⭐Camus⭐

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Requested by Tsukishima_San
Hope you like it!

Warning: gaje, typo bertebaran.

⭐⭐⭐

Camus menatap makam didepannya. Foto seorang gadis manis terpampang ditengahnya.

Camus menghela napas kasar berkali kali. Ia rindu. Sangat rindu pada kekasihnya itu. Jika saja dia tidak terlambat datang. Jika saja dia lebih mementingkan kekasihnya daripada mendengar ocehan tak berguna dari Nanami. Jika saja dari awal dia tidak membuat janji itu. Perasaan bersalah menghantui benaknya.

"Hei... apa kabar kau disana?" Camus bergumam dan mulai bermonolog ria.

Hening. Tak ada suara apapun selain suara angin.

"Apa kau sudah memaafkanku?"

Kembali hening.

"Hei... aku masih memakai cincin yang kau beri. Cincin itu tanda perjanjian yang kita buat kan? Kita berjanji satu sama lain untuk tidak meninggalkan yang lainnya. Tapi... kau tidak menepati janji itu. Aku kesepian. Dan apakah kau masih memakai cincin itu di alam sana?"

Tanpa sadar, air mata Camus mengalir. Dia benar-benar rindu pada kekasihnya itu.

"Aku ingin memberitahumu perasaanku ketika kita bertemu lagi. Tapi, apakah kita ditakdirkan untuk bertemu lagi? Aku ingin melihatmu lagi. Mendengar suaramu lagi."

Camus berhenti sebentar untuk menarik napas.

"Kenapa kau meninggalkanku didunia kelam ini? Apa kau sudah bahagia disana? Apa kau masih mengingatku? Mengingat yang lainnya? Kuharap kau tidak melupakanku dan mereka. Semuanya merindukanmu. Starish, Quarter Night, semuanya. Apa kau merindukan mereka juga? Setelah tau kau telah pergi, mereka seperti kehilangan sinar terang mereka."

Sekali lagi dia terdiam.

"Hey, kuharap kau tak melupakan betapa aku mencintaimu. Walaupun aku berubah, tapi aku tidak bisa mengubah kenyataan itu. Ah... sebentar lagi aku harus rekaman lagu baru, maaf tak bisa lama lama. Aku akan menyempatkan diri kesini jika ada waktu. Sampai jumpa lagi. Aku mencintaimu (Y/N)."

⭐⭐⭐

"Oy, Camus. Sudah acara menangisnya? Kita akan telat nih," ucap Ranmaru dengan nada dingin.

"Diam kau."

"Sudah, sudah, jangan bertengkar. Ayo kita pergi." Reiji yang berusaha menengahi menarik kedua lengan rekannya itu dan diikuti oleh Ai yang sedari tadi menatap ke arah makam.

"Ada apa, Ai?"

"Tidak apa-apa. Ayo pergi."

Ai mendorong ketiga rekannya agar cepat bergerak.

"Aku juga merindukanmu, Myu-chan. Aku masih sangat mencintaimu."

⭐⭐⭐

Daan berakhir dengan gaje:v

Dah ah

Babay

#AoyamaRiku

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro