12.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Perjalanan singkat Minji ke kampung halamannya memberikan dampak yang besar. Perasaannya jauh lebih tenang sekarang setelah melihat ibunya baik-baik saja. Juga hubungan dengan Ayah tidak sekaku sebelumnya. Minji senang dengan fakta bahwa dia bisa jauh lebih lapang dada dari biasanya.

"Noona!" Jungkook datang sambil memeluk tubuh Minji dari samping. Kelakuannya persis seperti anak kecil yang menyambut ibunya pulang kerja.

"Wah, sepertinya ada yang merindukanku," kekeh Minji sambil meletakkan tas di meja.

Jungkook menghela napas kesal. "Lama sekali, sih? Aku kan ingin bercerita banyak denganmu."

Minji mengusak puncak kepala Jungkook dengan gemas. "Kita bisa melakukannya nanti. Sepuasmu, oke?"

"Sayangnya, tidak bisa," ujar Taehyung yang baru masuk ke ruangan itu. Dia memberikan sebuah undangan ke tangan Minji untuk di baca.

"Pameran foto?" tanya Minji kepada Taehyung. Pria itu mengangguk sambil memamerkan senyum manisnya.

"Yup! Sekarang, denganku. Ayo!"

Binar di wajah Jungkook seketika hilang. Minji menyempatkan diri menyubit pipi anak itu dengan gemas sebelum benar-benar pergi.

"Nanti malam aku traktir, oke?" teriak Minji kepada Jungkook yang masih cemberut karena kesal.

~

Minji dan Taehyung sampai di kawasan Seoul, dimana pameran itu digelar disebuah museum seni. Minji sudah siap mengeluarkan note kecil miliknya, dan beberapa kali melihat brosur pameran hari ini.

Sementara Taehyung tampak tenang, dengan kamera yang menggantung di lehernya. Tidak ada percakapan yang berarti diantara keduanya sampai-sampai Taehyung melihat Namjoon yang tengah mengamati sebuah foto sendirian.

"Kita harus ke sana," ujar Taehyung yang menarik lengan Minji tanpa persetujuan. Minji ingin marah-marah, tapi dia telan itu semua begitu tahu Namjoon adalah fotografer yang menggelar pameran hari ini.

"Benar-benar bidikan yang fantastis, hyung. Aku hampir tidak bisa berkata apa-apa lagi."

Pria bernama Kim Namjoon itu tersenyum, memperlihatkan lesung pipi yang dalam dan menawan. Dia menepuk bahu Taehyung beberapa kali sebelum melangkah menuju lantai dua—dimana ada sebuah cafe kecil di sana.

"Hasil kerja keras. Aku harus pergi ke manca negara untuk mendapatkan foto-foto ini."

Taehyung mengangguk, menatap kagum beberapa foto yang mereka lewati selagi menaiki tangga menuju lantai dua. Minji beberapa kali terdiam cukup lama di sebuah foto. Rupanya dia membaca deskripsi foto itu, sekalian belajar dan memperkuat tulisannya tentang uraian yang tengah dikerjakannya.

"Omong-omong, kau tidak mengenalkanku kepada gadis cantik ini," ujar Namjoon yang tersenyum menggoda setelah mrngobrol lama dengan Taehyung. Minji menengadah dari note-nya dan tersenyum.

"Mohon maaf, Namjoon ssi. Aku terlalu sibuk mengamati karya hebatmu. Aku Choi Minji, penulis lepas yang sedang bekerja di MY fotografi," jelas Minji dengan singkat.

"Oh, jadi kau gadis yang diceritakan oleh Yoongi itu," kata Namjoon sambil menyesap kopinya. Baik Minji maupun Taehyung mengernyit dan menyerukan hal yang sama.

"Cerita apa?" ucap mereka bersamaan. Namjoon sempat tertegun dan terkekeh pelan.

"Tidak bisa bilang, rahasia." Namjoon mengedikkan bahunya dan tersenyum. Minji terkekeh dan menyesap teh citrusnya—masa bodo akan hal itu. Tapi tidak dengan Taehyung. Sesuatu telah menyeruak ke dalam hatinya, menyebarkan perasaan tidak enak yang dia sendiri tidak tahu apa alasannya.

~

"Ternyata seru juga mengikuti pameran seperti ini," ujar Minji yang saat itu tengah berjalan dengan Taehyung menuju stasiun bawah tanah.

"Bagian mana yang seru?"

Minji nampak berpikir sambil menatap langit. Sekian banyak hal yang dilakukannya hari ini, dia paling senang ketika dia harus pergi berdua bersama Taehyung.

Eh? Apa-apaan aku ini! batin Minji.

"Hoi, kau kenapa, sih?"

Minji mengernyit heran. "Kenapa apanya?"

"Itu, menggeleng cepat. Seperti ada lalat yang mengganggumu," ucap Taehyung sambil tertawa. Minji memutar bola mata dengan kesal, dan memukul lengan pria itu dengan cukup keras.

Taehyung tertawa lagi. Tidak tahu alasan apa yang membuat perutnya terasa geli seperti ini, dia tidak bisa menjelaskannya kalau ditanya. Melihat Minji yang tengah merajuk dan fokus membaca ulang note-nya, membuat Taehyung membidikkan kameranya ke arah wanita itu. Taehyung melakukan hal itu berkali-kali, sampai hujan kembali turun membasahi bumi.

"Aduh, aku tidak membawa payung!" ujar Minji yang menutupi diri dengan tasnya. Dia berlari kecil mencari tempat meneduh. Sementara Taehyung mengeluarkan payung dari tasnya dan menarik badan Minji untuk mendekat. Untuk beberapa saat, tatapan mereka bertemu. Menyampaikan desir yang berbeda ke seluruh tubuh mereka.

"Kau cantik," ujar Taehyung yang masih menatap intens Minji. Entah kenapa Minji malu dan merasa pipinya menghangat. Dia juga diam saja ketika wajah Taehyung perlahan mendekat dan membubuhkan sebuah kecupan ringan di labiumnya.

Minji buru-buru memukul dada Taehyung, sehingga pria itu sedikit melonggarkan kungkungan tangannya di tubuh Minji. Setelahnya mereka kembali diam karena canggung yang mendera tiba-tiba.

"Maaf," ujar Taehyung dengan wajah tidak enaknya. Minji pura-pura tidak mendengar, dan mengaduk-aduk tasnya untuk melihat apakah note-nya tadi baik-baik saja.

"Setelah ini, kita makan dulu, ya. Perutku lapar sekali," kata Taehyung sambil menepuk perutnya sekali. Minji jadi terkekeh karena ulah pria itu yang tiba-tiba seperti anak kecil.

"Dua jam lagi makan malam, lagipula aku ada janji dengan Jungkook. Kau bisa ikut kalau mau."

Taehyung menghela napas dan mengangguk dengan wajah yang kentara kesal.

"Baiklah, aku bisa tahan selama setengah jam."

Minji hanya tersenyum simpul menanggapi hal itu. Seperti biasa, tidak terjadi percakapan yang berarti diantara mereka setelah hal tadi. Hanya beberapa ulasan dan komentar kecil mengenai pameran foto yang mereka ikuti. Minji tidak bisa leluasa seperti biasanya jika teringat kecupan kecil dibawah rinai hujan tadi.

"Kalian lama sekali," sambut Jungkook dengan tangan bersidekap di dada. Rasanya seperti menunggu kedua orangtua yang pergi kencan dan hampir lupa terhadap anaknya.

"Ini sudah sangat cepat, kau tahu? Aku rela menahan lapar karena Minji ingin makan malam denganmu."

Dibilang begitu, perasaan Jungkook sedikit membaik karena merasa diperhatikan. Dia mengambil selembaran menu chinesse food untuk dipesan.

"Loh, tidak diluar saja?"

"Tidak ada orang, Noona. Yoongi hyung masih di Daegu, kemungkinan pulang besok pagi."

Minji mengangguk, ya pantas saja karena ini sudah lewat jam pulang kantor. Pegawai yang lain pasti sudah pulang sejak tadi. Minji membuka coat-nya dan mengeringkan rambutnya yang masih agak basah selagi menunggu. Ya, dia memang harus melakukannya kalau tidak ingin jatuh sakit.

"Ganti dengan bajuku saja," ujar Taehyung menyodorkan satu kemeja polos berwarna hitam kepada Minji. Pria itu sudah jauh lebih rapi dan wangi, bahkan Minji tidak tahu kapan Taehyung sibuk dengan dirinya.

Minji ingin menolak, tapi Jungkook ikut menimpali.

"Pakai saja, Noona. Daripada kau sakit karena memakai baju yang basah seperti itu."

Setelahnya Minji ke kamar mandi untuk mengganti baju dan membasuh wajahnya. Wangi kemeja Taehyung menyeruak begitu baju itu telah terpakai. Seperti merasa dipeluk oleh pria itu semalaman.

Aish, apa yang kau pikirkan, Minji? batin gadis itu buru-buru mengusir pikiran anehnya.

Ketika dia kembali ke ruangan kerja mereka, Minji dapat mendengar sayup-sayup suara wanita di depan studio. Sebenarnya Minji tidak ingin tahu, tapi kakinya melangkah menuju sumber suara itu. Setelahnya, dia merasa menyesal karena pemandangan yang dilihatnya membuat air mata menyeruak keluar begitu saja.

~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro