14. Good News

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Mata Jinyoung dan mata Taehyung saling beradu sengit. Mereka bertengkar hanya karena ingin tau siapa yang Nayeon akan ambil coklat dari keduanya. Nayeon pusing mendengarkan perdebatan yang berlangsung hampir sepuluh menit.

Berada di tengah keduanya yang berada di ayunannya serta mengelus bulu Rexie, kucingnya yang saat itu terus meringis seolah berusaha menghentikan keduanya.

"Sudahlah. Aku akan mengambil keduanya. Kalau kalian bertengkar lagi, lebih baik keluar dari rumahku." Kata Nayeon terdengar agak sadis.

Keduanya tampak keberatan dengan perkataan Nayeon yang seperti sebuah ancaman bagi keduanya. Mau tak mau mereka meletakan coklatnya di sisi lain ayunan.

Rexie mengeong terus.

"Rexie-ya, kau mau kedalam. Kalau begitu bantu aku ya kucing manis?" Nayeon kembalu berbicara kepada kucing tersebut.

Rexie langsung meloncat dari paha Nayeon yang mulai berjalan. Nayeon meraba-raba mencari tongkatnya serta coklat dari kedua pria itu.

"Nay, aku antar ya ke dalam?" Tawar Jinyoung.

"Jangan. Biar aku aja." Kata Taehyung tidak mau kalah.

"Tidak usah. Bisa-bisa Rexie marah. Dia agak posesif dengan kalian berdua sepertinya." Ujar Nayeon menolak keduanya.

Akhirnya Jinyoung dan Taehyung hanya bisa mengangguk pasrah. Keduanya keluar dati halaman rumah tersebut dan Taehyung menutup pagar rumah itu.

Setelah Nayeon masuk dan menutup pintu rumahnya, Jinyoung menarik tangan Taehyung agak jauh dari rumah Nayeon. Kemudian dirasa tempatnya jauh, ia menarik kerah baju Taeyong.

"Bisa nggak lo jauh-jauh dari Nayeon?!" Kata Jinyoung dengan emosi.

"Apa hak lo bilang itu ke gue? Gue temennya, ya wajar gue deket sama dia." Timpal Taehyung dengan santainya.

"Lo harus tau diri! Kalo lo udah punya pacar, dan nggak usah deket-deket Nayeon lagi!" Ujar Jinyoung penuh penekanan terutama dikata 'Punya Pacar'.

Taehyung menghempaskan tangan Jinyoung dari bajunya dan merapikannya sendiri. Ia berlagak tidak peduli dengan omongan pria itu.

Ia menatapnya remeh kemudian memperhatikannya dari ujung atas kepala pria dihadapannya itu hingga ujung kaki yang mengenakan sneakers.

"Lo juga punya hak apa?! Lo itu udah jadi mantannya dia. Jadi mending lo nggak usah ikut campur. Gue aja nggak percaya lo sampe hianatin Nayeon cuma buat cewek lain." Taehyung tertawa renyah sebelum akhirnya memukul bagian pipi Jinyoung.

Jinyoung meringis dan melihat tangannya yang memegang sudut bibirnya berdarah dan ternyata robek sedikit.

Ia ingin membalas tapi tidak bisa. Ia teringat Nayeon yang dulu saat mereka jadian pernah berkata 'Jinyoung, jangan mukul orang. Kalau sekalipun mereka pernah mukul, jangan jadi pengecut yang cuma berani mukul orang sembarangan tanpa bertanggung jawab. Emang dia bakal nyembuhin apa yang dia lakuin?'.

Tapi nyatanya ia sudah jadi pengecut saat mereka putus. Ia tak bisa bertanggung jawab atas janjinya dulu tak akan pernah meninggalkan Nayeon demi wanita lain, tapi nyatanya ia berselingkuh di belakang Nayeon.

Tapi ia berpikir, lebih sakit kenangan manis masa lalu atau digantungkan dan mendengar orang yang kita suka jadian sama orang lain dengan telinga kita sendiri?

Keduanya hanya Nayeon-lah yang merasakan. Gadis itu... Seperti tidak pernah satu hari merasakan kebahagiaan sesungguhnya.

"Gue udah perbaikin semuanya. Gue minta maaf sama dia! Gue nggak mau bikin dia sakit hati, toh gue juga sadar diri kalau gue emang bukan yang utama dihatinya sekarang, tapi seengganya gue nggak pernah dia nangis!" Jinyoung menunjuk wajah Taehyung dengan penuh amarah.

Sudah cukup ia mendengar Nayeon menangis karena Taehyung, ia tak mau gadis itu menangisi sosok berandalan yang menyakiti hatinya.

Keduanya kembali saling beradu tatapan sengit dan tidak suka satu sama lain. Akhirnya Jinyoung memutuskan untuk pergi dari sana dan berlawanan arah dengan Taehyung.

Sebelum ia melangkah lebih jauh lagi, ia berhenti sejenak dan menoleh ke belakang.

"Tae, inget hal ini. Jangan gantungin perasaan lo dan jangan lo sakitin lagi. Cukup Nayeon yang lo sakitin karena dia suka sama lo." Kemudian Jinyoung melanjutkan lagi perjalanannya.

Taehyung langsung berhenti dan mematung di tempat. Ia tak bisa berkata-kata lagi setelah apa yang barusan Jinyoung katakan padanya.

Tatapannya menunduk mencoba mencerna lagi kata-kata dan ia mencubit mimpinya seolah ini hanyalag mimpi. Ia meringis kesakitan dan benar ini adalah nyata bukan mimpi.

Ia meruntuki dirinya sendiri melakukan kesalahan bodoh dengan menerima ajakan Jisoo. Tapi apa daya, nasi sudah menjadi bubur, semua sudah terlambat.

Pertemanannya yang tidak lama dengan Nayeon ternyata membuat keduanya saling suka atau mungkin bisa disebut cinta. Cinta Taehyung ternyata tidak bertepuk sebelah tangan.

Tapi sekarang ia bingung harus melakukan apa. Di sisi lain ia juga masih menyukai Jisoo makanya ia menerima ajakan Jisoo, dan di sisi satunya ia merasa bersalah menyakiti hati Nayeon.

Jadi, saat ia menelpon Nayeon untuk mengatakan kalau ia balikan... Nayeon menangis? Karenanya?

Kemudian Taehyung mendongakan kepalanya menatap langit sore dan menggigit bibir bawahnya. Lalu ia memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya pelan.

Semoga Tuhan akan memberikannya semua petunjuk dan jawaban untuknya.

✘✘✘

Orang tua Nayeon baru pulang setelah urusan mereka selesai ketika jam dinding menunjukan pukul 20.07 KST. Mereka mendudukan diri di Sofa ruang tengah dan pembantu mereka segera memberikan dua gelas minuman untuk majikannya agar sedikit mengurangi lelah.

Nayeon turun dari undakan anak tangga dan segera menghampiri mereka dengan bantuan Rexie dan pembantu yang menuntunnya berjalan.

Ia duduk di samping Mrs. Im dan Mr. Im alias di tengah-tengah keduanya. Mrs. Im menyampingkan rambut yang menutupi wajah manis anaknya itu.

"Bagaimana keadaanmu sayang? Maafkan kami tadi pergi membuatmu disini cuma sama bibi. Apa Rexie mengganggumu?" Tanya Mrs. Im berturut-turut. Nayeon hanya mengulas sebuah senyuman.

"Aku baik. Rexie banyak membantuku menuntun jalan jadi aku tidak khawatir tersandung karena kucing itu sudah mulai berkawan dengan kita." Ujar Nayeon membuat kedua merasa lega.

Mrs. Im sempat berpikir ia salah membelikan kucing untuk anaknya, tapi ternyata tidak. Ia sengaja membeli peliharaan agar menemani Nayeon saat kesepian.

Mr. Im malah justru akan membelikan anak anjing tapi istrinya menolak karena menurutnya anjing terlalu hyperaktive untuk anak mereka satu-satunya itu.

"Kalian berdua makan dulu ya? Nayeon mau memberi makan Rexie, dia kelaparan." Kata Nayeon.

"Baiklah. Oh ya kami berdua punya berita baik untukmu. Tapi kami akan memberi tahu setelah kami makan. Jangan terlalu kepo dulu ya, Nak?" Mr. Im berucap kemudian berdiri sambil mengacak pelan rambut Nayeon.

Nayeon sendiri hanya merasa sedikit terkejut. Berita baik untuknya? Kira-kira itu apa? Tapi ia teringat untuk memberi makan Rexie.

"Bi, bisa ambilkan makanan kucing untuk Rexie?" Ujarnya agar sedikit berteriak untuk meminta pembantu rumah menagmbilkannya.

Beberapa saat apa yang dimintanya datang. Pembantu tersebut meletakan wadah berisi makanan kucing ke tangan Nayeon kemudian kembali pergi.

Rexie langsung melompat ke atas sofa dan memakan makanannya dengan tenang. Untungnya kucing tersebut habis membuang kotorannya dengan baik dan tidak di sembarang tempat jadi tidak masalah naik sofa.

Rexie sebetulnya sudah makan, tapi kucing itu memang suka selalu lapar makannya malam itu Rexie minta makan.

"Makan yang banyak ya kucingku? Nanti biar kak Jinyoung nggak ngatain kamu kucing berwajah menyebalkan lagi." Nayeon memonolog pada kucing itu padahal ia tak tau bahasa kucing.

Setelah Rexie makan kedua orang tua Nayeon juga ikut selesai makan. Mereka kembali duduk di sofa dan Nayeon meletakan wadah makanan kucing di atas meja, dan Rexie ketiduran di atas pangkuan pahanya.

"Jadi.. Apa berita baik untukku?" Tanya Nayeon sambil mengelus bulu Rexie.

"Kamu.. Akan bisa melihat lagi." Kata Mr. Im sukses membuat Nayeon sangat terkejut dan berhenti mengelus bulunya.

"A.. Apa?"

"Iya. Kami tadi pergi menemui teman Ibu yang bekerja sebagai seorang dokter. Karena golongan darahmu sangat langka, kami harus mencari pendonor mata yang cocok untukmu. Dan akhirnya kami dapat." Jelas Mr. Im.

"Benarkah? Aku akan melihat?" Tanyanya sekali lagi yang masih tidak percaya.

"Benar. Sudah tiga tahun kita mencari akhirnya kami dapat yang pas. Kau akan melakukan check up dulu lusa. Lalu kemungkinan kau akan operasi dua minggu lagi."

"Dan, satu lagi. Setelah operasi, kau akan bersekolah di sekolah umum."

"Sungguh? Aku tidak akan di ejek lagi sebagai orang buta?"

"Iya. Kau akan manjadi gadis normal yang manis dan akan disukai oleh semua orang."

"Terima kasih, Pah, Mah."

Nayeon memeluk kedua orang tuanya erat dan orang tuanya membalas pelukan dari putrinya itu.

This is good news for her...

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Akhirnya gue up karena libur sekolah. Hwehehehe ini lagi good mood karena nggak ada acara sekolah. Sorry kalau nggak feel ya, btw next chapter kayanya agak sad. Tenang aja ending cerita ini happy ending kok.

Jangan lupa Voment.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro