Debut yang ditunggu (End)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seminggu setelah Futa melihat pertunjukan rap yang diadakan di Ikebukuro, kini dirinya semakin serius dengan debutnya yang tinggal sebulan itu. Futa mengambil mikrofon yang terletak di atas meja, menyalakan speaker dan menyetel lagu yang akan dibawakan saat debut. Jam di dinding masih menunjukkan angka setengah lima pagi, banyak idol yang masih tertidur pulas. Namun suara Futa yang bergema di ruang latihan tak akan mengganggu mereka yang beristirahat di ruang atas.

"Hah salah." katanya saat ia menyanyikan bagian reff, Futa mencobanya lagi berulang kali hingga tenggorokannya sakit.

"Futa?" aku memasuki ruangan latihan yang tampak terang benderang itu.

"Oh onee chan. Selamat pagi, apa aku mengganggu?"

"Tidak kok Futa, sebaliknya apa aku mengganggumu?"

"Ah tidak kok onee chan ..." katanya sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Begitu ya. Ngomong-ngomong kamu makin rajin saja ya latihannya."

"Tentu saja onee chan, aku kan sebentar lagi mau debut. Akan kuperlihatkan penampilan yang bagus kepada papa dan mama. Oh juga ke Kou-ni, Misaki, Yamato dan Aoi."

"Berjuanglah, aku akan selalu mendukungmu Futa." kataku sambil mengusap kepala anak itu lagi.

"Onee chan juga. Apa Aoi belum bangun?"

"Dia masih ada di kamarnya, paling sebentar lagi juga bangun. Apa Futa mau membangunkannya?"

"Tidak ah, nanti aku malah kena omel sama Aoi."

"Haha begitu ya, Aoi cerewet juga ya."

"Biar begitu dia sangat baik kan, nee chan."

"Iya. Mari kutemani latihan."

"Hng."

Futa kembali berlatih lagi, nyanyian kian hari kian bagus hingga aku sendiri sangat takjub mendengar suaranya. Pantas saja Aoi merasa senang jika temannya ini bernyanyi, satu lagu telah selesai ia nyanyikan dengan sempurna, aku menepuk tanganku sambil tersenyum.

"Bagus sekali Futa."

"Ah tapi aku kadang gugup nee chan ... bahkan ada beberapa bagian yang salah kunyanyikan."

"Tidak apa Futa, jangan jadikan kesalahan sebagai tempat berhenti. Karena kesalahan itu bisa menuntun diri kita menjadi lebih baik."

"Onee chan jadi seperti papa."

"Eh mana mungkin, memang aku papamu apa?"

"Hehe ..." tawanya senang.

OOO


"Bagaimana persiapan untuk Futa?"

"Persiapannya sudah matang pak, kita tinggal menunggu hari debutnya akan tiba."

"Aku sudah menantikannya, semoga saja dia bisa memberikan hasil yang memuaskan."

"Pak produser sangat berharap pada Futa ya."

"Tentu saja (Y/n) san. Bakat anak itu sangat bagus, tak sia-sia aku merekrutnya secara mendadak."

"Anda memang selalu membuat orang heran pak."

"Fufu, (Y/n) san saja yang belum terlalu mengenal saya. Jika sudah kenal mungkin kamu akan tambah terkejut lagi."

Berkas yang berisi lagu yang akan menjadi lagu debut untuk Futa sudah dipersiapkan, begitu juga dengan jadwal pemotretan dan konser tunggal yang diadakan di berbagai kota. Sepertinya Futa akan mulai sibuk sebagai rapper mulai bulan besok setelah debut.

"Hari ini apa jadwalnya?" tanya pak produser.

"Hari ini rekaman suara, besoknya pemotretan untuk buku album. Lalu setelahnya hari untuk syuting video musik dan besoknya adalah debut pertamanya di panggung."

"Bagus, semuanya sudah terencana. Kau memang bisa diandalkan."

"Terima kasih pak produser."

"Baiklah kalau begitu kuserahkan semua urusan ini padamu."

"Baik pak, kalau begitu saya permisi."

Aku pamit dari ruangan pak produser setelah mengurus beberapa persiapan untuk Futa, segera aku menghampiri Futa untuk melakukan rekaman di sebuah studio perekaman.

"Futa. Apa kamu sudah siap?"

"Iya onee chan. Tapi ..."

"Tapi kenapa?"

"Apa aku boleh ajak Aoi? Aku agak gugup."

"Tentu saja boleh. Ayo Aoi."

"Terima kasih onee chan."

"Sama-sama."

Kami bertiga pun memasuki ruang studio yang terdapat tak jauh dari gedung Sea Sky Production. Ichiro yang bertugas melatih Futa ikut mengatur rekaman lagu yang akan dinyanyikan oleh Futa.

Futa sudah siap dengan alat rekaman dan bersiap untuk mulai bernyanyi,

"Siap, satu dua tiga."

Alunan musik terdengar dari balik dapur rekaman. Futa menyanyikan lagu tersebut dengan serius, dan terkadang dirinya mengangkat tangannya sambil menyapa kami berdua yang menunggu di luar.

"Futa sangat luar biasa." kata Aoi.

"Kamu mengaguminya?"

"Tentu saja onee chan. Aku jadi ingin menyanyi bersamanya."

"Kalau begitu setelah ini apa kamu ingin bernyanyi?"

"Eh ti ... tidak usah onee chan."

"Ayolah, Aoi ini malu-malu ya." kataku mendorong punggung Aoi mendekat ke tempat Futa bernyanyi.

Lagu sudah selesai walaupun proses perekaman tadi dilakukan beberapa kali. Futa melihat kami berdua sambil tersenyum, tangannya melambai-lambai mengajak Aoi untuk masuk ke studio tersebut. Awalnya Aoi hanya menggeleng namun Futa malah keluar dan menarik tangan Aoi.

"Eh tunggu Futa."

"Ayo kita nyanyi bareng, Aoi."

Aoi hanya bisa pasrah saja mengikuti kemauan sang sahabat dan akhirnya menyanyikan satu lagu. Wajah Aoi tampak sangat senang ketika melakukannya bersama dengan Futa.

OOO


"Terima kasih atas kerja kerasnya hari ini." kata salah satu staf perekaman.

"Terima kasih juga." kataku yang diikuti oleh Futa dan Aoi.

"Besok kalian masih ada jadwal?" tanya Ichiro.

"Ya, besok adalah pemotretan untuk buku album. Apa kamu mau melihatnya Ichiro kun?"

"Boleh, aku ingin menyemangati Futa."

"Baiklah kalau begitu."

"Oh ya, ngomong-ngomong dimana lokasinya?"

"Di Asakusa. Tempatnya tak terlalu jauh dari sini."

"Asakusa ya ... malah aku berharapnya di Ikebukuro."

"Hmm kamu ini."

"Hehe."

"Ah sudah dulu ya, aku takut anak-anak itu menunggu terlalu lama. Sampai jumpa Ichiro kun."

"Sampai jumpa juga, (Y/n) chan."

Langsung saja kususul mereka berdua yang sudah menunggu sejak tadi di dalam mobil. Aku dengan cepat membawa mereka pulang ke asrama.

"Bagaimana hari ini Futa?" tanyaku sambil menyetir.

"Sangat menarik!! Aku senang sekali."

"Baguslah kalau kamu senang. Besok masih ada pemotretan, dan lusa adalah syuting untuk mv. Aku harap kamu bisa mengikutinya dengan baik."

"Serahkan padaku onee chan, kan ada Aoi yang akan ikut mengurusiku."

"Eh aku ini cuma menemanimu Futa."

"Hei Aoi, kamu jadi manajerku setelah onee chan. Jadi mohon bantuannya ya."

"Tidak mungkin ..." kata Aoi diselingi tawa kecil.

Setelah menempuh perjalanan
sampailah kami di gedung Sea Sky dan langsung menuju kamar mereka berdua.

"Istirahatlah kalian berdua."

"Baik onee chan."

OOO


Hari berikutnya setelah pemotretan dan syuting mv telah selesai. Futa semakin gugup dengan hari debutnya sebagai rapper, dirinya terus berlatih di ruang latihan sembari mengulang-ulang lagunya agar tidak salah saat dinyanyikan waktu di panggung. Keringat sudah bercucuran membasahi wajahnya, tenggorokannya juga sudah mulai sakit karena banyak bernyanyi tapi dia masih bisa berdiri untuk melakukannya entah berapa kali lagi.

BUK!

"Ah ..." tak sengaja ia terjatuh karena badannya sudah lemas. Napasnya terengah-engah, dirinya menatap langit-langit ruang latihan itu sambil melamun. Dirinya kembali duduk dan ingin melanjutkan latihannya, namun Aoi datang sambil membawa minuman.

"Futa ... kau sudah berlatih daritadi, ayo istirahat."

"Sebentar lagi Aoi, aku harus menyempurnakan nyanyianku."

"Nyanyianmu itu sudah bagus kok Futa."

"Belum, aku merasa itu masih kurang."

"Kurang darimana?! Jangan terlalu memaksakan diri Futa!!" tanpa sengaja Aoi meninggikan suaranya membuat Futa menoleh ke arahnya.

"Ups ..." Aoi menutup mulutnya dengan cepat saat menyadari hal tersebut.

Futa langsung memeluk temannya itu sambil menangis, "Fu ... Futa?"

"Hiks ... aku takut Aoi ... aku takut aku tak bisa ..."

Aoi terdiam saat melihat Futa menangis di bahunya, dia merasa bersalah karena telah membentak temannya itu. Mereka sama-sama terduduk di lantai dan menangis.

"Semuanya maaf aku telat ... lho kenapa pada nangis?"

Kedua anak itu masih fokus saja pada acara menangisnya hingga tak menyadari kehadiranku di sana, dengan cepat aku menenangkan mereka dengan mengusap punggung mereka berdua.

"Kenapa nangis? Apa kalian bertengkar?"

"Tidak onee chan ..." jawab Aoi sambil mengelap air matanya.

"Tenang ... ayo minum dulu." kataku sambil memberikan air yang tadi kubawa. Keduanya mulai minum dan perlahan tangisan itu mereda.

"Jadi, apa yang terjadi?" tanyaku.

"Onee chan, aku sangat takut untuk debutku ... aku takut tak bisa membuat hasil yang memuaskan." kata Futa sambil menundukkan kepalanya.

"Aku takut mama dan papa akan kecewa, mereka pasti akan marah jika aku tak berhasil."

"Futa pasti bisa kok, onee chan yakin."

Kepalanya kembali terangkat melihat wajahku yang berusaha menyakinkan dirinya, aku menganggukkan kepalaku agar Futa percaya.

"Benarkah itu ..."

"Tentu saja. Futa sudah berlatih keras bukan? Tenang saja tak usah khawatir, semuanya akan berjalan lancar."

Mendengar hal itu Futa langsung menghapus air matanya kemudian tersenyum dan memelukku, "Terima kasih onee chan."

"Sama-sama."

"Aku juga akan menyemangati Futa apapun caranya, maaf Futa tadi aku membentakmu."

"Tidak apa Aoi, itu membuatku semakin semangat." katanya lalu memeluk temannya itu.

"Aku yakin kau pasti bisa, Futa." ucap Aoi pelan.

Besoknya adalah hari dimana Futa akan debut, panggung yang besar dihiasi dengan banyak lampu. Banyak para artis pendatang baru yang datang untuk melakukan pertunjukkan perdananya di panggung tersebut. Futa yang kondisinya sudah membaik setelah semalam menangis kini menjadi semangat lagi karena hari ini dia akan bernyanyi di hadapan banyak orang.

"Wah, aku jadi tak sabar." katanya.

"Kamu terlalu bersemangat ya Futa."

"Tentu saja Aoi, aku akan menunjukkannya kepada mama dan papa."

"Aku sudah menelepon mama dan papamu, juga Kou-ni dan Misaki."

"Mereka akan datang untuk menontonku?"

"Tentu saja."

"Uwaa pasti bakalan seru."

Kami bertiga menuju ke ruang tunggu dimana pak produser dan Mashu telah menunggu.

"Selamat ya Futa, kau sekarang akan debut hari ini."

"Terima kasih pak produser."

"Haha biasa juga kau panggil aku paman."

"Kalau begitu apa boleh ku panggil paman?" tanyanya.

"Tentu saja boleh."

Tok tok

"Permisi, maaf mengganggu. Kalian diminta untuk ke ruang make up, sebentar lagi acara akan dimulai." kata salah seorang staf di sana.

"Ah baik, pak produser aku dan Futa pergi dulu ya."

"Yah padahal aku ingin menyemangati Futa lebih banyak."

"Nanti lagi juga bisa. Ayo Futa, Aoi."

"Baik onee chan."

"Semangatlah Futa." teriak pak produser.

"Iya paman!" balasnya.

Di ruang make up, Futa langsung di dandani oleh make up artist yang profesional. Dalam sekejap penampilan Futa telah berubah menjadi seorang rapper yang keren.

"Bagaimana penampilanku?" tanyanya.

"Keren sekali!!" kataku dan Aoi dengan semangat.

"Terima kasih."

"Acaranya akan dimulai, urutan tampilmu yang ke lima. Jadi bersiaplah."

"Baik paman."

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita lihat pertunjukkan yang lain dulu Futa?" ajakku.

"Mau. Aku ingin melihat kursi papa dan mama."

"Oke. Ayo."

Di tempat khusus untuk menonton, Futa melihat kedua orang tuanya yang sedang duduk bersama kedua temannya di kursi penonton. Walaupun jaraknya cukup jauh dari panggung tapi mereka masih bisa melihatnya berkat layar besar yang dipasang di panggung.

"Itu papa dan mama, Aoi lihat. Ada Kou-ni dan Misaki juga."

"Wah iya benar."

"Kaminoshima Futa, giliranmu untuk tampil."

"Baik."

Futa beranjak dari tempat itu dan mulai berjalan ke panggung. Aku menggenggam tangannya sambil terus menyemangatinya,

"Kau pasti bisa Futa."

"Percayakan padaku onee chan."

"Berjuanglah Futa."

"Oke Aoi."

Futa memasuki panggung yang megah itu, para penonton bersorak kegirangan saat Futa mulai bernyanyi. Ayunan penlight yang di dominasi warna oranye terlihat seperti lautan yang cantik, aku yang melihatnya dari balik panggung tak dapat menahan air mataku kemudian menangis haru.

"Kau menangis (Y/n) san?"

"Aku terharu Mashu san."

"Ternyata dia lebih dari apa yang kita kira bukan?"

"Iya. Dia sangat berbakat."

"Semuanya terima kasih, papa! mama! Kou-ni! Misaki! Terima kasih telah menontonku!" katanya sambil melambai-lambaikan tangannya di panggung.

OOO

Tibalah di penghujung acara, para artis semuanya berkumpul untuk hasil voting. Aku berharap bahwa Futa bisa memenangkan kompetisi ini.

"Semoga Futa menang di hari awal debutnya."

Dari atas panggung terdengar suara teriakan dari mc yang membacakan nama pemenang, "Pemenangnya adalah Kaminoshima Futa!"

"Hah?! Beneran?! Hore!!" kataku sambil memeluk Aoi yang ikut menangis.

"Onee chan, Futa menang!"

"Iya Aoi. Selamat ... selamat ..."

Di panggung Futa menerima sebuah piala, dengan bangganya ia mengangkat piala tersebut dan mengucapkan banyak terima kasih.

Futa kembali ke belakang panggung sambil memperlihatkan senyuman penuh kegembiraannya padaku, "Onee chan aku berhasil."

"Selamat Futa. Aku sangat senang."

"Selamat atas kemenanganmu Kaminoshima."

"Terima kasih tuan Mashu."

"Wah lihat siapa yang menang, pasti orang tuanya bakal bangga." kata pak produser yang dibelakangnya diikuti oleh kedua orang tua Futa dan kedua temannya.

"Papa, mama, Kou-ni, Misaki. Lihat ini!"

"Selamat ya Futa." peluk ibunya sambil menitikkan air mata, begitu pula ayahnya.

Suasana di sana pun penuh dengan momen haru berkat kemenangan Futa di hari pertama debutnya. Semuanya terlihat sangat senang karena kerja keras Futa.

OOO


Di sebuah jembatan yang dipenuhi oleh pohon bunga sakura, aku menikmati hembusan angin pelan yang terasa menggelitik telingaku. Hari ini terasa sangat menyenangkan karena aku sudah berhasil menjadi manajer yang baik.

"Onee chan."

Suara yang ku kenal, suara anak bersurai oranye itu memanggilku.

"Ada apa Futa?"

Anak itu berjalan menghampiriku sambil memberikan sebuah bunga kepadaku, "Terima kasih telah menjadi manajer yang baik untukku."

Aku menerima bunga itu sambil tersenyum, "Terima kasih juga Futa, karenamu aku bisa merasakan hal yang seperti ini dalam hidupku."

Futa memelukku dengan lembut, kubalas pelukannya dengan erat pula.

"Setelah ini, mohon kerja samanya ya. Manajer."

"Tentu saja, Futa."

Hangatnya mentari di musim panas mulai menyinari kami berdua, senyumannya yang cerah itu terus menyinari hari-hariku yang membosankan menjadi menyenangkan.

The end.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Konnichiwa minna, eh balik lagi sama author di cerita lain. Cerita di book ini rasanya panjang banget ya? Hahaha maaf ya ... tapi author harap kalian suka sama ceritanya.

Yah karena sudah baca ceritanya author ucapkan arigato gozaimasu dan sampai bertemu di cerita yang lain lagi. Oke matta ne 👋👋👋.











































For my dearest readers and my Himawari, arigatou gozaimasu 💐

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro