✎ 26. Takeomi's Apology

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kini (Name) sedang berada di sebuah kafe bersama dengan Wakasa, Benkei dan Takeomi

Awalnya (Name) kaget dan penasaran kenapa ada Takeomi, tapi gak papalah toh yang bayar makanannya Takeomi

"Nih blueberry untukmu." Takeomi memberikan beberapa blueberry miliknya pada piring pancake (Name)

Wakasa juga ikut memberikan stroberi miliknya dan Benkei memberikan jeruk miliknya pada (Name)

'malah jadi salad buah.' batin (Name) yang piringnya penuh dengan buah padahal mereka memesan pancake

"Aku tidak mau--"

"Kalau kau nolak ku sumpahin pantat mu bisulan."

"Waka!"

"Kak Waka! Jorok! Jahat banget sumpahin gitu!"

Wakasa terkekeh melihat reaksi Takeomi, Benkei dan (Name) "Itu harus di habisin, kau harus makan banyak."

"Tapi aku ga terlalu suka pancake." Jelas (Name) sambil menuangkan madu ke piringnya

"Eh? Kalau begitu tukar saja pesanannya."

"Gak usah, mubazir."

(Name) menyantap makanannya, walaupun ga terlalu suka tapi kalau gratis apa sih yang enggak

Tak ada satu pun yang membuka pembicaraan selama mereka makan, Takeomi, Wakasa dan Benkei sedari tadi makan sambil melihat (Name) makan. Sedangkan (Name) yang di lihat langsung keringat dingin

"(Name)."

(Name) tersentak kaget saat Takeomi memanggilnya "Ha'i?"

"Em... Apa... Makanannya enak?" Tanya Takeomi mencoba mencari topik pembicaraan

(Name) mengangguk "Mayan lah."

"Baguslah." Kata Takeomi sambil tersenyum

Dan mereka kembali makan tanpa ada yang berbicara lagi

Wakasa menatap Takeomi
'woy goblok! Katanya mau minta maaf sama baikan dengan (Name), sana cepat!' batin Wakasa

'kau yang punya masalah kita yang ikut tegang!" Batin Benkei

'ya bantuin lah! Aku takut bikin dia gak nyaman! Ntar malah tambah marah dianya!' batin Takeomi membalas telepati temannya

Benkei berdehem pelan "(Name)... Setelah ini pengen kemana lagi?"

"Maksudnya?"

"Mau ke taman bermain? Atau bioskop? Atau aquarium? Ke luar negeri juga boleh." Tanya Takeomi

"Ngapain?" Tanya balik (Name)

"Jalan-jalan." Jawab Wakasa

"Ohh..."

Takeomi menatap (Name) "jadi... Kau ingin pergi kemana?"

(Name) menatap Takeomi sebentar setelah itu lanjut memakan makanannya "Ohh aku di ajak? Kirain kalian nanya tempat yang bagus."

"Yahh sekalian refreshing sama healing gitu, kan mumpung hari Minggu." Jelas Takeomi "jadi?"

(Name) menggelengkan kepalanya "cuman mau tiduran aja di kasur, capek." Jawab (Name) menolak

"J-jaa kalah besok bagaimana?"

"Besok sekolah loh sampe sore jam 6."

"Malamnya?"

"Istirahat."

"Kalau begitu saat sedang tidak sibuk sekolah?"

"Chotto... Kenapa dari tadi nanya itu mulu? Kan udah di bilang kalau ada libur aku mau istirahat." (Name) mulai kesal saat Takeomi menanyakan waktunya

"Bukannya kalau liburan kau selalu di rumah dan tiduran terus ya? Itu tidak baik untuk kesehatan mu juga (Name)."

'apasih ngatur-ngatur? Idup-idup gue kok lu yang sewot? Gue butuh istirahat karna capek goblok! gak di sekolah gak di mana-mana selalu ada yang bikin emosi.' batin (Name)

(Name) tersenyum "Sekolah capek loh, banyak tugas." Jelasnya sambil tertawa

Beda di ucapan beda di hati

"Begitu ya."

"Setelah ini... Kau mau kemana?" Tanya Takeomi

"Pulang." Jawab (Name) cepat "Soalnya aku belum ngasih makan Hanma."

Mereka bertiga sontak terkejut
"Si brengsek itu masih berada di apartemen mu?" Tanya Wakasa

"Hah? Apa maksudmu Waka?" Tanya Takeomi

"Kami sering melihat Hanma berada di apartemen (Name), dia selalu menempel dengan (Name) sampai-sampai Waka selalu ngajak ribut Hanma dan berakhir di tegur polisi." Jelas Benkei

Takeomi yang mendengar itu sontak kaget "Benarkah itu (Name)? Jangan bilang kalau dia tinggal dengan mu, itu sangat berbahaya (Name)! Kau cewek! Tinggal sendirian!"

'lah? Bukannya dulu juga gitu ya? Toh Hanma kalau nginap di tempat ku cuman numpang makan doang kalau disuruh belanja dia mau aja, pas tinggal sama kalian semuanya aku yang urus berasa pembantu jadinya.' batin (Name)

"Gak papa sih, dia juga gak macem-macem." Jelas (Name)

"Bagaimana kalau dia memukul mu? Atau semacamnya?" Tanya Takeomi

'tinggal ku pukul balik, btw ga ngaca apa? Dulu pas aku tinggal di tempat kalian malah lebih parah udah di fitnah, di caci maki, di pukul. Aku masih ingat ya, gabakal ku lupain sampai mati loh.' batin (Name)

"Gak papa kok, toh ada Kakuchou. Dia selalu bertengkar dengan Hanma." Jelas (Name) sambil tertawa

"Punyaku sudah habis, makasih ya." (Name) meletakkan sendok dan garpunya "Aku mau pulang dulu."

"Tunggu (Name)!" Takeomi langsung ikut berdiri "aku akan mengantarmu."

"Tapi aku mau jalan kaki aja." Tolak (Name)

"Kalau begitu aku ikut."

'nguotoot banget sih?!! Peka dikit lah anj-- ughh!! Aku mau sendirian beg--!! Lagi gak mood ini!!' batin (Name)

"Ya sudah kalau begitu mobilmu kami yang bawa, kalian jalan berdua saja dulu." Jelas Benkei

"Tapikan--"

"Kami duluan ya, makasih traktirannya Omi." Kata Benkei sambil melambaikan tangannya dengan diikuti Wakasa

Kini hanya tinggal Takeomi dan (Name)
"Tunggu disini dulu ya, aku mau bayar."

(Name) mau nolak tapi gak enak udah di traktir, mau kabur tapi akhh serba salah dan akhirnya (Name) menunggu Takeomi

Tak menunggu lama akhirnya Takeomi datang "Ayo pulang."

Selama perjalanan pulang tak ada satupun yang berbicara sama sekali, Takeomi sekarang sangat ingin berbicara dan mengobrol tapi saat melihat (Name) entah kenapa dia merasa lebih baik diam saja

Hingga (Name) duluan yang membuka suara "Ne."

"Ya?"

"Kakuchou... Apa dia melakukan sesuatu?" Tanya (Name) yang masih fokus melihat ke depan tanpa menoleh kearah Takeomi

"Maksudnya?"

"Aku sampai sekarang masih kepikiran apa yang dilakukan Kakuchou sampai dia di bolehkan untuk dekat denganku lagi? Apa dia mengorbankan sesuatu?" Tanya (Name)

Takeomi mengerti arah pembicaraan (Name), walaupun begitu dia peduli dengan Kakuchou lagipula sifat Kakuchou sangat mirip dengan adiknya (Name)

"Dia hanya melakukan tugasnya dengan baik dan sempurna, jadi dia ingin imbalan yang sempurna juga." Jawab Takeomi jujur

"Tugas?"

"Yang biasa Haruchiyo lakukan." Jawab Takeomi

(Name) berdehem pelan tanda mengerti "Berapa banyak?"

"Sedikit sih hanya 40 orang, tapi kebanyakan dari mereka itu pembunuh profesional." Jelas Takeomi

(Name) masih memasang wajah datar 'sedikit?'

Mereka berdua berhenti saat lampu lalulintas menjadi merah untuk pejalan kaki, Takeomi berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk mengutarakan niat awalnya

"(Name) apa kau mau crepe itu?" Tanya Takeomi sambil menunjuk kearah mobil crepe yang terparkir di dekat gerbang taman

(Name) menggeleng tanda tak mau

"Kalau eskrim?" Tanya Takeomi menunjuk ke mobil sebelah mobil crepe

(Name) tetap menggeleng

"Kalau itu?" Tanya Takeomi sambil menunjuk kearah ruko yang memiliki maskot manusia salju

'N-Nani?!! Mixue?! KENAPA ADA DIMANA MANA ANJIR?!!! PERASAAN ITU RUKO DULUNYA TOKO BONEKA KOK JADI MIXUE?!!' Batin (Name) kaget

Tiba-tiba Takeomi langsung merangkul (Name) dan menariknya ke dalam pelukannya, (Name) yang kaget langsung mencoba memberontak tapi suara Takeomi membuatnya mengurungkan niatnya

"Mau apa kau?" Tanya Takeomi menatap tajam laki-laki yang tadi berdiri di belakang (Name)

"Hah? Apa maksudmu? Kalau mau pacaran jangan di sini bang*at!" Laki-laki itu menatap tajam Takeomi

"(Name) periksa saku rok kanan mu, apa ada yang hilang? Dan kau! Jangan kemana-mana!" Takeomi melepas pelukannya dan menahan tangan laki-laki tadi

(Name) memeriksa saku roknya dan memasang ekspresi kaget "Handphone ku gaada."

"Kembalikan!" Ucap Takeomi sambil mencengkram kuat lengan laki-laki itu

"Hah?! Kau menuduhku?!" Elak laki-laki itu sambil mencoba menonjok Takeomi namun Takeomi terlebih dahulu menodongkan pistol kearah dahinya

"Kembalikan atau ku lobangi kepalamu."

Baik laki-laki itu, (Name) maupun pejalan kaki dan pengendara mobil yang ada disana langsung kaget

"Aku hitung sampai tiga kalau tidak di kembalikan--"

"Ini!!" Laki-laki itu memberikan handphone milik (Name) dan langsung kabur

Takeomi tertawa "Hahaha liat cara larinya."

"Ano... Orang-orang masih takut, ada yang mau nelpon polisi loh." Jelas (Name) sambil menatap orang-orang di sekitar

"Hm? Ohh ini? Pistol mainan kok, lihat nih ada gelembung." Takeomi menekan pelatuk pistol dan mengeluarkan banyak gelembung balon

"Yaudah nih handphone mu, lain kali hati-hati ya." Takeomi memberikan handphone (Name) "ayo jalan, lampu udah hijau."

Mereka kembali berjalan, namun langkah kaki (Name) mengarah ke ruko Mixue

"Hm? Katanya tidak mau."

"Aku traktir, sebagai ucapan terimakasih ku." Jawab (Name) sambil memasuki ruko Mixue

Takeomi tersenyum senang "Sebenarnya kau tidak perlu bayar karna mixue cabang ini punyaku." Gumam Takeomi

(Name) tak mendengar gumaman dari Takeomi langsung masuk ke dalam gerai Mixue

Saat berada di dalam beberapa pelayan mixue hendak memberi hormat pada Takeomi tapi Takeomi terlebih dahulu memberikan kode untuk tetap biasa saja seperti pelanggan yang datang

"Etto... Yang enak apa ya?"

"Selamat siang kak, kami ada promo terbaru nih untuk paket pasangan beli dua gratis satu boneka maskot kami hanya untuk pembelian varian ini."

(Name) menggeleng "kami bukan pasangan." Jawabnya "tapi ga papalah, ada boneka."

Takeomi yang melihat raut wajah (Name) yang senang mendengar gratis boneka langsung mengeluarkan handphonenya dan mengetik sebuah pesan pada seseorang

"Baiklah kak, silahkan duduk di..." Wanita yang menjaga bagian kasir berhenti bicara saat seorang teman membisikkan sesuatu "Kakak silahkan duduk di bangku yang di pojok kanan itu ya, oh iya karna sekarang ada promo jadi kakak--"

"Enggak usah kak, mau cepet pulang soalnya. Habis makan eskrim mau langsung pulang peliharaan ku belum di kasih makan soalnya." Jelas (Name) memotong perkataan perempuan itu

"Baiklah kak, totalnya jadi 990¥ karna ada potongan harga jadi 20¥."

(Name) mengangkat sebelah alisnya 'murah amat.' batinnya

Setelah membayar mereka menunggu pesanan di meja paling pojok kanan tempat VIP yang memiliki sofa empuk, pemandangan taman dan air mancur, dan fasilitas lainnya

(Name) duduk tenang sambil memejamkan matanya dan bersender "Mixue ini... Jangan bilang kalau ini punya mu."

Takeomi tersentak kaget

(Name) berdehem pelan "sudah ku duga, tiba-tiba pelayanannya jadi aneh."

"(Name)--"

"Jangan bicara dulu, kepala ku sedang pusing." Kata (Name) memotong omongan Takeomi

'aku kebanyakan nahan emosi jadi pusing sendiri.' batinnya

Takeomi pindah tempat duduk yang awalnya duduk berhadapan dengan (Name) kini berada di sampingnya, dia langsung memijit kepala (Name) seperti yang (Name) pernah lakukan padanya dulu

(Name) ingin menolak tapi melihat Takeomi yang khawatir dengannya langsung ia urungkan niatnya

"Kau ingin berbicara sesuatu kan?"

"Hm?"

"Kau dari awal ketemu sangat ingin membicarakan sesuatu, katakan saja." Jelas (Name)

Takeomi memberhentikan aktivitas memijitnya dan menarik nafasnya perlahan setelah itu menghembusnya pelan

Takeomi berdiri dan membungkuk 90° di hadapan (Name)
"Aku minta maaf untuk sebesar-besarnya, aku tau aku memiliki banyak kesalahan dan juga aku waktu itu tidak membela mu. Maafkan aku (Name)."

(Name) kaget melihat Takeomi yang tiba-tiba meminta maaf

"Kau boleh membenciku, kau boleh membalaskan dendam padaku, lagipula semua ini salahku, jika kau tidak mau memaafkan ku tidak apa-apa lagipula aku memang pria brengsek yang membuatmu menangis sendirian."

(Name) terkejut mendengar kalau Takeomi tau dia pernah menangis sendirian di dalam kamar, padahal dia kalau menangis tidak pernah mengeluarkan suara

"Dimatamu aku tidak sebaik Kakuchou yang selalu membelamu, aku selalu tidak peduli dan merepotkan mu setiap saat."

"Akashi-san... Hentikan itu, duduk saja dulu." Jelas (Name)

Tangan Takeomi bergetar dia langsung duduk disamping (Name)
"Maaf."

(Name) menghela nafasnya "Akashi-san kau seharusnya tidak perlu meminta maaf sampai begitu, kau hanya perlu meminta maaf seperti biasa."

'soalnya kita di lihat banyak orang, malu anjir.' batin (Name)

"Setelah ini pulang duluan saja ya, aku bisa pulang sendiri." Jelas (Name)

Takeomi menatap (Name) "Kau... Masih--"

"Hey jam segini biasanya mereka ngerusuh dan berantakin rumah kan? Pasti sulit ya ngurus mereka." Kata (Name) sambil memegang bahu Takeomi "lagipula lusa kan libur." Sambungnya

"Berarti..."

"Wakatta Yo... Lusa. Awas kalau lusa gak datang, aku gak bakal mau ketemuan lagi." Jelas (Name) sambil tersenyum

Takeomi memasang raut wajah lega "Arigatou." Ucap Takeomi "Arigatou... (Name)."

"Hora Yo! Udah gede kok nangis?" Ejek (Name) sambil mengusap air mata Takeomi yang berada di pelupuk matanya

Takeomi ikut terkekeh senang, dia menaruh kepalanya pada bahu (Name)

'yahh dia hanya tidak membelaku, mungkin aku akan memaafkannya... Kecuali dia, walaupun dia meminta maaf sambil sujud atau melakukan seppuku tidak akan pernah aku maafkan.' batin (Name) sambil mengusap punggung Takeomi

"Tuh pesanannya udah datang."

Dan akhirnya mereka berdua seperti sepasang kekasih yang baru saja balikan, saking sweetnya Takeomi menyuapi (Name) eskrim miliknya

"Enak... Pengen jadi sugar baby-nya Omi-san deh." Ucap (Name) spontan

"Boleh banget."

"Eh?"

Takeomi hanya cengar-cengir sedangkan (Name) kaget hingga keluar planet, saking kagetnya sendok yang dia pegang terjatuh ke lantai

"(Name) sendokmu jatuh." Kata Takeomi

(Name) yang hendak mengambilnya tiba-tiba ada sebuah tangan kecil yang lebih dahulu mengambil sendok itu

"Ini kak."

Tak... Tak... Tak... Tak... Tak...

(Name) memasang wajah datar, dia memasang kuda-kuda dan menonjok anak kecil itu

"BERISIK BANGET LO AN*JING DASAR BOCIL LATTO LATTO!!!"














TBC

Hm... Chap selanjutnya mau versi (Name) x siapa lagi nih?

Btw siapa yang bisa tebak orang yang gak mau (Name) maafin? Kalau bener bakal ku tag di chap selanjutnya

Jaa ne ...

Kamis, 5 Januari 2023

Laili-chan03

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro