#5

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Berkah Ditarik Teman
#flashfiction oleh  anisawahyu_
__________

Aku Elisa Susiana, berada di masa awal SMA. Sejujurnya aku penasaran dengan ucapan beberapa kakak kelasku di SMP dulu. Kata mereka, aku akan merasakan indahnya masa remaja yang penuh cinta di jenjang ini.

Hari ini adalah hari pendaftaran ekstrakurikuler. Para siswa-siswi akan menuju aula untuk mengambil formulir mereka. Huft, sejujurnya aku tak sabar menanti hal itu.

Aku sudah membayangkan akan bertemu dengan pria berkulit putih yang memiliki badan kekar, lalu kami akan bertukar nomor.

"Pengumuman, pengumuan. Bagi siswa-siswi kelas 10 SMA Nusa Bakti harap segera berkumpul di aula untuk mengambil formulir ekstrakurikuler. Sekian penguman dari kami, terima kasih."

Sontak bayanganku tentang sosok itu melebur entah ke mana. Banyak siswa-siswi seangkatanku berlarian menuju aula. Aku pun diseret sahabatku, Gia, untuk menuju ke aula juga.

"Apaan, sih? Pelan-pelan, woy!" kesalku.

"Cepetan nanti kita kehabisan formulir!" seru Gea tanpa menoleh ke arahku.

"Gak bakalan. Mereka pasti sedia banyak formulir, elah. Gue males desek-desekan di sana," tukasku.

Sungguh bersahabat dengan kaum non-mageran seperti Gea mengharuskanku memiliki banyak stok kesabaran. Aku tak mengacuhkan ucapannya dan sedikit mempercepat langkahku.

Sesampai kami di aula, tampak banyak murid bergerombol sedang mengantre pendaftaran ekskul basket.

Aku segera mencari meja pendaftaran untuk ekskul jurnalistik dan akhirnya ketemu. Tunggu, tunggu. Ada sosok pria yang menarik perhatianku. Tampan, satu kata yang pantas untuknya. Dia bukan pria berkulit putih, dia juga bukan pria berbadan kekar seperti kebanyakan anak basket. Dia pria berkulit eksotis dengan lesung pipi di kedua pipinya. Astaga, aku tak mampu berkedip melihatnya.

Bayanganku di kelas tadi seketika sirna. Apakah ini yang dikatakan jatuh cinta pada pandangan pertama?

"Woy, ayok!" ajak Gia menyeret tanganku ke meja pendaftaran jurnalistik.

Jantungku berdebar tak karuan melihat pria itu. Tetapi sayangnya ketika aku mendekat ke arahnya ada temannya yang memanggilnya untuk pergi ke ruang jurnalistik.

Tak apa, saat sudah masuk ekskul jurnalistik aku bisa memandangnya sampai puas. Hahaha!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro