9 Juni 2023: Maneki Neko

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Day 9:

Awali cerita hari ini dengan kalimat "Aku beruntung bisa bertemu dengannya".

...

Aku beruntung bisa bertemu dengannya. Suara meongannya membuatku rileks. Bulu lembut tebalnya membuatku nyaman. Dengkurannya saat di pangkuanku menenangkan. Ah, Chiko, kau benar-benar penyelamat hidupku. Kalau kau tidak ada, aku mungkin sudah depresi berkepanjangan.

Author juga untungnya mendapat andil besar. Dia yang membawakan Chiko saat aku berbaring dengan tangis yang dapat membuat Sungai Nil banjir. Dia melongo terbalik di depan wajahku dengan anak kucing di tangannya.

"Kau sedang apa?" tanyanya waktu itu.

Aku langsung bangkit duduk dan menatap gumpalan warna jingga di tangannya. Mataku berbinar-binar melihat hewan tersebut.

"Ini untukmu," kata Author sambil menyerahkan si Kucing. "Biar enggak stres."

Aku menerimanya dengan suka cita. "Terima kasih," balasku. Mataku panas. Akhirnya makhluk lainnya yang dapat menghilangkan depresi. Aku langsung mengelus-eluskan kepala si Kucing ke wajah. "Aku akan memanggilmu Chiko!"

Hari yang menyenangkan.

"Meow?" Chiko mengeong, lantas mengelus-eluskan kepala berbulu jingganya pada pahaku.

"Chiko lapar?" tanyaku. Kucing tabby jingga itu hanya menatapku penuh harap dengan mata hitam besarnya. Aaah, hatiku meleleh. "Tunggu sebentar, ya."

Aku menjentikkan jari dan keluarlah mangkuk makanan dan tempat air. Kulakukan sekali lagi dan kedua tempat itu terisi penuh. Chiko langsung menyambar makanan keringnya dengan lahap. Kuusap-usap kepala kucing kecil itu dengan lembut.

Mulut Chiko mengatup membuka dengan lidah yang menjilat-jilat sisi luar dalam selayaknya seekor kucing yang sudah kekenyangan. Makhluk imut itu langsung berlari mengelilingi ruang kerjaku seperti motor balap yang baru diisi bensin. Sesekali dia menabrak meja karena tidak bisa menahan kecepatan atau terpeleset karena lantai yang licin.

"Hati-hati, Chiko," peringatku basa-basi. Sebenarnya aku bisa dengan mudah menciptakan lingkungan yang ramah anak kucing yang sedang imut-imutnya ke sana-kemari, tapi aku sedang malas dan lebih ingin melihatnya menabrak berbagai benda. Sebagai gantinya, meja kerjaku yang terbuat dari kayu dibuatnya tempat untuk mengasah kuku.

"Aah, bersyukurnya punya anak kucing."

=UwU=

Catatan Dewi Lokakarya:

Anak kucingnya sangat UwU. Sayang tidak ada fotonya. 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro