Aras Yatalana

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aras Yatalana slash pak suami slash ganteng-ganteng serigala

***

Kemanisan!

Widya merenggut kertas post it kuning yang tertempel pada mug kopi  milik Aras.

"Kemanisan tapi diabisin," gerutunya.

Sambil menyalakan keran bak cuci piring, ia menggeleng-geleng. Separuh karena ia masih tidak mengerti takaran gula seperti apa yang sanggup memuaskan hati Aras terhadap kopi buatannya. Separuh lagi alasan gelengan kepala itu karena ia merasa semakin hari, ia merasa hidupnya semakin rumit saja.

Kalau saja pernikahan ini tidak terjadi

Kalau saja orangtuanya tidak terburu-buru menikahkannya dengan Aras

Kalau saja ia menyukai Aras, begitupun sebaliknya.

Dan kalau saja ia dan Elang...

Drrrttt.

Ponsel iphone red case-nya bergetar. Salah satu benda yang menjadi penyemangat hidupnya. Sekalipun itu salah satu dari barang seserahan pernikahan Aras untuknya, benda yang sekaligus mengingatkan bahwa suaminya itu lebih dari sanggup memberikan materi yang ia butuhkan. Kenyataan yang ia benci karena dengan begitu, ia diingatkan dengan statusnya yang sudah berubah menjadi Mrs. Yatalana, sementara yang ia inginkan adalah menjadi Mrs. Wiranata.

Ya. Menjadi isteri Elang Wiranata.

"Iya, Mbak. Aku masih di rumah."

Widya mengumpulkan napas. Di seberang tengah berbicara Sera, kakak perempuan Aras yang pagi itu memintanya datang ke butik. Bantu-bantu aka menyenangkan hati kakak ipar tersayangnya itu.

Tadinya ia mengira yang menelepon itu adalah Elang.

Tapi seharusnya ia tidak berharap Elang meneleponnya. Mereka sedang marahan pasca ia membatalkan janji makan malam dua hari lalu karena ia lupa harus menemani Aras menghadiri resepsi salah satu relasi keluarga Yatalana.

Salah Elang sendiri. Bukankah ia bisa lebih fleksibel dengan waktu?

Ia kan isteri orang?

***

Seems like "duri dalam daging" kah si Elang ini?

😄😄😄

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro