vi. extra

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng



"Sayang, bisa bantu aku?" Taehyung berujar dengan nada pelan. Jungkook pun mengangguk setuju dan dengan perlahan menghias kue tersebut dengan beberapa potong buah segar yang mereka beli tadi pagi.

"Ku dengar ia suka lavender kan?" Jungkook terkekeh mendengar pertanyaan Taehyung. Ia usap jidat Taehyung yang berpeluh dengan sayang, dan juga pipinya yang berlumuran tepung.

"Benar, persis seperti Ayah." Taehyung terdiam, sibuk menatap mata doe Jungkook yang berkedip lucu.

"Ada sesuatu di wajahku?" Jungkook bertanya. Bingung kenapa Taehyung tak berhenti menatapnya dari tadi.

"Tidak. Hanya saja, kamu sangat cantik hari ini." lelaki kelahiran musim salju itu tersenyum jahil, melingkarkan tangannya ke pinggang ramping Jungkook yang merona.

"Astaga, kamu berlebihan kak." ujar Jungkook dengan wajah yang berpaling, sementara tangannya mencoba melepaskan pelukan Taehyung.

"Mengapa kamu masih memanggilku dengan embel-embel 'kak' sih?"

"Aku terlihat seperti kakakmu." lantas Jungkook menoleh, memperhatikan wajah Taehyung dengan dekat. Menyadari bahwa mereka sangat berdekatan, hidung mereka hampir bersentuhan.

"Kita kan sudah menikah." Jungkook memutar bola matanya malas, dan menjauhkan wajah Taehyung yang terlihat akan mencuri kesempatan.

"Aku tidak mengingat pernah menikahi dirimu, kak." setelah itu ia berlari kearah ruang tengah, menghindari Taehyung yang sepertinya sudah hilang kesabaran.

Terjadi kejar-kejaran selama beberapa menit, sebelum akhirnya mereka kelelahan dan Taehyung berhasil membawa Jungkook kedalam pelukkannya.

"Kamu hangat." gumam Jungkook dengan nada yang mengantuk. Taehyung terkekeh gemas, mengangkat dagu Jungkook dan mempertemukan kedua netra indah mereka.

Sebuah kecupan terjadi. Sebelum akhirnya berubah menjadi lumatan-lumatan kecil yang membuat si muda malu. Mengalungkan lengannya ke pundak sang dominan yang kokoh. Sedangkan Taehyung menekan tengkuk Jungkook agar memperdalam ciuman mereka.

Setelah itu mereka tersentak kaget saat mendengar pintu yang terbuka, dan dengan tergesa-gesa memisahkan diri. Jungkook yang pertama bergerak menuju dapur untuk mengambil kue dan Taehyung mengikutinya sambil menggenggam korek.

Lilin pun dinyalakan. Tepat setelah Ibu Jungkook memasuki rumah, mereka berdua berteriak lantang mengucapkan selamat berulang tahun dan Ibu Jungkook tertawa lebar. Dengan bergantian, ia peluk mereka berdua sambil mengucapkan rasa berterimakasih.









Mencintai angin harus menjadi siut
Mencintai air harus menjadi ricik
Mencintai gunung harus
menjadi terjal
Mencintai api harus menjadi jilat

Mencintai cakrawala harus
menebas jarak

MencintaiMu harus jadi aku

— Sapardi D Damono

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro