Halo, Rindu
Lagi-lagi kau menyapa
Dengan resah yang sama
Namun, dua nama berbeda
Halo, Rindu
Bagaimana kau tahu kalau kini,
aku memang sedang ingin bersamanya
Di malam yang hangat dengan kopi hitam favoritnya
Di bangku kayu tempatnya melepas peluh mengering
Halo, Rindu
Mengapa kau datang tiba-tiba?
Aku masih belum siap merindu lagi
Bahkan bekas yang kau tinggalkan belum hilang benar-benar
Kau mau aku bagaimana, Rindu?
Menangis dengan air mata yang mengering?
Merengek dengan suara yang bergeming?
Atau...
Kau mau agar aku melupa?
Tidak.
Dia bukan untuk dilupakan.
---
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro