Prolog

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Hyung tahu tentang benang merah?"

"Tahu. Benang takdir yang terikat di jari kelingking antara 2 orang saling mencintai bukan?"

"Iya benar. Kalau benang hitam?"

"Huh? Benang hitam? Memangnya ada yang seperti itu?"

"Ada hyung, itu benang nasib buruk yang terikat di ibu jari orang2"

"Benarkah?"

"Iya, berbeda dengan benang merah yang hanya mengikat 2 orang saja. Kalau benang hitam, bisa mengikat puluhan bahkan ratusan orang"

"Ya! Kau serius"

"Tentu saja aku serius"

"Lalu darimana kau bisa tahu?"

"Aku tahu karena aku bisa melihatnya"

"Apa?"

"Benang hitam yang terikat antara orang2, aku bisa melihat itu"

"Eeiyy, kau pasti bercanda"

"Tidak aku serius"

"...."

"Sekarang saja di ibu jari hyung terikat benang hitam"

"...."

"Tenang hyung, benang itu masih terlihat tipis. Jadi kalaupun tertimpa nasib buruk, itu bukanlah hal yang besar. Paling2 kau terpeleset atau terkena..."

"Akh"

"...lemparan bola"

"YA!!! Kau tahu aku akan terkena lemparan bola?"

"Ti...tidak hyung"

"Ya! Mau kemana kau huh!? Kemari"

"Ampun hyung, aku benar2 tidak tahu"

BLACK HAND

"Kau sudah tahu kan!? Pasti kau sudah melihatnya"

"Hyung..."

"Bukankah kau bilang bisa melihat itu? Benang hitam yang terikat ditiap jari  manusia!"

"Hyung..."

"Kau juga pasti melihat, benang hitam yang ada di ibu jari  adikku. Bukan begitu?"

"...."

"Lalu kenapa kau diam saja!? Kenapa kau tak mengatakan padaku!? KENAPA SAEKKIA!!!"

"Maaf hyung...maafkan aku"

"DASAR BERENGSEK!  HARUSNYA KAU SAJA YANG MATI! BUKAN ADIKKU"

BLACK HAND

"Itu bukan salahmu"

"...."

"Kau kan hanya bisa melihat benang hitam yang ada di jari orang2"

"...."

"Bagaimana bisa kau mencegah nasib buruk orang lain, hanya karena kau bisa melihat semua itu?"

"Tapi aku melihatnya, saat benang hitam itu tiba2 berubah pekat dan tebal. Aku melihat itu"

"Lalu kenapa kalau lihat?"

"Harusnya aku bilang pada hyung, dengan begitu dia bisa melarang dongsaengnya pergi tapi..."

"Ya! Takdir itu bukan manusia yang mengatur"

"...."

"Kita, hanya harus menjalankan apa yang sudah ditakdirkan. Jadi...kau takkan bisa menghindari apapun yang sudah digariskan"

BLACK HAND

"Coba lihat lagi! Apa di tanganku masih ada benang hitam?"

"Su...sudah tidak ada"

"Kau yakin?"

"I...iya"

"Lihat mataku! Dan katakan lagi! Apa di jariku masih ada benang hitam!?"

"H...hyung"

"JAWAB ATAU KAU AKAN KUBUNUH"

"A...ada"

"Tersambung pada siapa?"

"It...itu"

"KATAKAN!"

"Pa...pada kekasihmu, hyung"

"Apa?"

BLACK HAND

Seorang yeoja membungkam mulutnya didalam sebuah lemari. Berusaha agar isaknya tidak terdengar oleh seseorang diluar sana. Menikmati rasa takut yang menjalari hatinya, yeoja itu meraih ponselnya kemudian. Mencoba membuat panggilan agar seseorang bisa menyelamatkannya.

"Agasshi..." tepat sesaat setelah panggilannya terhubung, sebuah suara diluar lemari memanggilnya.

Kembali yeoja itu membungkam mulutnya bersama tubuh yang gemetar.

"Bukankah didalam sana panas." Rasa takut kian menjadi dihati sang yeoja mendengar hal tersebut.

"Apa kau tidak kehabisan nafas disana?" Suara yang tertangkap sang yeoja begitu lembut, namun semakun menambah rasa takut dihatinya.

"Kalau kau didalam sana untuk menguji kesabaranku, kau salah agasshi. Karena aku adalah orang yang sabar. Aku bersedia menunggumu disini, sampai kau keluar dengan kakimu sendiri." Kalimat panjang itu seketika melemaskan persendian sang yeoja.

Bagi beberapa orang kalimat itu bukanlah kalimat ancaman. Namun bagi seorang yeoja yang sedang mempertaruhkan nyawanya, kata-kata itu adalah kalimat kematian. Tak ada pilihan, sang yeoja mengetahui hal tersebut. Karena itu dalam ketakutan dia terus berdo'a agar panggilannya dijawab oleh seseorang diujung panggilan.

"Yoboseyo" Mata yeoja itu membulat saat sebuah suara menyapa telinganya.

"Tolong aku" Berbisik lirih, yeoja itu berujar.

"Ne?"

"Tolong aku" Ulang sang yeoja karena sang lawan bicara tak mendengar apa yang diucapkannya.

"Noona...aku tak bisa mendengarmu, apa yang kau katakan."

"To...." Kalimat itu terputus saat pintu lemari terbuka begitu saja.

"Apa yang kau pikir sedang kau lakukan?" Jemari sosok dihadapan sang yeoja merampas ponsel tersebut dan melemparkannya kasar keatas lantai.

Seketika benda itu hancur, membuat panggilan terputus begitu saja.

"Kau ahli menguji kesabaran seseorang ternyata." Menarik keras rambut sang yeoja, sosok tersebut menarik keluar sang victim dengan kasar.

Suara tangis dan rintihan segera menyapa telinganya. Membuat sosok itu mengurai senyum bahagia.

"Seharusnta kau jadi yeoja penurut, agar kau tidak berakhir seperti sekarang." Ucap sosok itu membuat tangis sang yeoja semakin terdengar nyaring.

Seolah ingin mengimbangi suara tangis itu, tawa diurai sosok tersebut. Membuat hal tersebut terdengar sebagai irama menakutkan, diantara hening malam yang mendominasi.

●Black Hand●

"Kembali ditemukan mayat, kali ini seorang wanita. Masih dengan kedua ibu jari terputus dan tangan yang hitam karena terbakar. Ini merupakan kasus ke 5 dalam dua bulan terakhir. Dimana korban sebelumnya juga mengalami kondisi yang sama" Seorang namja yang baru saja menyuapkan sarapan kedalam mulutnya, menoleh pada namja lain yang duduk tenang disisinya.

Sebuah senyum terukir diwajah namja itu, membuat sosok yang memandangnya menatap lekat padanya

"Hyung.....itu bukan kau kan?" Pertanyaan itu menarik atensi sang lawan bicara.

"Sssssttt..." Meletakkan jari telunjuk didepan bibir, yang ditanya nampak melebarkan senyumnya kemudian. Segera setelahnya diapun beranjak, membuat yang bertanya mematung menatap latar kaca.

"Untuk sementara team penyelidik menyimpulkan bahwa sang pelaku adalah orang yang sama yang membunuh 4 korban sebelumnya, berdasarkan kondisi saat mayat ditemukan." Kalimat sang reporter mengusik namja yang kini terlihat menikmati lamunannya.

"Hingga saat ini polisi belum tahu motif yang digunakan pelaku untuk membunuh, dan akan segera melakukan penyelidikan lebih jauh untuk mengungkap pembunuhan berantai ini." Helaan nafas kasar mengakhiri kalimat penjelasan itu, sebelum benda tersebut dimatikan oleh sosok yang beberapa saat lalu menikmati sarapan paginya.

"Hyung....berapa banyak korban lagi yang akan kehilangan nyawanya ditanganmu?" Gumam sosok tersebut lirih, bahkan nyaris berbisik.

Tak ada balasan, membuatnya mengusap kasar wajah sebelum akhirnya beranjak meninggalkan meja makan begitu saja.

Black Hand

-Coba temukan aku, jika kalian mampu-
-Black Hand-

To be continue...

Langsa, 26 April 2020🖋
-Porumtal-

Holla, book baru...denga cast Im dan V. Masih pakek genre fantasi ya...🤭
Wokeh, mau lempar prolog aja dulu...ceritanya kapan2 ya nyusulnya.

Special thanks buat babykkung97 yang udah mau share idenya sama kakak. Gak janji ini bakal kayak yang kamu bayangin, tapi kakak bakal berusaha yang terbaik.

Dah lah, kakak Porumtal mau pamit dulu...makasih sama yang mau mampir, ngevote dan komentar. See you next part, bye reader

Versus with Haebaragi13
Chek akunnya dan baca buku Wild
Lalu tentukan kamu ada di tim yang mana...😉

🌕 VS 🌻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro