Part [7/10]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari keenam.

"Bagaimana menurutmu?"

(Name) menaruh tangannya di bawah dagu, menatap Akaashi dari bawah keatas dengan pandangan menilai. Akaashi menggunakan kemeja polos bewarna putih, jas putih dengan dasi kupu-kupu bewarna hitam dan celana panjang yang juga bewarna putih.

(Name) membawa Akaashi ke butik langganan keluarganya. (Name) menyuruh Akaashi memilih baju untuk dipakai di pesta besok. Sudah satu jam mereka ada di butik itu dan sudah belasan pakaian yang dicoba Akaashi, namun (Name) belum menemukan pakaian yang cocok untuk Akaashi.

(Name) menggelengkan kepalanya, itu menandakan bahwa ia merasa pakaian yang dipakai Akaashi tidak cocok dengan pemakainya. Akaashi menghela nafas, pekerjaan seperti memilih baju itu cukup melelahkan baginya daripada berlatih voli.

Akaashi masuk kembali ke dalam ruang ganti untuk melepaskan pakaian yang ia pakai dan memakai pakaiannya sendiri. Tak lama Akaashi keluar dengan mengenakan pakaian casual, ditangannya terdapat setelan pakaian yang ia pakai tadi. Akaashi memberikan setelan pakaian itu kepada asisten pemilik butik. Akaashi menghampiri (Name) yang matanya tidak lepas dari pakaian yang dipajang di butik.

Akaashi tidak mengganggu gadis itu yang masih memilah pakaian pria. Mata (Name) menelusuri setiap pakaian yang dipajang di butik itu. Ia mencari pakaian yang cocok untuk Akaashi. Ia berniat untuk membelikan pakaian itu sebagai ucapan terima kasih, karena telah membantunya selama seminggu ini. Menjadi teman dekatnya, menjadi kekasihnya meskipun hanya seminggu.

Maka dari itu, (Name) ingin agar pakaian yang dikenakan Akaashi itu sangat cocok dengan pemakainya dan nyaman saat dipakai.

Sebenarnya menurut (Name), Akaashi menggunakan pakaian apapun akan tampak sangat keren apalagi memakai setelan resmi. Bahkan pakaian casual dipakai Akaashi yang terdiri dari kaus putih, jaket jeans dan celana hitam yang bawahnya sedikit dilipat. Di mata (Name) saat ini, Akaashi sudah tampak sangat keren dan tampan. Bahkan, dapat membuat jantng (Name) berdetak kencang.

"(Name) apakah kau sudah menemukan pakaiannya?" Tanya Akaashi.

"Belum."

Akaashi hanya menghela nafas. Sepertinya, ia akan sedikit lebih lama disini sampai (Name) menemukan pakaian yang cocok untuknya. Mata Akaashi menelusuri butik itu, tiba-tiba matanya terpaku pada salah satu pakaian yang ada disana.

Pakaian perempuan mini dress bewarna hitam selutut. Dress itu memiliki potongan leher Square, rok yang sedikit mengembang, pinggiran roknya terdapat hiasan dari kain yang dibentuk bunga mawar yang juga bewarana hitam, di bagian pingganya terdapat pita besar bewarna hitam di bagian depan. Dress itu tampak simple, tetapi di mata Akaashi itu tampak sangat menarik.

"Akaashi, bagaimana kala-"

(Name) menolehkan wajahnya menghadap Akaashi untuk meminta laki-laki itu mencoba pakaian yang ia pilih. Namun, perkataannya terhenti saat mata Akaashi yang fokus terhadap sesuatu.

(Name) mengikuti arah pandangan Akaashi, pupil mata (Name) membesar. "Apa kau ingin pakaian itu Akaashi?" Tanya (Name).

Akaashi menoleh, menatap wajah manis (Name). Akaashi mengkerutkan dahinya. 'Apakah (Name) tahu apa yang kupikirkan?' Akaashi menganggukan kepalanya, karena ia pikir bahwa (Name) tahu apa yang ia pikirkan.

Mata (Name) berbinar, "Pilihan yang bagus Akaashi. Reina-san, tolong ambilkan setelan pakaian resmi pria yang dipajang itu," ucap (Name) kepada asisten butik itu sambil menunjuk pakaian yang dipajang dengan telunjuknya.

Alis Akaashi mengkerut, ia melihat asisten butik itu melepaskan pakaian dari patung model. Pakaian itu adalah setelan resmi pria yang dipajang di sebelah dress mini yang Akaashi lihat tadi. Akaashi langsung facepalm, karena mengetahui bahwa apa yang dipikiran (Name) itu berbeda dengan apa yang ia pikirkan.

(Name) mengambil pakaian itu dari tangan Reina, lalu (Name) menyuruh Akaashi untuk memakainya. Akaashi menghela nafas, lalu berjalan menuju ruang ganti.

Tak lama tirai ruang ganti terbuka. Muncul Akaashi menggunakan setelan resmi bewarna hitam dengan kemeja putih dan dasi bewarna merah. "Bagaimana?"

Wajah (Name) memerah sampai telinga, 'Akaashi sangat tampan dengan pakaian itu.'

"Pakaian itu sangat cocok untukmu. Tapi, itu akan bertambah sangat cocok bila peremouan juga memakai pasangan baju itu!" puji asisten.

"Apakah baju itu ada pasangannya?" Tanya (Name).

"Ha'I, pakaian resmi yang dipakai pria itu merupakan pakaian pasangan terbaru dari butik ini. Apakah nona mau mencobanya?" ucap Reina sambil menunjukkan dress mini yang dilihat Akaashi tadi.

"Cobalah untuk memakai dress itu (Name)," pinta Akaashi.

"Eh?" (Name) menoleh terkejut kearah Akaashi, (Name) menundukkan kepalanya karena pipinya yang memerah."B-baiklah kalau k-kau meminta." (Name) mengambil meminta Reina untuk melepaskan dress itu dari patung modelnya. (Name) membawa pakaian itu ke ruang ganti.

Tak lama (Name) keluar dengan memakai dress hitam itu. Dress itu membalut tubuh (Name) dengan sangat indah, seakan-akan pakaian itu memang dirancang khusus untuk (Name). Akaashi menatap gadis itu tanpa berkedip sekalipun, ia terpesona dengan kecantikan (Name) saat memakai dress itu.

"Ehm ... b-bagaimana?" (name) mengalihkan wajahnya kearah lain, pipinya merona merah.

"Kau sangat cantik nona. Jika kalian bersanding, kalian akan menjadi pasangan yang sangat serasi," puji Reina tulus.

Wajah (Name) semakin memerah, sedangkan Akaashi mengalihkan wajahnya kearah lain. Pipinya juga bersemburat merah meskipun samar-samar.

____

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro