03

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

•••

Yeji memperlambat laju mobilnya ketika melihat sebuah papan nama di ujung pagar besi bertuliskan 'Yeonjun Choi, S.H.'

"Bagaimana bisa seorang pengacara baru sudah punya kantor sebagus ini?"

Sambil masuk ke halaman kantor, yeji menggelengkan kepala, tak habis pikir dengan kehidupan sempurna seorang anak tunggal keluarga Choi yang telah sukses diusia mudanya. Namun yeji sayangkan mengapa dia memilih menikah dengan seorang janda berumur jauh diatasnya.

Seusai memarkirnya mobil, yeji menatap gedung coklat setinggi tiga lantai dihadapannya. Mata sipitnya memicing mencari-cari letak keramaian di dalam sana. Namun sepertinya nihil. Karena di dalam parkiran pun hanya ada 2 mobil dan beberapa sepeda motor yang terparkir.

"Sepi sekali. Cuma ada satpam diluar gedung."

Tak heran kantor yeonjun terlihat sepi, karena kantor ini dibuat secara independen oleh yeonjun (tentu dengan bantuan sang ayah) tanpa ada kerja sama atau membentuk firma dengan pengacara lainnya.

ting

Sebuah pesan singkat masuk untuk yeji.

'sayang, sudah pulang sekolah?'

'maaf hari ini aku tak bisa bertemu denganmu♥'

Yeji tersenyum membaca nama si pengirim pesan, siapa lagi kalau bukan kekasihnya, hwang hyunjin.

Tanpa membuang banyak waktu, yeji segera membalas pesan itu. Kemudian kembali berjalan.

Sambil menenteng dua buah kotak makanan, yeji berjalan masuk kedalam kantor dan bertanya pada resepsionis dimana letak ruangan yeonjun.

Setelah diberitahu, yeji segera pergi menuju ruangan 'sang tuan pengacara', tentu saja dengan wajah malasnya.

Yeji mengetuk pintu sebanyak tiga kali hingga sebuah sahutan terdengar dari dalam.

"Masuk saja, tidak udah mengetuk pintu segala,"

"Kan biasanya juga tidak punya sopan santun."

Yeji membuka pintunya menatap kesal kearah pemberi sindiran tadi.

"Sialan kau." Umpat yeji sambil meletakkan 2 kotak makanan ke meja dengan kasar. Mata kucingnya masih setia menatap kearah yeonjun.

"Kalau mommy tak sakit, aku tak akan sudi mengantarkan makan siang kesini."

"I see, mau makan siang bersama ku?"

Belum sempat yeji menjawab, yeonjun telah menarik tangan yeji hingga dia terduduk disebelahnya.

"Yak, lepaskan!"

"Aku tidak mau makan bersama mu, tuan pengacara."

Mengetahui yeji akan pergi, yeonjun segera menahan pergelangan tangannya.

"Apa salahnya seorang ayah mengajak anaknya makan bersama?"

"Ayahku hanya hwang in yeop, kau t-"

"Untuk kali ini saja, I beg you."

Melihat mata yeonjun yang berbinar, yeji terdiam sejenak lalu menghela napas. Yeji tidak tahan mendengar seseorang memohon kepadanya, tak terkecuali ayah tirinya yang jelas-jelas dia benci.

"Okay, only for this time."

Yeonjun tersenyum mendengar jawaban yeji. Tak diduga olehnya, sekali memohon yeji langsung mengiyakan kemauannya. Karena biasanya sangat sulit untuk meluluhkan hati anak tak tahu sopan santun itu.

Akhirnya mereka berdua makan siang bersama meskipun dengan penuh keterpaksaan bagi yeji. Dan ini adalah kali pertama yeji berada dalam satu ruangan yang sama dengan 'si tuan pengacara'. Jadi rasanya agak canggung.

Di saat yang bersamaan, yeji tiba-tiba ingin buang air kecil. Karena tidak tahan, akhirnya dia bertanya pada yeonjun dimana letak toiletnya.

"Ayo daddy antar."

Yeonjun pikir selalu ada kesempatan dalam kesempitan bukan?

"Tidak! aku bisa sendiri."

Setelah diberi tahu akhirnya yeji pun keluar dari ruangan yeonjun menuju kamar mandi.

Beberapa menit setelah kepergian yeji, ponsel yeji yang berada tak jauh jadi kotak makan miliknya berdering sekejap.

ting ting

Merasa penasaran dengan bunyi itu, yeonjun diam-diam mengambil ponsel yeji dan membaca notif apa yang muncul setelah ponselnya berdering.

atm berjalanku <3

'Apa kau sudah sampai rumah?'

'Bisa kau kirimkan selfie tanpa busana seperti kemarin? that is so sexy honey ♥.'

"Uhuk-huk"

Yeonjun tersedak hebat membaca dua buah pesan di ponsel yeji, matanya memicing membaca dua deret pesan singkat tersebut berulang kali, barangkali matanya salah membaca. Namun, yang terbaca tetap kalimat yang sama.

Setelah membaca notif pesan itu, keinginan yeonjun untuk membuka ponsel yeji semakin menggebu hingga membuatnya membentuk berbagai macam pola agar dapat membuka kunci ponsel tersebut. Hingga pada percobaan ke 6, boom! terbuka.

Segera yeonjun membuka chat dari lelaki yang ia yakini 100% adalah kekasih yeji. Yeonjun terus menggulir di dalam ruang chat sembari membaca uraian pesan-pesan meski hanya sekilas karena tujuan utamanya adalah mencari 'selfie tanpa busana' yang diduga telah yeji kirimkan pada kekasihnya.

"wtf is this-"

Mata yeonjun menyalang lebar melihat 2 foto mirror selfie dalam room chat tersebut, dimana ada yeji yang berpose seksi tanpa menggunakan pakaian hingga terlihat jelas lekuk tubuhnya.

Benar dugaan yeonjun!

"Agrh, anak itu benar-benar ya!"

Yeonjun mengepalkan tangannya, menahan emosi atas perbuatan yang telah dilakukan oleh anak tirinya tersebut. Dia tidak pernah menyangka yeji melakukan hal gila ini kepada pacarnya.

Bagaimana jika yujin tahu perbuatan anak tunggal kesayangannya ini?

"Anak itu benar-benar gila..."

Sambil mengontrol napasnya, tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benak yeonjun.

Dengan cepat yeonjun meneruskan kiriman 2 foto tadi ke whatsappnya lalu dengan segera menghapus bukti pengiriman itu dari ponsel yeji.

Setelah terkirim, yeonjun menyeringai kecil. Dia meletakkan ponsel yeji di tempat semula dan berlagak seperti tak terjadi apapun ketika yeji kembali dari toilet.

Seketika rasa emosi yang ada dalam diri yeonjun hilang digantikan dengan perasaan misterius yang hanya diketahui oleh yeonjun seorang.

Melihat yeji yang mengacuhkan dirinya seperti biasa, lagi-lagi seringai yeonjun muncul tanpa yeji sadari dari awal.

'come play with me little girl'

•••

Next?
Sekian dan terima vote/komentar :D


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro