BF 08

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Fajri tiba di sebuah rumah besar. Rumah yang memiliki banyak kenangan di dalamnya.

"Pa... Aji kangen pelukan Papa Iky," ujar Fajri lirih.

"Kovel... maafin Aji belum bisa jadi adik yang nurut," lanjutnya.

Bendungan di kelopak mata Fajri sudah menumpuk, mungkin hanya dalam satu kedipan saja maka air mata kesedihan akan terjatuh.

"Aji!"

Suara seseorang yang Fajri kenal terdengar jelas di kedua telinganya. Fajri menolehkan kepala ke samping dan menemukan sosok sang Abang kesayangan.

Fajri menatapi wajah Fenly sekilas, lalu memutuskan pergi meninggalkan perkarangan rumahnya dulu. Ia tak peduli pada saat Fenly terus memanggil dirinya.

"Maafin Aji Bang. Lebih baik kita seperti ini dulu untuk sementara. Masih ada luka di hati yang sulit untuk terobati."

Sosok Fajri pun menghilang di belokan. Motor hitam Fajri terus melaju cepat hingga kira-kira jaraknya sudah cukup jauh.

Fajri menghentikan motornya. Ia membuka helm dan wajah Fajri sudah beruraian air mata kesedihan. Ada rasa sesak di hati mengenang masa-masa indah dulu dengan keluarga kecil.

"Pa... Ma... kenapa sih kalian harus berpisah?

Apakah kalian nggak mengerti perasaan kami?

Kami yang menjadi korban perbuatan kalian hingga harus terpisah jarak yang sangat panjang ini.

Aji mau seperti dulu lagi. Aji iri melihat teman-teman Aji memiliki keluarga yang lengkap.

Aji capek Ma Pa, harus berpura-pura membenci Abang Aji sendiri. Aji nggak kuat harus menahan beban ini seorang diri.

Kovel... sampai kapan akan seperti ini terus?

Aji rindu dengan perhatian dan kejahilan Kovel.

Aji kesepian seorang diri di sini."

Itulah ungkapan seorang Fajri yang menjadi korban atas perbuataan kedua orang tuanya. Fajri harus menjadi salah satu anak yang memiliki status sebagai 'Broken Home'.

Setelah Fajri mengeluarkan semua kesedihan dan kekecewaan di hati yang begitu dalam. Ia menghapus jejak air mata kasar di kedua pipi.

Lingkungan di sekitar tempat Fajri berhenti tak terlalu ramai. Fajri tersenyum hambar.

"Apakah Fajri harus menghilang dulu baru kalian bersatu kembali?" monolog Fajri.

.....

Fenly selesai membersihkan diri. Ia mengeringkan rambut menggunakan handuk kecil.

Pemuda tampan ini menatapi seluruh tubuhnya di cermin. Kantung mata mirip seperti Panda tercetak di sekitar kedua mata.

"Fen. Lo harus kuat! Ingat restu waktu akan datang secepatnya!"

Fenly menyemangati diri sendiri. Walau di jauh lubuk hatinya ada perasaan sedih, kecewa dan marah yang sulit diungkapkan.

Dari dulu, Fenly akan sakit jika terlarut dalam kesedihan berangsur-angsur. Fenly tak mau membuat sang Papa Ricky merasa sedih serta bersalah.

Tok!

Tok!

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Fenly. Ia menyelesaikan kegiatan secepat mungkin, lalu berjalan menuju ke pintu.

Saat pintu terbuka, sosok Ricky sudah berdiri di depan dengan membawa sekantung plastik makanan kesukaannya. Kedua sudut bibir terukir ke atas membentuk sebuah senyuman.

"Halo anak Papa yang paling ganteng," ucap Ricky. Ia mengusap rambut Fenly pelan.

"Halo juga Papa nya Fenly paling hebat," balas Fenly.

Tak lama keduanya tertawa kecil. Fenly mempersilahkan Ricky untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Kamar kamu rapi seperti biasanya. Kalau bisa bersihin kamar Papa juga ya Vel," ujar Ricky bercanda.

"Siap Bos! Uang jajan tambah 1 juta seminggu!" sahut Fenly.

"Hahaha... dasar kamu ini. Oh iya, Papa bawain hamburger sama cokelat kesukaan kamu. Dihabisin ya, Papa beli jauh itu."

Ricky memberikan sekantung plastik berukuran sedang. Di sana juga terdapat minuman dan cemilan kesukaan Fenly.

"Waah... terima kasih Papa."

Fenly memeluk erat tubuh besar Ricky. Hal yang takkan pernah dilihat orang-orang di luar sana. Fenly aslinya sangat manja semenjak adanya kejadian perceraian antar kedua orang tuanya.

"Pa, makan berdua ya sama Kovel," ucap Fenly manja.

"Oke nak. Kalau habis jangan salahin Papa ya," balas Ricky mengecup puncuk kepala Fenly penuh kasih sayang.

Suasana di kamar mendadak menjadi mellow. Bi Inah yang ingin masuk ke dalam kamar pun tak jadi.

"Ji... Papa rindu kamu nak."

"Andai Aji sama Mama ada di sini, pasti Kovel sangat bahagia sekali."

.....

Sinta dan Farhan sedang berduaan di salah satu restoran mewah. Farhan sengaja mengajak Sinta, sang kekasih untuk makan malam romantis.

"Yang, bagaimana makanan ya?" tanya Farhan menatap Sinta penuh makna.

"Enak kok yang. Kamu memang pintar deh kalau pilih teman makanan enak walau mahal," jawab Sinta tersenyum manis.

"Gapapa yang. Asal kamu bahagia aku nggak masalah. Apalagi kita kan sudah lama nggak ketemu setahun.

Aku rindu banget sama kamu."

Farhan memegang tangan kanan Sinta. Ia juga mengelus lembut punggung tangan Sinta.

"Aku juga rindu banget banget sama kamu hehe...," balas Sinta.

Indah. Itulah pertama kali Farhan bertemu dengan Sinta di salah satu mall di Jakarta. Farhan mulai mencari tahu informasi tentang Sinta walau tidak semua akurat.

"Han... kamu di Jakarta sampai kapan?" tanya Sinta tiba-tiba.

Farhan yang sedang menganggumi wajah Sinta hampir saja terjatuh. Penyakit kagetan Farhan dari dulu tak pernah hilang.

"Sayang, kamu gapapa kan? Maaf ya aku lupa kalau kamu orangnya kagetan," ujar Sinta khawatir.

Farhan mengatur napas sejenak. Ia menatap Sinta dengan tersenyum.

"Aku gapapa kok yang. Aku juga yang salah terlalu memandangi wajah cantik bagai malaikat di depan mata."

Kedua pipi Sinta tersipu malu. Sifat malu-malu kucing dan suka salah tingkah Fenly ternyata berasal dari sang Mama.

"Oh iya. Kira-kira aku sebulan sih di Jakarta. Soalnya ada sebuah proyek besar sama sahabat aku di sini." Farhan menjawab.

"Hmm... berarti kamu harus sering ajak aku jalan-jalan nggak mau tahu," ucap Sinta pura-pura ngambek.

"Iya sayangnya Farhan. Aku bakal luangkan waktu sebanyak apapun buat temu kangen sama kekasih aku ini." Farhan mengelus pipi Sinta lembut, ia juga mencium punggung tangan kanan Sinta.

"Nanti aku kenalin sama sahabat aku deh yang. Aku kenal dia dari sejak SMP di Australia." Lanjutnya.

"Hmm... oke yang. Kamu atur saja waktunya," balas Sinta tersenyum manis.

Kedua sepasang kekasih ini pun melanjutkan makan malam romantisnya. Nuasansa bulan purnama menambah keindahan di langit.

.
.
.
.
.

[08/05/2022]

Author akan mengenal siapa saja tokoh utama di cerita Broken Family ini.

Ricky Atmoko Zakno

Fenly Ovelino Zakno

Fajri Ajima Zakno

Sinta Pricilla

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro