Bab 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seorang gadis sekitar umur 16 tahun itu sedang asik menatap layar laptopnya yang menampilkan film horor.

"Calista Aira!" Merasa namanya dipanggil, gadis itu pun menengok ke arah sumber suara. Tepat diambang pintu seorang lelaki bertubuh tegap, tinggi, putih dan rambut yang berwarna coklat itu, sedang menatapnya sambil bersedekap. Haris Atha.

"Apa sih kak, Hars? Ganggu aja nih!" Sungutnya, kemudian kembali menatap layar laptopnya.

"Ke ruang makan sekarang, Cals!" titah Haris dengan tegas dan berlalu.

Calista mendengus kesal. Namun, tetap beranjak dari tempat tidurnya. "Huh, mengganggu saja!"

***

Ketika Calista masuk ke ruang makan, ia terlonjak kaget melihat makhluk dengan muka yang hancur. Pasti matinya karena kecelakaan, pikir Calista sedetik kemudian ia merasakan kepalanya pusing.

Astaga! Persetan dengan makhluk itu! batin Calista seraya memijat pelipisnya.

"Cals, kamu sakit?" tanya pria paruh baya yang duduk diujung meja makan, Calista menggelengkan kepalanya dan duduk di samping Haris yang berhadapan dengan makhluk itu.

"You see something, right?" bisik Haris kepada Calista yang sedaritadi menunduk.

Calista mendongak tepat saat itu mata si makhluk mencuat keluar. "Right!! Dia menjijikan." jawabnya gusar sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

"Mom, abis pergi ke mana?" tanya Calista sembari menatap Mommynya.

"Hmm, Oh Mom tadi datang ke acara pemakaman teman. What's wrong, Cals?"

"Dia meninggal karna kecelakaan? Dan dia perempuan?" tanya Calista yang di-iya-kan oleh Mommynya.

"Kamu tau dari mana, honey?" tanya Mommynya dengan dahi yang mengernyit.

"Dia mengikutimu, Mom. Sebaiknya Mom ke kamar mandi dan cuci muka. Aku mau kembali ke kamar, permisi." pamit Calista ketika nafsu makannya hilang setelah melihat makhluk itu.

Berkali-kali Daddynya memanggil, namun diabaikan oleh Calista. Dia benci. Benci karna melihat sosok yang baginya sangat menjijikan.

***

Calista berjalan seorang diri menuju kelasnya, masih terbayang-bayang sosok yang mukanya hancur membuat selera makannya akhir-akhir ini hilang.

"Hei, Cals." sapa Agam seraya tersenyum.

"Hmm." sahut Calista dengan gumaman.

"Nanti pulang sekolah ke rumah gue, ya?" ajak Agam membuat Calista menatapnya.

"Ke rumah lo? Mau ngapain?" tanya Calista dengan dahi yang mengernyit.

"Entah cuma perasaan gue doang atau emang beneran ada, tapi gue merasa ada sesuatu yang gak beres di rumah gue. Lo 'kan bisa melihat, nah siapa tau aja gitu lo bisa bantuin gue."

"Agam, listen to me, I just can see it, No more!" peringat Calista seraya menatap Agam.

"Jadi, mana mungkin gue bisa bantu lo? Lagi pula lo juga tau 'kan akibat setelah gue abis melihat mereka? Kepala gue terasa pusing." lanjut Calista.

"Seenggaknya, lo bisa kasih tau gue makhluk apa aja yang berada di rumah gue. Oke, gue tau lo gak selalu bisa melihat mereka, lo hanya bisa melihatnya hanya di waktu tertentu saja. Tapi gue harap lo bisa demi gue, Pleassss?" kata Agam seraya menunjukan puppy-eyesnya.

Calista menghela nafas berat. "Oke, kalo gue bisa lihat." ucap Calista dengan berat hati. Namun, membuat senyuman Agam merekah.

Nggak setiap saat Calista bisa melihat merek. Entahlah Calista sendiri pun bingung. Dia juga terkadang bisa berkomunikasi dengan mereka secara tiba-tiba.

***

Calista menatap sekililingnya, ia merasakan ada hawa aneh di sini, di rumah Agam. Calista bersyukur karna sampai saat ini ia belum bisa melihat apapun di rumah Agam.

Kau mencariku gadis kecil?

Suara itu... entah datang dari mana. Namun, terdengar jelas oleh Calista. Ia memerhatikan sekelilingnya nggak ada satu orang pun kecuali dia dan Agam.

"Gam, ada siapa di rumah ini selain kita?" tanya Calista.

"Gak ada siapa-siapa, kenapa?" jawab Agam. Calista menggelengkan kepalanya.

Aku tidak mencarimu. Siapa pun kamu bisa keluar dari tempatmu? Kenapa kamu mengganggu temenku?

Calista menucapkannya dalam hati. Dan ya itulah yang dibilang mereka sering berkomunikasi mendadak.

Nafas Calista tercekat, ia pun membeku saat melihat makhluk cantik menggunakan gaun pengantin yang berlumuran darah melayang tepat di hadapannya.

Makhluk itu memutarkan kepalanya

Memutarkan kepalanya!!!!

dan tersenyum menyeramkan ke arah Calista membuat buliran peluh membasahi tubuh Calista.

- TO BE CONTINUE -

Yoooo!!! Ini cerita horor gue yang kedua setelah Villa Angker
Gue tau ini kurang menyeramkan , semoga aja kesananya baru menyeramkan:D

Semoga kalian sukaaa . . .

Jangan lupa Vomment ya
Thankyou!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro