Chapter 24 ~ Kerja Kelompok (?)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Kepercayaan itu mahal.
Sekali dipercaya, jangan pernah menyalahinya.
Sebab sekali saja kau mengingkari,
kepercayaan itu tak utuh atau justru hancur, selamanya.

🍀🍀🍀

Pertemanan Birendra dan keempat siswa lainny sudah berjalan hampir dua minggu. Selama itu pula mereka tidak pernah melewatkan untuk selalu bertukar pikiran. Rupanya, ucapan keempatnya itu benar-benar ditunggu bagaimana cara merealisasikan.

Birendra yang tidak tahu menahu bagaimana awal mulanya, dengan terpaksa mengikuti teman barunya itu untuk bertemu dengan wakil kepala sekolah bagian kesiswaan.

"Ini Birendra Sadhana yang bersedia membantu kita, Bu," ujar Ari sambil mendorong Birendra supaya maju selangkah lagi.

"Kita percaya Birendra bisa memimpin dan merealisasikan kegiatan amal ini dengan baik. Kami juga memutuskan bahwa dialah yang akan menjadi ketua dari kegiatan ini." Willy menambahkan dengan sangat percaya diri.

"Bu, saya bukan ...." Birendra mencoba untuk menentang dan memberikan pendapat dari sudut pandangnya. Namun, suara ibu wakil kepala sekolah sudah lebih dahulu terdengar.

"Baiklah, kalau begitu Ibu setuju. Apalagi melihat kalian benar-benar antusias untuk kegiatan ini sampai membolos segala. Sudah, Ibu tunggu kabar berikutnya."

Kelimanya memohon izin untuk meninggalkan ruangan dan kembali ke kelas. Bagitu sampai di luar ruangan, Birendra melepas rangkulan Arga dan berbalik berdiri berdahapan dengan empat temannya sambil berkacak pinggan.

"Jangan harap setelah ini hidup kalian aman, damai, sentosa. Nggak akan ada lagi kesempatan main-main dan membolos. Sekali berani kalian bolos, gue beberin semuanya ke kepala sekolah."

"Mampus. Salah milih manusia, nih," ucap Sandi sambil beringsut mundur dan bersembunyi di balik punggung Arga.

"Sekali gue percaya, jangan coba cari perkara. Sekalinya kalian bikin salah, jangan harap gue maafin. Tanggung jawab sama apa yang sudah kalian lakukan. Jangan setengah-setengah!"

Keempat teman baru Birendra itu mengangguk kompak dan tidak berani berujar apa-apa lagi. Kekuatan dari tatapan tajam Birendra benar-benar tidak bisa diragukan. Sekali melirik, semua bisa tertunduk karena takut.

"Setelah ini kita gimana?" Ari yang berdiri paling pinggir bersuara dan menatap Birendra meminta jawaban.

"Satu jam sepulang sekolah gue tunggu kalian buat ke rumah. Sekalian gue mau datengin Abang buat bantu rencanain ini semuanya."

Mereka mengangguk. Antara senang dan menyesal memilih Birendra secara acak sesuai dengan pilihan mereka. Harapannya memilih Birendra adalah supaya ia bisa diatur dan bisa berkompromi. Kenyataannya? Merekalah yang diatur dan Birendra yang memegang kendali.

🍀🍀🍀

Setelah satu jam menunggu teman-temannya di rumah, akhirnya mereka tiba dengan dua motor berbeda. Birendra berlari menuju gerbang dan membukakannya untuk keempat temannya.

Si bungsu mempersilakan masuk dan mengajaknya duduk di ruang tengah. Keempatnya duduk di karpet yang ada di sana. Sambil menatap takjub ruangan yang terbilang megah itu.

Birendra kembali dengan membawa nampan yang berisikan makanan ringan dan beberapa minuman untuk melengkapi kegiatan kali ini. Mereka tampak senang dan menikmati apa yang sudah disajikan.

"Bi, Mama pergi ke kantor Ayah. Nanti pulangnya agak malam. Baik-baik sama Mas Ganesh dan Zio, ya?" ucap Mama Ajeng saat Birendra tengah menjamu teman-temannya.

Birendra mengangguk, sementara teman-temannya berdiri untuk bersalaman pada pemilik rumah. Mereka secara bergantian memperkenalkan diri dan kembali ke tempat masing-masing.

"Hati-hati di jalan, Tante. Semoga selamat sampai tujuan dan sampai lagi ke rumah tanpa halangan apapun." Willy yang memang terkenal paling konyol mencoba berbasa-basi pada Mama Ajeng.

"Amin, terima kasih. Kalian kerja kelompok? Baik-baik, ya. Anggap rumah sendiri dan jangan sungkan kalau butuh apa-apa tinggal minta saja sama Bi."

"Terima kasih, Tante." Keempat siswa itu kompak menjawab.

Sepeninggal Mama Ajeng, mereka kembali membahas rencana dan kemungkinan apa saja. Jika memang acara itu dikonsep megah, maka lima orang tidak mungkin cukup untuk menjadi pelaksana acara. Butuh beberapa bantuan dari banyak warga sekolah.

Saat asik membahas, suara pintu terbuka membuat penunggu rumah itu menoleh dan memastikan siapa yang datang. Begitu terlihat siapa yang datang, Arga langsung menyenggol Birendra dan menanyakan siapa dua orang yang baru datang tadi.

"Itu Mas Ganesh sama sepupu gue, Zio." Birendra menjawab setelah memastikan sang kakak tidak berhenti untuk sekadar menyapa teman-temannya

"Itu Abang yang mau bantuin? Mukanya judes amat, Bi," ucap Ari.

"Bukan, itu kakak kandung gue. Kalau Abang, itu masih sepupu juga. Rumahnya di sebelah. Bentar lagi datang. Umur panjang, tuh, dah datang." Birendra menunjuk ke arah pintu.

Sosok yang mereka tunggu akhirnya datang. Seseorang dengan celana bahan kain dan kaos berwarna hitam berjalan menuju ruang tengah yang ramai diisi oleh remaja laki-laki.

Setelah saling bersalaman dan memperkenalkan diri, mereka akhirnya mulai berbincang dan membahas apa saja yang bisa dilakukan. Dimulai dengan pertanyaan siapa yang akan menjadi sasaran, kegiatan apa yang bisa mendukung untuk menggalang dana, dan bagaimana cara menyalurkan hasil dana yang terkumpul.

"Untuk acara, ini kalian berlima saja? Bukannya nggak bisa dilaksanakan, tapi kerjaannya banyak. Butuh proses lebih lama kalau hanya berlima." Radit, lelaki yang penuh semangat itu memberi saran.

"Enaknya gimana, Bang?"

"Di sekolahmu ada berapa siswanya, Bi? Ada berapa ekskul? Ada berapa anak yang aktif di organisasi lainnya? Kalau mereka diajak gabung dan sekalian dijadikan acara yang besar, Abang rasa mereka nggak akan nolak."

"Masalahnya itu, mereka ini nggak kepikiran ke situ, Bang. Asal nggak ketahuan bohongnya, yang penting jalan." Birendra menoleh pada teman-temannya karena sudah memberikan tempat sulit untuknya.

Radit tersenyum, ia merangkul bahu adiknya, "Kalau memang niat baik, nggak usah panik. Akan selalu ada jalan. Meskipun awalnya ini hanya alasan, kalau diniati sungguh-sungguh akan berujung pahala besar."

🍀🍀🍀

Day 25
WPRD Batch 2

Bondowoso, 13 Maret 2022
Na_NarayaAlina

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro