17. Aku dan Kamu (Last)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sebelumnya, gue mau ngucapin terima kasih sama kalian semua yang udah ngikutin FF ini dari awal sampai akhir :)

Silahkan menikmati.

-

Last Chapter

Ready?

"Bogoshipeo."

Seketika aliran darah yang mengalir dalam diri Nayeon bergetar hebat setelah mendengarnya. Mematung dan hanya bisa terdiam saja yang bisa ia reaksikan.

Lea menatap sambil tersenyum kearahnya. Nayeon sedikit menghela. Jadi inilah rencana Aleanta, mempertemukannya pada sosok yang juga ia rindukan. Tapi Nayeon sadar, situasi ini ia harus bersikap layaknya fans lainnya.

Para member tersenyum ke arahnya, karena mereka juga merindukan gadis itu termasuk Jimin dan Jungkook. Ah ya, berterima kasihlah juga pada Suga karena selama tiga tahun pria itu mengirimkan mata-mata di Indonesia untuk mencari Nayeon atas permohonan Taehyung.

Dan, fanmeeting di Bogor juga atas permintaan dia pada Manager.

"Sekarang, silahkan mengambil gambar pada semua member." MC mengarahkan Nayeon untuk berada di tengah-tengah anggota BTS dan V berada di sampingnya.

Fotografer mulai memberi aba-aba dan segelah itu menjepret dengan kamera yang dibawanya. Nayeon juga mengambil ponselnya dan berselca dengan senyum terpancar.

Saat selesai acara foto, V menyanyikan lagu solo dalam albumnya dengan alunan nada yang sangat lembut. Nayeon berdiri di sana merasa tegang dan gugup mendengarnya. Ia hanya bisa mendengarkan musik yang tertangkap di indra pendengarannya.

"Taehyung.." Lirihnya pelan di tengah kebisingan suara teriakan dari ARMY lain.

Taehyung menyelesaikan lagunya dengan berlutut di depan Nayeon dan memegang sebelah tangannya serta berkontak mata secara langsung.

"Penampilan yang bagus, Taehyung-ssi. Baiklah nona Nayeon, silahkan kembali tempat anda," ucap MC tersebut kemudian salah seorang staff menuntun Nayeon turun ke bawah.

Nayeon turun dari panggung dan masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Lea tersenyum ke arahnya karena usahanya berhasil.

"Nayeon, maafkan aku membohongimu," kata Lea menggenggam tangan Nayeon.

Ia menoleh, "Tapi kenapa?"

"Karena bagaimanapun rasa sakit harus diobati walaupun harus menahan rasa sakit yang lebih dalam," jelas Lea.

"Tap-"

"Sudahlah, disini kau sudah lebih baik bukan daripada menahan rindu?"

Nayeon bungkam. Memang yang dikatakan Lea ada benarnya, ketika bertemu Taehyung rasa rindunya sedikit terobati.

Setelah acara tersebut selesai, Nayeon mengajak Lea pulang. Tetapi ketika berada di parkiran motor, Lea mendapat telepon dari seseorang yang bertuliskan 'Radith'.

"Assalamu'alaikum, Dith. Kenapa?"

[Wa'alaikumussalam. Lea, gue pinjem makalahnya lo dong. Ke IPB ya sekarang.]

"Yang bener aja. Aku lagi mau pulang, ada Nayeon juga."

[Ajak aja.]

"Dih, nggak ah. Nayeon minta pulang masa aku tinggalin."

[Plis lah. Besok gue traktir seblak deh.]

Lea terdiam sejenak, tawaran Radith cukup menggiurkan apalagi ia memang pecinta seblak.

"Oke, deh. Aku bilang Nayeon dulu."

[Sip. Gue tunggu. Bye!]

Dan setelah itu sambungan telepon terputus. Lea memasukan kembali ponselnya ke dalam tas dan beralih menatap Nayeon.

"Nayeon, aku minta maaf lagi. Radith memintaku ke IPB, dan harus meninggalkanmu sendiri. Kau tak apa 'kan?" Ujar Lea menjelaskan situasi.

Nayeon mengangguk sambil tersenyum ke gadis yang menjadi kawan baiknya, "Iya. Terima kasih untuk hari ini. Nanti aku minta Ayah menjemputku."

"Beneran?" Sekali lagi Nayeon mengangguk.

"Kalau begitu aku ke IPB dulu. Hati-hati di jalan."

Lea segera menghampiri motornya setelah berpamitan dengan sahabatnya. Kemudian ia mengenakan helm yang selanjutnya dia melajukan kendaraan beroda dua miliknya itu.

Nayeon melambaikan tangannya ketika motor Lea sudah menjauh dari dirinya.

Ia mengambil ponsel yang berada di saku celananya dan ternyata Papahnya mengirimkan pesan.

Appa☕
Nayeon-ah, maafkan papah. Hari ini sepertinya tidak dapat menjemputmu karena mobil ayah mogok dan bannya bocor. Kau, pulang naik taxi ya? Katakan saja alamatnya.
Hati-hati di jalan.
15.54 WIB.

Nayeon menghela nafas. Kalau begitu akam sulit baginya karena taxi di daerah tersebut jarang dan ia tak memiliki aplikasi Go-Car ataupun Grab.

"Bagaimana ini?" Gumamnya cemas. Ia memutuskan balik lagi ke dalam tempat fanmeeting tadi menunggu ada harapan.

Kenapa tidak menunggu Papahnya saja? Pasalnya Papah Nayeon bekerja di Bandung dan itu dilaju. Bayangkan mobil mogok menunggunya berapa lama ditambah lagi perjalanan Bandung-Bogor. Bisa-bisa Nayeon menjamur.

Apa aku bisa.. Ah tidak mungkin.

Ia menepis pikirannya yang terlalu berlebihan yang berniat meminta bantuan Taehyung untuk pulang.

Kling!

Suara notifikasi pesan yang awalnya dimode silent kini sudah diaktifkan lagi membuatnya menoleh ke ponselnya. Ia membulatkan matanya ketika membaca pesan dari nomor yang menelpon dirinya hingga membuatnya naik ke atas panggung.

Pesan dari Taehyung yang menyuruhkan keluar dari gedung dan segera menemuinya yang sedang mengenakan pakaian serba hitam.

Nayeon segera keluar dan mengedarkan pandangannya mencari pria itu.

Tapi yang dicari tidak ada membuatnya ragu apakah Taehyung mengerjainya. Nayeon merintih, entah kenapa sekarang air matanya jatuh menetes. Ia menutup wajahnya menggunakan tangannya.

Berdiri di saat suasana sedang sepi dengan keadaan menangis entah perasaannya tak dapat diungkapkan.

"Uljima.."

Isakannya terhenti begitu mendengar suara berat yang sangat ia kenal walau berpisah selama tiga tahun.

Ia berbalik menoleh ke sumber suara yang berada di belakangnya. Matanya berkaca-kaca melihat kembali Taehyung berdiri dengan tangan berada di saku jaket hitam dengan masket hitam dan topi hitam yang dikenakan untuk menutupi wajahnya.

Taehyung berjalan mendekat dan langsung memeluknya.

"Aku merindukanmu, Nayeon."

Yang dirindukan terdiam. Mulutnya seolah bisu tak dapat membalas perkataan Taehyung.

"Katakanlah sesuatu," cicit Taehyung merasa tak ada balasan. Ia semakin mengeratkan pelukannya.

Nayeon kemudian mendorong Taehyung untuk menjauhinya. "Kau jahat! Kenapa kau membohongi dan tak mengatakan padaku tiga tahun yang lalu!" Kembali ia terisak.

"Kau tau! Jinyoung itu sudah seperti kakaku yang ada bersamaku saat kau mulai mengabaikanku! Kau jahat V! Kau menutupi kematian Jinyoung dariku!"

Tak ada yang bisa Taehyung lakukan. Kejahatannya tiga tahun lalu adalah menyembunyikan fakta kalau Jinyounglah pendonor mata Nayeon sehingga gadis itu sekarang bisa melihat. Ia sungguh menyesal.

Menyesal mempercayai Jisoo.

Jisoo-lah pelaku yang menyebabkan Jinyoung kecelakaan. Berawal dari Jisoo salah menebak mobil Taehyung dengan Jinyoung untuk mematikan fungsi rem-nya membuat sekarang wanita itu dijebloskan ke panjara dalam kurungan waktu 10 tahun penjara atas pembunuhan berencana.

"Aku membencimu Taehyung! Tapi.. Aku lebih mencintaimu.."

"Aku minta maaf, Nay. Sungguh saat itu aku juga terkejut melihat Jinyoung dalam ruang UGD. Keluarga Park memintaku diam hingga kau sendiri tau kebenarannya."

"Aku..hiks. Kau tak tau bagaimana depresinya diriku mengetahui fakta itu hingga aku memutuskan pindah ke sini."

"Aku tau," timpal Taehyung.

"Maafkan dia, Nayeon." Tiba-tiba anggota BTS sekaligus kawan Taehyung muncul.

Jungkook, Jimin, RM, J-hope, Suga, dan Seokjin mengenakan pakaian yang sama dengan Taehyung. Mereka memegang satu bunga mawar dari masing-masing orang. Dan kemudian memberikannya pada Nayeon.

"Kami tau, sudah lama tak berjumpa. Mari kita berteman lagi."

"Suga benar. Jangan ada lagi rasa sakit, mari membangunnya dari awal lagi."

Nayeon merasa terharu dan menerima bunga mawar dari mereka sambil tersenyum. Ia beralih menatap Taehyung.

"Aku memaafkanmu. Terima kasih."

Taehyung ikut tersenyum. "Oh ada sesuatu untukmu." Ia merogoh saku celananya mencari sesuatu. Dan setelah menemukannya ia menunjukannya pada Nayeon.

"Aku ingin kau memakai cincin ini. Kita berpacaran."

"Hah?!" Nayeon terkejut. "Lalu, bagaimana agensimu?"

"Mereka sudah setuju, tapi kita masih backstreet dari publik," jelas Taehyung.

"Terima. Terima." Member BTS bersorak meminta Nayeon menerima Taehyung.

Nayeon menenangkan semuanya agar tidak berisik dan menjadi sorotan warga sana. Bisa-bisa nanti fans mereka berkumpul lagi.

"Iya. Aku terima."

"Yes!"

Taehyung senang kemudian refleks mengangkat tubuh Nayeon ala bridal style membuat gadis yang sekarang sudah menerimanya terkejut. "Eh! Tae turunin!"

"Terima kasih Nay."

Ia membuka maskernya dan mencium bibir gadis itu di depan para Member. Dan Nayeon membalas ciuman tersebut.

Keduanya senang saling bertemu kembali dan rencana Tuhan memang tak ada yang mengetahuinya termasuk mereka. Takdir mereka masih panjang dan mereka harus menghadapi ujian yang baru saja akan kembali dimulai.

END.


























Endingnya gue senyum-senyum sendiri coba. Akhirnya tamat hwe😥 And sesuai perkataan gue di cahpter sebelumnya ada FF baru.

Jawab dulu yuk beberapa pertanyaan ini.

1. Kesan cerita ini dari awal sampai akhir gimana? Gaje 'kah?

2. Nemu cerita ini dimana dan kenapa?

3. Tokoh fav.?

4. Pesan buat 'Gres' (gue maksudnya ehehe)?

5. Pendapat buat tokoh di FF👇

-Taehyung

-Nayeon

-Arin

-Jungkook

-Jisoo

-Jimin

-Lea

-Jinyoung

Makasih atas partisipasi kalian:)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro