26 Juni 2023: Ashvin

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Day 26:

Buat cerita dengan karakter yang memiliki MBTI sama seperti kalian.

...

Aku mondar-mandir di kamar sambil terus memeriksa barang apa saja yang sekiranya belum kumasukkan ke ransel. Kuperiksa lagi isi tas untuk memastikan. Pakaian, sudah. Celana dalam, sudah. Obat-obatan, sudah. Apalagi yang harus kubawa?

"Vin, udah belum beberesnya?" Alvin bertanya dari lawang kamarku sambil melipat kedua tangan. Saudara kembarku itu sudah bersiap dengan pakaian yang kelewat santai menurutku untuk ukuran orang yang akan pergi ke kaki gunung; kaus oblong hitam, kemeja flanel kotak-kotak yang tak dikancing dengan lengan digulung tiga per empat, dan celana jins hitam. Aku memang belum pernah naik gunung, tapi sepertinya perlu pakaian yang lebih tebal karena udara di sana agak dingin?

"Belum," jawabku. Aku menggaruk kepala, melihat sekeliling kamar.

Alvin mendesah. "Udahlah, Vin. Biasanya juga bawaannya sedikit kalau ke Mbah. Baju, camilan—"

"Heh, kita ini harus persiapan yang matang! Kalau perlu punya rencana dari A sampai Z!" protesku. "Siapa yang tahu kita bakal ketemu apa aja? Emang salah siapa sampai kita harus ke Lawu, hah? Maneh, Al!"

Anak berambut spiky itu mendelik. "Iya, iya. Udah cepetan. Gita udah tunggu."

"Heh, maneh bawa apa aja?! Bawa jaket, enggak? Dingin di sana!" ingatku. Namun, Alvin hanya merentangkan kedua tangannya seolah mengatakan, "Gini aja cukup, kok!" Lalu memainkan kerah kemejanya sok keren.

"Udah, ah. Urang mau ke bawah dulu!" Anak itu berbalik, tapi aku menghentikannya segera.

"Al, tunggu!" Aku mencengkeram bahunya. Alvin hanya memberikan tatapan, "Apa lagi?" Namun, aku tidak tahu lagi apa yang harus dikatakan. Aku merasa ada yang janggal, tapi aku tidak tahu apa itu. Alhasil, kami hanya bertatapan tanpa arti.

"Apa, sih? Kalau enggak ada yang mau diomongin, cepet beberes sana. Urang tunggu di bawah," katanya, lalu dia pergi meninggalkan gema langkah kaki menuruni tangga.

Aku mendesah lelah. Terkadang, aku membenci diriku yang tidak bisa mengutarakan apa yang ada di pikiran. Aku benci otak yang sering overthinking. Aku benci lamanya membuat keputusan sampai sebuah kesempatan hilang.

Terkadang, aku membenci diriku sendiri.

=QwQ=

Catatan Dewi Lokakarya:

Ini adalah bagian yang tidak diperlihatkan dari cerita The Cur(s)e, meskipun sepertinya agak beda. (Namanya juga eksperimen.) Alvin dan Ashvin yang saudara kembar harus pergi ke Gunung Lawu bertemu kakek mereka karena sesuatu.

Akhirnya, catatan ini bisa dibuat sebagaimana mestinya seperti yang ada di Pembukaan di bagian pertama! QwQ.

Psst, MBTI Author adalah INFJ-T, The Cry Baby.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro