Delapan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Malik menggeleng pelan, dia tak ingin menduga-duga apa yang ada dalam benak dan pikiran Zulham. Sudah cukup pertikaian mereka selama ini yang sudah membuat Malik berprasangka buruk kepada ayahnya itu.

"Karena ayah terlalu membenciku dan lebih menyukai Rindu barangkali?" Malik menjawab asal.

Astari tersenyum dan menggeleng.

"Atau... Rindu anak dari selingkuhan ayah dan menitipkannya pada pembantu rumah ini, agar tak ada yang curiga?" Malik menjawab ngawur.

"Jangan berprasangka sembarangan, Malik. Ayahmu laki-laki terhormat. Dia sangat menghargai perempuan, jadi ibu bisa pastikan bahwa ayahmu tak mungkin melakukan hal rendah yang seperti itu." Astari bicara tegas.

"Berarti benar karena ayah terlalu membenci keberadaan saya?"

"Tidak ada alasan bagi ayahmu untuk membencimu, Malik. Harusnya kau tahu bahwa kau bungsu keluarga Zega. Dan harapan ayahmu tentu hanya kamu, karena kamu laki-laki satu-satunya yang kini tinggal di sini. Kedua abang kamu sudah mempunyai usahanya sendiri-sendiri, tak mungkin mereka akan mau kembali ke sini mengurus usaha ayahmu. Hanya padamu ayahmu menggantungkan harapannya, bahwa kamulah yang akan menjadi penerus usaha yang sudah dirintis ayahmu semenjak beliau muda." Astari berhenti sejenak untuk menghela napas.

Malik hanya diam, menyimak.

"Mengenai Rindu, sejujurnya dulu ayahmu ingin menjodohkanmu dengan gadis itu. Tapi melihat kamu begitu tak menyukai perempuan itu, maka ayahmu mengurungkan niatnya untuk menjodohkan kalian. Apalagi ketika kemudian kamu sering berganti-ganti teman wanita."



Maaf, untuk kelanjutan BELENGGU RINDU mulai hari ini, Jumat tanggal 1 Juli 2022, pindah ke lapak aplikasi FIZZO ya. Gratis sampai habis... Yang suka cuss ke sana untuk meningkatkan retensi baca.



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro