Geger Santet

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Rukmini terdiam. Ia tak bisa melawan.

Dari luar jendela, samar-samar ada bola api yang melayang-layang dari timur pantai. Bola api tersebut tak wajar. Dia lebih mirip layang-layang yang disiram minyak lalu dibakar. Anehnya lagi, bola api tersebut berpijar dan berkobar terus-menerus meskipun suhu udaranya dingin. 

Angin sepoi-sepoi berembus pelan dari ventilasi rumah, menebarkan sayap berbelatinya ke pori-pori kulit gadis berambut hitam panjang itu. Rumah-rumah warga di luar jendela juga kehilangan cahayanya. Tapi tak ada satu pun dari mereka yang keluar.

Perlahan, Rukmini melangkah sepelan mungkin di atas ubin rumah. Tangan dan punggungnya menempel erat ke dinding rumah. Bilah-bilah cahaya rembulan berdansa di ujung kuku kakinya, sejengkal demi sejengkal menjajah tubuh gadis tersebut. Aroma melati begitu semerbak di udara, begitu pula dengan bau kemenyan, darah segar, dan daging busuk.

"Mas? Mas Jagad?" panggil Rukmini, berusaha meraba-raba keberadaan kekasihnya dalam rumah yang mereka tinggali. Seketika itu, ia baru sadar kalau suaminya belum pulang dari lautan. Mungkin ini masih sepertiga malam. 

Suami Rukmini memang biasa pergi mencari ikan pada jam-jam seperti ini. Paginya, Rukmini akan bersiap-siap untuk menyisihkan beberapa ekor ikan untuk tiga kali makan, sementara sisanya akan dijual di pasar. Semenjak Rukmini hamil tiga bulan, Jagad memintanya untuk tinggal di rumah, tetapi Rukmini menolak. Ia malah merasa lebih bosan dan tak bergairah apabila terus-terusan tidur di rumah. Tentu saja, suaminya yang masih keturunan seorang kyai itu tak mampu menolak.

Duh, ndek endi sampean, Mas, batin Rukmini dengan tangan yang sedikit gemetaran.

Rukmini menahan napas, lalu tangannya mencoba menekan saklar lampu. Sekali. Dua kali. Tiga kali. Tetap tidak mau menyala.

Gadis itu mereguk ludahnya sendiri. Ada perasaan tak enak yang terus-menerus membakar benaknya. Ada suara-suara ganjil di luar rumah, tapi ia tak tahu dari mana asalnya. Suara pekikan terompet dan lenguhan kambing betina yang bercampur-aduk jadi satu, membuat bulu kuduk Rukmini meremang.

Rukmini terus melangkah cepat dalam gelapnya lorong. Ia ingin segera keluar dari mimpi buruk ini. 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro