Cater akhirnya sampai di depan pintu Ramshackle dorm, sedangkan Cater masih berada jauh dibelakang nya. Tak ingin menyiakan kesempatan nya, klon Cater segera mengetuk pintu.

  Setelah beberapa detik, akhirnya terdengar suara langkah kaki datang ke depan pintu dorm. Suara pintu yang kuncinya telah terbuka membuat Cater yang hampir sampai panik.

  "Siapa?" Suara [Name] yang sedang membuka pintu membuat hati Cater berdegup kencang.

  "Ini aku."

  Saat pintu terbuka, [Name] terkejut dengan orang didepan pintunya. Itu adalah Cater, orang yang menghindarinya selama beberapa hari. Wajah [Name] terlihat seperti seseorang yang bertemu dengan hantu.

  Melihat Cater yang datang, [Name] segera menutup pintu dengan keras. Ketika klon Cater ingin menjelaskan, Cater datang dan berbicara terlebih dahulu.

  "[Name]-chan.."

  "Pergilah!!" Seru [Name] yang berada di balik pintu  dorm, suaranya terdengar bergetar.

  "[Name]-chan.. Aku minta maaf." ucap Cater. Ia kesulitan mengutarakan kata yang ingin dia sampaikan, suaranya terasa tak ingin keluar.

  Mata emerlardnya terlihat berkaca-kaca menahan semua emosi di dalam dirinya. Tak ada respon dari balik pintu, namun ia tau jika [Name] masih berada disana.

  "Aku cemburu melihatmu dekat dengan lelaki lain.. Padahal aku tau jika kalian tak ada hubungan apapun."

  "Namun bukannya membicarakan nya denganmu, aku malah menghindar. Aku benar benar pengecut." Lanjutnya.

  Sunyi, tak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan sepatah kata satupun.

  "Aku–" Suara datang dari balik pintu, [Name] yang sedari tadi diam mendengarkan akhirnya membuka suara.

  "Aku sedih saat kau menghindar, aku bertanya tanya apa salahku hingga kau menghindar. Namun sekeras apapun aku berpikir, aku tak menemukan jawabannya."

  "Apa kau tau seberapa sedihnya aku saat kau menghindar?" Tanya [Name].

  "Aku minta maaf, Aku sungguh minta maaf. Aku benar-benar pengecut ." ucap Cater sambil menyadarkan kepalanya ke pintu.

  "Aku minta maaf, aku benar-benar sayang kepadamu"

  Pintu dorm terbuka dengan wajah [Name] yang sudah banjir air mata. Ia menggembungkan pipinya kesal, masih dengan air mata yang menetes di pipinya.

  "Baka."

  Cater segera memeluk badan [Name] yang bergetar. Ia sudah membuat [Name] menderita dengan perlakuan nya. Mereka berdua akhirnya meluapkan semua emosi yang dipendam. Dan akhirnya mereka berdua tertawa, menertawakan betapa bodohnya permasalahan mereka.

  "Akhirnya.." Klon Cater yang sedari tadi memperhatikan perlahan menghilang, dapat dilihat wajahnya lega dengan permasalahan mereka yang sudah usai.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro