0.00

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Gadis itu menyandarkan kepalanya di bawah pohon rindang.

Ia menatap langit cerah pagi ini,
Senyum tipisnya terukir begitu melihat burung -burung berterbangan diatas.

Di lihatnya jam arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, jam menunjukan pukul 08.30 AM.

Bel sekolah sudah berdering sedari tadi, namun gadis ini lebih memilih diam ditaman dekat sekolahnya.


Sebentar lagi saja.


Tangannya bergerak menggambar sesuatu pada buku gambar miliknya.

"Rigel, Spica.." Ujarnya pelan dengan senyum lebar di bibirnya. 

Sedetik kemudian, ia merapihkan semia alat -alat gambarnya, dan menaruhnya kembali kedalam tas.

Puk.. Puk.


Setelah berdiri, Ia menepuk-nepuk rok bagian belakangnya yang sedikit kotor karena tanah.

Gadis bersurai hitam itu melangkahkan kakinya meninggalkan taman tersebut.

-------------------

"Dia tampan sekali"

"Dia benar benar tipeku<3"

"Jadi dia orangnya?"

"Sangat tampannnn!"

"Imut sekaliii"

'Dia juga gagah, pokoknya dia milikku."



Lelaki berambut kuning terang itu hanya membalas beberapa pujian dengan senyum tipis. 

Seusai perkenalan tadi, suaranya tentu saja membuat para gadis-gadis yang akan menjadi teman kelasnya itu terpesona.

Bukan hanya suara, wajah dan tubuhnya juga dapat membuat siapapun terpesona dengannya.



"Baiklah, kau boleh duduk disebelah Yo-" Ucapan wanita paruh baya itu terpotong begitu sesuatu menarik perhatiannya.


Meja kosong yang terletak dipojok kanan.


"Kemana Yoora?" Tanyanya pada seluruh isi kelas.


"Mollayo, saem." Jawab gadis berambut ikal panjang yang duduk dibangku kedua dari depan. (Tidak tau)

"Aigoo, gadis nakal itu." Wanita itu menggeleng gelengkan kepalanya pelan.

Lelaki disebelahnya menatapnya dengan tatapan apa-- aku --boleh-- duduk --sekarang?--

"Oh, kau Jimin. Silahkan duduk."


Lelaki itu membungkuk, dan segera menghampiri meja kosong yang terletak di pojok kanan.


"Baik, sampai bab berapa kita kema--"



Ceklek.


"Maaf, saya terlambat." Ujar gadis dengan poni tengah itu.

"Darimana saja kau, Bae Yoora?" Tanya Guru itu seraya memberikan penekanan saat menyebut nama gadis ini .

"Mencari bintang."

Jawabannya sukses membuat gadis ini ditertawai oleh seisi kelas, namun tidak dengan lelaki yang kini duduk di mejanya. Begitu melihat gadis itu, ia merasa tertarik. Tertarik dengan pesona dinginnya.

Wajahnya tidak terlihat bercanda, gadis ini serius.

"Dasar gila, haha." Ejek gadis dengan rambut ikal itu.

"Kau terlalu banyak berimajinasi, haha." Ejek suara serak pria.

"Dasar sinting."

"Sstt.. Sudah, sudah, baiklah Nona Bae. Lain kali kalau kau telat di jam pelajaran saya, kau akan dapat hukuman.  Mengerti?" Wanita paruh baya itu mengangkat sebelah alis matanya.

"Ne." angguknya pelan, lalu berjalan menuju kursinya. (Iya)


Gadis itu menghentikan langkahnya, ia membulatkan matanya terkejut ketika melihat siapa yang duduk disana.

Tidak, bukan karena lelaki itu melebihi tampan.

Bukan juga karena lelaki itu seksi dan memiliki beribu - ribu pesona dalam dirinya.

Tapi karena, ia tidak bisa duduk dengan lelaki. dengan wanita saja tidak ingin, apalagi lelaki.

"Kenapa diam saja? Kau terpesona dengannya? Huh!?" Suara gadis bersurai cokelat muda itu terdengar sangat arrogant.


Ia tidak menjawab.


Setelah itu, ia menghela nafas dan segera menduduki kursinya.


Lelaki itu menengok sekilas gadis di sebelahnya, gadis itu wangi cokelat.  Kue cokelat.


----------------




Srek.. Srek..

Suara ukiran kayu yang terdengar mengerikan itu membuat lelaki yang duduk disebelahnya tidak dapat berkonsentrasi belajar.

Ayolah Jim. Fokus.

Srek.. Srek..

"Apa kau tidak bisa diam?" Tanyanya. Yang sudah kehabisan rasa sabar.


Suara ukiran kayu itu terhenti.



"Begitu lebih baik." Jimin memberikan senyum andalannya.

Bukannya luluh, Yoora justru menatapnya demgan tatapan datar.

Tatapannya terlihat dingin dan juga terlihat innocent, di saat yang bersamaan.

"M-mwo?" Jimin mengangkat kedua alis matanya.  (Apa)

"Kalau begitu, pindah saja."

"Maksudmu?"

"Pindah tempat duduk." ujar Yoora santai lalu kembali terpaku pada coretan yang dibuatnya.

Bukan sembarang coretan. Hanya saja, Jimin yang terlalu bodoh tidak bisa mengerti coretan apa yang digambar oleh Yoora.



Jimin menatap gadis disampingnya tidak percaya. Baru pertama kali, ia di ignore oleh savage girl di sebelahnya.




Dia dingin.



Yoora memasang earphone pada kedua telinganya dengan volume full. Kemudian mulai memejamkan matanya.


Selain dingin, gadis ini juga cuek pada pelajaran.

Jimin terpaku menatap Yoora,

Unik.



--------------

Bel istirahat berdering lima menit yang lalu, para siswa meregangkan ototnya masing-masing setelah mendapat tugas sebanyak 15 lembar kertas dari Moon ssaem.

Jimin menengok ke arah samping. Dan tidak menemukan sosok gadis itu.

Kosong.


Kemudian ia tengokan kepalanya ke kanan dan kekiri. Tidak, tetap tidak ada.

Dimana gadis itu?


"Dia suka pergi saat jam istirahat, tidak usah kebingungan seperti itu." Ujar gadis berambut pendek yang duduk didepan meja mereka.

"A-ah, begitu."

"Dia misterius, bukan?" Tanya gadis itu lagi yang diakhiri dengan kekehan kecil.

"Kemana biasanya ia pergi?" Tanya Jimin menangkat kedua alis matanya.

"Rooftop."

---------------------

"Aku bisa melihatmu disana, Canopus." Tunjuknya pada cahaya berbentuk bulat kecil dilangit.

..


Ceklek.

..


Seseorang membuka pintu dengan suara yang sangat amat pelan. Sementara, Yoora masih asik dengan bintang-bintang yang dilihatnya di siang hari.


"Procyon." Tunjuknya pada cahaya berbentuk bulat lainnya.

"Procyon?" Suara pria dibelakangnya membuat Yoora terkejut dan segera membalikan badannya.

"Mau apa kau kesini?" Tanya Yoora dingin seperti biasanya.


"Mencari -cari udara segar, kenapa?"


Yoora mengemas sketch book, camera miliknya dan segera beranjak pergi.

"Hei. Hei tunggu." Jimin menahan pergelangan tangannya.

"Aku vampire." Yoora menghempaskan tangan Jimin, dan beranjak pergi.


Apa? Vampire?

Seketika tawa Jimin meledak, ia tertawa seperti orang gila di rooftop sendirian.

Gadis itu baru saja membuatnya tertawa, lelucon yang dibuatnya sangat serius.

"Lebih tepatnya alien." Kekehannya. Perutnya terasa geli. Ia harus kencing sekarang juga.






Dia aneh dan unik.







Bae Yoora.

that girl made me curious.


-----------------------

HELLOOOO,
Next?
Vote + comment.👍👌

Fast update,
Xxxx,
Chelsea.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro