PART 10

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Fani melirik ponselnya yang bergetar di atas meja.

2 new message
Bima

Itu lah yang tertera di layar hanphone Fani. Fani segera membuka pesan tersebut.

From: Bima
Bolos bareng yuk.

From: Bima
Nanti jam 11 gue jemput!

To: Bima
Lo gila? Bolos ngajak-ngajak.

From: Bima
Kenapa?

To: Bima
Lo lupa? Kita beda sekolah!

From: Bima
Gak ada penolakan! Pokoknya jam 11 gue jemput! Kalau lo gak nyamperin gue di gerbang, gue yang bakal nyanperin lo ke kelas!

What!Ini anak gila apa?

"FANIIIII!!" teriak seseorang tiba-tiba saat Fani akan kembali membalas pesan Bima.

"ck, dasar! Ini guru, teriak mulu hobinya," Fani bergumam pelan lalu mengangkat tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegang handphonenya.

"Hadir bu!!" jawab Fani santai. Di depan kelas, Bu Mega sudah menggeram kesal karena tingkah Fani.

"Ngapain kamu main hp? Kamu tau kan ini jam pelajaran!"

"Tau, bu." Fani masih fokus pada handphonenya, memikirkan jawaban yang akan di berikannya pada Bima.

To: Bima
Terserah deh!

Send

"FANIIIII! KELUAR KAMU DARI KELAS!" barulah Fani mendongak, lalu tersenyum pada Bu Mega.

"Wahhh, makasih bu! Kebetulan saya tadi mau izin ke kantin, laper," dengan santainya Fani berjalan keluar dari kelas. Saat ia sampai di ambang pintu, kembali terdengar sebuah teriakan.

"FANIIII!! DASAR KAMU YA! NANTI ISTIRAHAT TEMUI SAYA DI KANTOR GURU! AWAS KAMU KALAU GAK DATENG!"

***

Duhhh, nanti nyamperin bu Mega apa bolos sama Bima ya?

Kalau nyamperin Bu Mega, bisa-bisa ada kerusuhan di sini..

Ya udah deh! Bolos sama Bima aja!

Fani kembali memasukkan makanannya yang tinggal suapan terakhir kedalam mulut. Lalu tak berselang lama bel tanda istirahat berbunyi.

Fani bergegas menuju kelasnya.

***

"Fi, habis ini jamnya siapa?" tanya Fani pada teman sebangkunya.

"Jamnya pak Ali, emang kenapa?"

"Mau bolos," jawab Fani santai

"Duhh, jangan bolos dong Fan! Nanti kalau gue di tanya Kevin gimana?"

"Kenapa sih, lo kan tinggal bilang kalau gue bolos!"

"Tap--"

"Kenapa? Lo gugup ngomong sama Kevin? Tenang aja lagi— atau jangan-jangan...Lo suka ya sama Kevin?"

"Eh, eng-enggak kok!" ucap Fio.

"Alah! Gak usah bohong, Fi! Mulut lo bisa bilang gak, tapi pipi lo gak bisa bohong! Tuh liat pipi lo udah kayak kepiting rebus," ejek Fani.

"Ishhh, apa-apaan sih lo Fan! udah ah! Sono pergi!" usir Fio dengan kedua tangannya ia kibas-kibas kan.

"Oke bye!" Fani melambaikan tangan kepada Fio lalu pergi dengan membawa tasnya.

Kemudian ada tiga orang sisiwi yang datang mendekati Fio.

"Heh, Nerd! Mau kemana tuh, si biang onar?" tanya Celina, salah satu dari mereka bertiga yang berdiri paling depan.

"Kepo banget sih kalian! Dasar biang gosip!" lalu dengan kesal mereka bertiga pergi meninggalkan Fio, karena di paksa kayak apapun juga Fio tidak akan buka mulut.

***

"Bim, lo mau ngajak gue kemana sih?" tanya Fani memecah keheningan.

"Ada deh!"

"Oh ya! Fan! Itu di belakang ada plastik hitam isinya kaos sama celena jeans, tadi gue mampir dulu ke toko pakaian!"

"Lah buat apa? Kan kita cuman mau bolos!"

"Udah ganti aja!"

"Iya, gue ganti. Tapi masak gue ganti depan lo!"

"Eh, lupa! Hehehe," Bima menggaruk tengkuknya tidak gatal. Lalu menepikan mobilnya dan keluar untuk menunggu Fani berganti pakaian.

"Udah Bim, lo bisa masuk!" teriak Fani, lalu Bima masuk kembali kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan.

"Mau kemana sih?" tanya Fani lagi untuk kesekian kalinya.

"Nanti juga lo tau."

"Serah lah!" Fani menyandarkan kepalanya lalu perlahan tertidur.

Setelah sekian lama tertidur, akhirnya Fani bangun saat Bima memanggil manggil namanya.
"Pantai?" tanya Fani terkejut, ketika kesadarannya mulai kembali.

"Ya, Ayo turun! Lo mau di mobil aja?"

"Eh iya, gue turun."

"Gak kerasa, ternyata udah sore banget ya? Ayo! Ikut gue! Nanti keburu telat lagi!" Bima segera menarik tangan Fani agar gadis tersebut mengikutinya.

***

"Elo tu ya! Jauh-jauh ngajak gue kesini cuman buat nontonin sun sets! Wahhhh, lo itu baik banget deh Bim," kata Fani seraya memeluk Bima, tanpa sadar. Bima membalas pelukan Fani, rsanya nyaman banget kalau deket sama kamu, Fan.

"Ah-eh sorry!" Fani tersadar lalu melepaskan pelukannya, membuat suasana menjadi awkward.

"Gak pa-pa kok." Bima tersenyum.

"Lo tau dari mana kalau gue suka sun sets?"

"Hehehe, biasa lah!"

"Dasar bang Ar!"

"Sun sets nya bagus ya Fan?"

"Heem, bagus!" Fani mengangguk, terus memperhatikan matahari yang perlahan mulai tenggelam.

"Lo tau gak Fan?"

"Hm?" Fani masih memperhatikan sun sets.

"Gue suka sama lo!"

"Gak usah bercanda!"

"Gue serius!" kini fokus Fani teralihkan, ia menatap Bima tak percaya.

"Gak usah bercanda, gak lucu!"

"Ya ampun Faniii!! Aku gak bercanda! Serius! Aku sayang sama kamu!" Bima menggenggam kedua tangan Fani dan menatapnya intens.

"Kamu--"

"Kamu mau kan jadi pacarku?"

"..." tidak ada jawaban, Fani masih terdian menatap Bima dengan wajah yang super datar.

"Will you be my girlfriend?" Fani menundukkan kepalanya dan tetap diam.

"Oke, gak apa-apa kok! Kalau kamu belum bisa jawab sekarang!"

"Kita pulang!"

"Apa?"

"Pulang sekarang!" ucap Fani lantang lalu pergi mendahului Bima menuju mobil.

"Oke," Jawab Bima lirih.

***

"Fan, udah pulang? Tadi di ajak kemana sama Bima?" tanya Kirana, tapi Fani tak memperdulikan dan masuk begitu saja kedalam kamarnya.

"Ga, adikmu kenapa?" tanya Kirana pada Arga yang berdiri di sampingnya.

"Gak tau ma! Aneh! Gak biasanya Fani pulang pakek wajah ditekuk-tekuk kayak gitu!"

"Nanti coba Arga tanya sama dia ma." Kirana tersenyum dan mengangguk, lalu pergi kedapur untuk menyiapkan makan malam.

***

Fani menggeser layar handphonenya dengan cepat.

Tut

"..."

Tut

"..."

Tut

"Hallo Fan!"

"Aduhhh, parah Vin! Parah!" Fani berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya dengan panik.

"Parah? Apa yang parah?"

"Di-dia nembak gue!"

"Siapa? Yang jelas dong?"

"Bima! Bima tadi ngajak gue bolos bareng! Terus ternyata dia ngajak gue ke pantai buat nontonin sun sets!"

"Terus?"

"Terus BIMA NEMBAK GUE!"

"APA? TERUS LO TERIMA?" Fani menjauhkan handphonenya dari telinga.

"Bused dah! Suara lo kek toa masjid! Budeg dah kuping gue!"

"Eh, sorry spontan!"

"Iya gak apa-apa!"

"Terus tadi Bima lo terima gak?"

"Gue belom jawab, gue pengen jawab 'ya' tapi gue masih takut! Tapi kalau gue jawab gak, sama aja gue bohongin perasaan gue sendiri!"

"Dilema banget ya kisah cinta lo!" lalu terdengar tawa dari Vina.

"Kenapa gak di terima aja coba? Lo masih takut sama masa lalu lo?"

"Ya!"

"Berhentilah bersikap kayak gitu Fan! Bima itu berbeda dari 'dia'! lo gak perlu mikirin masa lalu gak penting itu lagi, yang terpenting itu kehidupan lo yang sekarang dan masa depan lo. Bertahun-tahun hati lo beku dan sekaarang ada seorang cowok yang bisa mencairkan hati beku itu! Kenapa nggak Fan?"

"Tapi gue takut, luka lama gue belum sembuh! Gue gak mau ada orang yang menoreh luka baru di hati gue, saat luka yang lama aja masih sangat membekas!"

"Gak ada yang perlu lo takutin, lo hanya perlu menjalaninya dan menikmatinya!"

"Oke!" Fani menghembuskan napas pasrah.

"Oke, bye!"

Tut...Tut...Tut

Tanpa Fani sadari ada seseorang dari balik pintu kamar Fani yang sedikit terbuka, tengah mendengarkan pembicaraan mereka.

[SUDAH DIREVISI⚠]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro