12. Jealous

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Beberapa hari ini setelah mendengar kembalinya Jisoo dan Taehyung sebagai pasangan kekasih membuat Nayeon mengambil keputusan untuk menjauh.

Selain menjauh ia juga ingin mengubur perasaannya terhadap pria itu dibawah lubuk hatinya yang terdalam. Melupakan segala yang membuatnya menyukai pria tampan nan aneh itu.

Akhir-akhir ini juga Jinyoung sering main ke rumahnya ketimbang Taehyung. Dan mereka jadi kembali dekat.

Nayeon sudah memaafkan Jinyoung setelah mendengar kata penyesalan yang membuat hati Nayeon tersentuh.

Jinyoung tulus meminta maaf padanya dan berjanji akan menjadi sahabat yang baik, ia juga tak berniat balikan dengan Nayeon takut menyakiti hati gadis itu kembali.

Jinyoung kini tengah ikut belajar huruf brielle yang biasa digunakan oleh orang seperti Nayeon. Cukup susah tapi Jinyoung giat memahaminya.

Walau hanya sekedar iseng, tapi ia mencoba memahami segala sesuatu yang membuatnya tertarik.

Ada kalanya Jinyoung berbalik mengajarkan Nayeon, seperti belajar menggitar dan membuat lirik lagu.

"Nay, makan yuk. Di keefsi, aku traktir. Kebetulan tapi uang jajan lebih, kata mamah suruh ajak kamu makan," ujar Jinyoung.

"Yakin? Jauh nggak? Boleh aja sih. Tapi aku mau izin Mama dulu," kata Nayeon.

"Oke nggak pa-pa. Nggak usah ganti udah cantik."

"Ini pujian apa gimana?"

"Pujian lah. Masa aku bilang kamu ganteng sih."

"Nggak lucu, Young."

"Haha, ya udah. Yuk ke bawah."

"Ayo."

Mereka keluar dan menuruni anak tangga. Jinyoung dan Nayeon menghampiri orang tua Nayeon untuk meminta izin pergi ke tempat makan, dan mereka menyetujuinya.

Setelah itu, Jinyoung membawa Nayeon ke rumanhnya dan mengambil motor dari dalam garasi.

Dan ia menuntun Nayeon agar naik ke atas jok motor, untungnya Nayeon mengenakan celana selutu jadi pahanya tidak terlalu terekspos.

Jinyoung menarik tangan Nayeon melingkari pinggangnya takut gadis itu terjatuh. Bukan untuk modus, ia tau hati Nayeon bukan lagi untuknya.

"Udah siap?"

"Udah. Yuk lah, laper nih."

"Nah mulaikan. Nggak berubah kamu tuh, doyan makan."

"Biarin."

Jinyoung menyalakan mesin motor dan mulai menjalankan motornya ke tempat yang dituju.

Mereka naik motor melewati Taehyung yang baru saja keluar dari rumah untuk pergi membeli makan.

"Nayeon? Itu siapa? Mantannya? Kok barengan. Apa mungkin..." Ia menjeda sejenak. Kemudian kepalanya menggeleng mencoba membuang segala pikiran buruk.

"Nggak mungkin. Mereka cuma temenan aja. Tae sadarlah! Lo udah jadi pacarnya Jisoo! Jangan ngarep atau selingkuhin dia, pengecut lo namanya!" Taehyung memonolog sendiri dan menampar pipinya berkali-kali.

Arin baru keluar mendapatkan kakaknya menampar pipinya dan berbicara sendiri.

"Kakak lagi kumat lagi ya? Kak jangan kumat di sini, kalau mau kumat di dalem. Malu sama tetangga," omel Arin. Seketika Taehyung berhenti dan menatap tajam adiknya.

"Diem lo bocah kencur. Lo ngapain di sini, mau natep pesona kakak yang tampan ini ya? Tau kok," kata Taehyung mendapat tatapan jijik dari Arin. "Ge er! Kakak nggak ganteng tau!"

"Dih kata siapa? Mantan kakak aja banyak berarti laku. Nggak kaya lo masih jomblo diputusin Mark." Taehyung tertawa membuat Arin menendang di bagian selangkangan kakaknya.

Taehyung meringis kesakitan karena itunya terasa sakit akibat ulah Arin.

"Sakit goblok! Lo mau aset kakak nggak berfungsi?!"

"Lagian siapa yang ledek jomblo duluan! Rasain tuh. Dah ah, aku mau pergi. Mau dapet gebetan baru. Jihoon anak komplek sebelah. Dah kakak."

Arin melambaikan tangan dan melajukan sepedanya kencang menuju tujuannya.

"Dasar adik kurang ajar. Untung lo adek gue. Eh lupa mau beli makan." Taehyung menghampiri motor sportnya yang terparkir di halaman rumah.


















✘✘✘


















"Enak ya, Nay? Sampe belepotan gitu." Jinyoung tertawa.

Nayeon memakan ice cream dengan lahapnya hingga sisa ice cream menempel di sudut bibirnya. Maklum penglihatannya tidak terlalu bagus.

"Maaf Young. Udah lama nggak makan ice cream. Apalagi ini toppingnya Matcha, kesukaanku." Nayeon tersenyum kemudian melanjutkan aktivitasnya.

Jinyoung tak tahan akhirnya mencubit pipi Nayeon. Ia kemudian mengambil tisu dan mengelap sisa ice cream disekitar mulut Nayeon.

Kling!

Suara pintu utama terdengar tanda pengunjung baru datang. Dan itu Taehyung.

Baru mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan adegan yang tidak diinginkannya terlihat. Jinyoung tengah mengelap bibir Nayeon dengan romantis menurutnya dan Nayeon tersenyum.

Berhari-hari mereka tidak berbicara, begitu bertemu tidak langsung tau-tau melihat hal seperti itu.

Ia membuang wajahnya dan segera menuju ke tempat pemesanan.

"Mbak, Pesen Ayam box satu ya. Eh dua, satunya pedes pake banget. Kalo bisa cabenya tiga puluh ya mbak." Kata Taehyung tak main-main.

Ia seperti mencari sakit perut tak mengira-kira meminta tiga puluh cabai.

"Mas yakin? Pedes banget itu."

"Udah layanin aja. Nanti kalau kurang saya tambahin bayarnya. Cepetan ya mbak."

"Iya. Silahkan bayar mas. Dua ratus ribu."

"Nih mbak."

"Terima kasih. Silahkan menunggu sebentar lagi."

Taehyung akhirnya menunggu dan duduk disebuah bangku yang letaknya jauh dari keberadaan dua orang itu.

Sepuluh menit pesanannya datang dan ia langsung cabut dari sana. Tapi pas di depan keefsi ada yang jual kue cubit asli indonesia jadi Taehyung beli itu dulu.

Belinya sepuluh bungkus cuy! Kenapa banyak? Disamping Arin sukanya maling makanan Taehyung, teman-teman Taehyung terutama Jungkook dan Jimin sukanya main mendadak.

"Mas, Kue cubit sepuluh ya. Eh masnya bisa ngomong korea kan?" kata Taehyung. Mas-masnya anggukin kepalanya, "Bisa mas. Istri saya orang sini."

"Oh."

Lumayan lama karena banyak tapi Taehyung setia nungguin. Sampe setengah jam pesenannya jadi. Taehyung kasih uangnya dan kembaliannya buat mas-masnya.

Ia langsung pulang setelah itu.

Begitu sampai rumah Jisoo menelponnya dan ia langsung mengangkat panggilan itu segera.

"Ya, kenapa Jis?"

[Besok anterin aku ke Myeongdan ya? Mau cari sesuatu.]

"Iya, iya. Jam berapa?"

[Jam tiga habis kamu sekolah. Oke?]

"Iya. Oh ya kamu sekolah dimana? Kok aku nggak tau."

[Oh, di Hanlim. Udah ya? Aku mau kerjain tugas sekolah. Love you]

"Love you too."

Taehyung memutuskan sambungan telponnya. Ia menaruh ponselnya kembali di saku. Taehyung masuk dan meletakan kue cubitnya di kulkas agar lebih awet, dengan suhu tidak terlalu dingin.

"Kak, baru pulang. Oh beli ayam ya? Kebetulan mama nggak masak malem. Papah kamu lagi reuni sama temen-temennya juga." kata Mrs. Im.

"Iya, Ma. Ini beli banyak barangkali temen-temen aku kesini."

"Oh ya tumben banget kamu sekarang jarang ke club, ngrokok sama kenakalan kamu lainnya. Tobat nih ceritanya?"

"Nggak tau Ma. Lagi nggak mood aja lakuin itu."

"Syukur deh. Mama nggak suka kamu gitu. Dulu sering pulang tengah malem. Tapi untungnya kamu pinter."

"Otaknya Papa nurunin ke aku. Hehehe."

"Ya udah. Sana mandi. Mama mau bayar arisan. Adek kamu nggak tau kemana. Ilang kaya tuyul aja."

"Nyari gebetan Ma, katanya."

"Ih masih kecil nggak usah cari pacar adek kamu. Kamu sih punya mantan pacar banyak."

"Kok Mama tau sih?"

"Kepo kamu. Udah ah, mama pergi ya."

Setelah itu tinggalan Taehyung sendirian di rumah. Ia bergegas ke kamarnya. Ia mandi dengan cepat dan langsung berbaring setelah badannya segar.

Satu pesan dari Jimin baru sempat di bacanya. Ia mendengus karena sudah menduga isinya apa.

SiBantetChim
Gue sama Jungkook otw ke rumah. Siapin aja makanan. Thanks.




































Updatean hari ini :) maaf kalo gaje.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro