08; Peter Stark Rogers

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ia dikelilingi oleh kehangatan saat membuka mata. Yang pertama ia lihat adalah tangan ayahnya yang merangkul dia dan dua saudaranya yang ada di samping kiri dan kanannya. Masih tertidur lelap. Semalam ia tidak bisa tidur, bukan karena sakit namun karena merasa tidak tenang. Ia berharap jika tidur bersama kedua ayahnya akan membuatnya tenang.

Tetapi, ternyata saat ia bangun semuanya jauh lebih baik.

"Sudah saatnya bangun, kalian harus sekolah Harley, Peter," suara Steve pelan seolah tidak ingin membuat Peter kaget. Peter hanya tersenyum, memutuskan untuk berpura-pura tidur tidak ingin ayahnya mengganggu ketenangannya pagi itu. Sedikit terlambat bukan masalah, "hmmm, aku melihatmu tersenyum Peter. Apakah aku harus menggunakan senjata pamungkasku?"

"Uhuh, aku masih tidur," Steve tertawa mendengar Peter yang lebih memilih memeluk erat Morgan di samping kanannya. Ia tampak menggeser tubuhnya sedikit, dan tampak mengulurkan tangannya kearah Peter. Ia segera memegang pinggang Peter, dan menggelitiknya hingga Peter tampak tersentak dan bergeser memeluk erat Harley dan Tony seperti koala dan menjauh dari Steve.

Tentu itu sukses membuat Harley dan Tony terkejut, dan melihat Peter yang menempel pada mereka membuat mereka tersenyum.

"Bisa jelaskan kenapa kau menempel seperti koala pagi hari ini?"

"Pops mencoba untuk menggelitikku!" Tony tampak tersenyum melihat Peter, menoleh kearah Harley yang tampak tersenyum penuh arti sebelum menahan Peter, "dad, Lee?!"

"Oke, kalian berdua sebaiknya tahan Peter sampai hukumannya selesai," Steve sepertinya segera tahu apa yang dilakukan oleh Tony dan Harley. Keduanya segera memeluk erat Peter dan menahannya, saat Steve mendekat.

"Maafkan aku! Pops! J-jangan menggelitikku! AAAAH!"

.
.

"Suara apa tadi?!"

Bucky yang berada di dekat kamar mereka mendengar teriakan Peter dan segera membuka pintu kamar yang tidak dikunci itu. Yang ia temukan, Peter yang meminta ampun sambil ditahan oleh Tony dan Harley, Morgan yang masih tertidur nyenyak--entah bagaimana, dan Steve yang masih menggelitik Peter hingga membuat anak itu tertawa.

"PAMAN BUCKY!"

Peter benar, benar melompat dan menempel pada Bucky yang masih mencerna apa yang terjadi di depannya. Ia tidak perlu penjelasan, ia tahu jika Peter mencoba untuk kabur dari serangan Tony, Steve, dan Harley yang mencoba menggelitiknya.

"Seberapapun aku suka menggodamu, untuk kali ini aku akan membantumu lepas dari ayahmu," Bucky hanya tersenyum dan mengusap kepala Peter. Ia segera menoleh kearah Tony dan Steve dengan tatapan serius, "kalian harus melihat sesuatu."

.
.

"Kamera menangkap kejadian di Midtown Highschool. Harley Keener atau memiliki nama asli Harley Rogers Stark, superhero remaja yang dijuluk Ironlad membawa seorang siswa laki-laki yang tampak pingsan di tengah koridor sekolah.

"Kami menangkap beberapa kesamaan dengan anak laki-laki yang datang ke rumah sakit bersama dengan Steve Rogers dan Tony Stark beberapa waktu yang lalu."

"Informasi yang kami dapatkan, siswa itu bernama Peter Parker. Siswa tahun ketiga di Midtown yang tinggal bersama dengan Bibinya May Parker. Tidak ada informasi tentang kedua orang tuanya."

"Rumor beredar jika Mr. Parker juga menjadi tujuan dari sang Iron Lad untuk pindah ke Midtown."

"Kami mencoba menemui May Parker di tempat tinggalnya--"

Peter hanya menatap horror kearah TV yang memberitakan tentang bagaimana peristiwa yang ia perbuat di Midtown terekam, dan bagaimana para wartawan itu sekarang mengerumuni apartment dimana May tinggal. Ia cemas, saat ini May sendirian tanpa siapapun disana.

"Aku akan meminta Happy untuk menjemputmu. Ya, tentu kau tidak merepotkan May," Peter menoleh pada Tony yang sedang menghubungi May. Harley dan Steve duduk diantara Peter dan mencoba untuk menenangkannya. Tentu berita itu membuatnya tidak bisa pergi ke sekolah.

"D-dad," Peter melihat Tony yang selesai menghubungi May dan menghampirinya, "bagaimana keadaan May?"

"Ia baik-baik saja, tetapi tidak bisa keluar dari apartmentnya. Aku sudah menghubungi Happy dan ia akan menjemput May untuk berada di menara untuk sementara waktu," Peter menghela napas, namun merasa bersalah pada May. May bahkan tidak memiliki hubungan darah dengannya, dan ia sudah sangat merepotkan perempuan itu dan mendiang suaminya Ben. Dan sekarang ia terseret begitu saja dalam masalah yang ia perbuat.

"Kalau saja aku tidak memaksakan diri, ini tidak akan terjadi," Peter menghela napas.

"Tenang saja Peter," Steve tersenyum dan mengusap kepala Peter, "ini bukan salahmu, May tahu itu. Lagipula, kurasa masalah ini akan cepat selesai, hanya membutuhkan bantuan Pepper."

"Tentu," seolah berada dalam timing yang sangat tepat, Pepper datang dan tersenyum pada mereka, "aku sudah mengatur jadwal agar kalian membuat klarifikasi tentang masalah ini. Aku akan mencari alasan yang tepat agar identitas Peter tidak diketahui. Kurasa secepatnya lebih bagus, sekitar hari... Sabtu, agar Peter bisa beristirahat."

"Tidak masalah, maaf merepotkanmu Pepper."

"Tentu."

.
.

"May," Peter tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu May yang sudah sampai di menara. Ia berlari dan memeluk perempuan yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri itu, "kau tidak apa-apa?"

"Tentu saja, Happy membantuku keluar dan membawaku kemari," May tampak mengusap kepala Peter dan memperhatikannya. Ia menahan tangisnya saat melihat bagaimana keadaan Peter saat ini. Berat badannya sangat jauh turun ketimbang terakhir kali May bertemu dengannya. Dan tentu saja wajah yang pucat dan mata yang sayu, meski Peter berusaha untuk terlihat baik-baik saja, tetapi May segera tahu seberapa banyak kanker itu merenggut Peter yang ia kenal. 

"May?"

"Bagaimana denganmu? Kau baik-baik saja?"

"Ya," Peter tersenyum canggung dan menatap May, "kemarin aku memberitahu Ned dan MJ. Aku tidak pernah  melihat MJ menangis, jadi aku akan menggunakannya sebagai blackmail untuknya."

Peter mencoba untuk tertawa.

"Lalu malamnya aku tidur bersama dengan dad, pops, Harley, dan Morgan seperti dulu," May tersenyum saat Peter tampak senang ketika ia menceritakan tentang kebersamaannya dengan keluarganya. Saat pertama kali perceraian itu terjadi, May ingat bagaimana Peter sangat terpukul meskipun ia tetap berusaha untuk ceria. 

"Kau setidaknnya harus membiarkan May untuk duduk dulu Peter. Ia tidak akan kemana-mana," Steve tersenyum dan mendekati Peter dan juga May, "selamat datang May, maaf karena keributan di tempatmu."

"Tidak apa-apa, Happy membantuku untuk keluar dari kerumunan itu," May menggeleng dan tersenyum pada Steve, "lagipula aku memang bertujuan untuk datang mengunjungi Peter minggu ini. Jadi, lebih cepat juga lebih baik."

"Kau terlalu baik kau tahu?"

"Aku tersanjung dengan pujianmu Mr. Rogers," May hanya tertawa mendengar itu. Peter segera berjalan menuju ke ruang tengah bersama dengan May dan juga Steve dimana Tony, Bucky, Sam, dan juga Harley berada disana. Tentu Morgan masih tidur saat itu.

"Mereka benar-benar kehabisan bahan berita. Apakah salah jika aku membawa kakakku sendiri ke rumahku?" Harley hanya bergumam kesal dan kepalanya ditepuk oleh Tony, "mereka benar-benar menggangguku dan juga kehidupan kita."

"Itulah resiko menjadi pahlawan super Lee."

"Aku tahu," ia tampak hanya menghela napas frustasi, "apa yang akan kalian katakan tentang Peter yang tertangkap sedang bersama dengan kalian dan sekarang aku yang tertangkap peduli padanya?"

"Untuk sekarang, teman dekat adalah alasan yang masuk akal. Seperti beberapa sahabatmu yang juga ikut saat tertangkap tengah berjalan bersama denganmu," Steve bergumam.

"Aku tidak pernah memanggil seragamku hanya untuk menyelamatkan sahabatku pops."

"Ada ide yang lebih bagus?" Steve tampak hanya menggelengkan kepalanya. Tony sendiri tampak berpikir keras, mencari cara untuk bisa mengalihkan perhatian dari wartawan tentang masalah Peter dan Harley.

"Bagaimana dengan fotoku dan juga kalian?"

...

"Kurasa itu artinya sudah saatnya kita mengumumkan kembalinya aku dan kau Steve," Tony bergumam, Steve yang sebenarnya memiliki pemikiran yang sama namun ragu mengatakannya tampak menoleh kearah Tony. Mereka tidak berencana untuk mengatakannya pada publik. Karena jika memang takdir mengharuskan mereka berpisah lagi, jika terjadi sesuatu pada Peter dan Tony tidak ingin bersama, mereka bisa berpisah tanpa menimbulkan berita yang besar.

"Itu ide yang bagus, kurasa berita kembalinya pasangan superhero seperti kalian akan menenggelamkan sedikit masalah antara Harley dan Peter," May memberikan pendapatnya. Tony hanya mengangguk setuju, sementara Steve tampak hanya diam menatap kearah Tony.

.
.

"Tony."

Mereka semua memutuskan untuk beraktifitas masing-masing. Bucky dan Sam harus mengurus beberapa hal perihal misi mereka yang terakhir dari SHIELD sebelum kembali ke menara. Harley dan Peter membantu May untuk membereskan barangnya di kamar tamu. Tony baru saja akan kembali ke bengkel saat Steve menghentikannya.

"Apakah kau yakin ide itu yang terbaik? Aku tahu kau berusaha untuk menyembunyikan sandiwara kita ini selama mungkin," Steve tampak bergumam dan Tony tidak menatap kearahnya dan hanya membelakanginya, "ini akan sangat susah apalagi jika terjadi sesuatu pada... pada..."

Pada Peter.

Steve tidak bisa menyelesaikan perkataannya. Ia tidak ingin memberitahukan pemikirannya yang paling menakutkan. Namun kemungkinan itu ada. Kemungkinan itu sangat besar

"Peter akan baik-baik saja," Tony segera menjawab dengan nada datarnya, "kita tidak perlu membongkar sandiwara ini, terus bersandiwara seperti hubungan kita baik-baik saja selamanya. Karena Peter akan baik-baik saja."

...

"Tony--"

"Aku harus mengurus beberapa hal, jika ada hal lain yang ingin kau katakan selain hal ini, kau bisa menemuiku di bengkel."

Steve hanya diam, tampak tidak bergerak meskipun Tony sudah berjalan untuk meninggalkannya begitu saja disana.

.
.

Hari seolah berlalu sangat cepat, dan sebelum mereka menyadarinya, Sabtu sudah menjelang. Peter dan Harley tetap saja bersekolah seperti biasa, meski mereka harus menjaga jarak mereka masing-masing karena wartawan selalu mengawasi mereka. Tentu mereka juga dapatkan tatapan penasaran dari para murid selain MJ dan Ned. 

MJ dan Ned berusaha untuk mengawasi keadaan Peter juga sekelilingnya. Mereka berusaha untuk tidak membuat Peter menjadi stress ataupun kelelahan. Dan itu berhasil, Peter sama sekali tidak tumbang ataupun pingsan selama beberapa hari itu dan kesehatannya tampak cukup bagus.

Nafsu makanya menjadi sedikit meningkat meski tidak sebanyak sebelum ia sakit.

Dan Sabtu, sudah banyak sekali wartawan yang berkumpul di ruang pers bangunan Stark Industri. Tentu dihadapan mereka sudah ada meja panjang dan juga beberapa buah kursi yang tampak disiapkan salah satunya untuk Tony, Steve dan juga Harley.

"Baiklah, kau tahu apa yang harus kau lakukan, jawab pertanyaan wartawan seadanya. Dan segera alihkan pembicaraan kalian pada berita rujuknya kalian berdua," Pepper dan Natasha membantu Steve dan Tony untuk bersiap. Mereka mencoba membenahi dasi mereka, sementara Peter membenahi dasi Harley karena pemuda itu tidak bisa melakukannya.

"Kau yakin aku tidak perlu ikut?"

"Ini masalah kecil, tetapi blitz kamera akan membuatmu pusing bukan? Tunggulah disini bersama May dan juga Happy," Tony mengecup puncak kepala Peter dan tersenyum. Steve juga melakukan hal yang sama sebelum ia pergi mengikuti Tony. Dari layar yang menunjukkan apa yang terjadi di dalam, Peter bisa melihat ayahnya dan juga adiknya yang duduk, dan segera dihujani oleh blitz yang menyilaukan.

"Baiklah, aku tahu kalian punya banyak sekali pertanyaan tentang berita yang akhir-akhir ini mulai dari berita tentang aku dan juga Steve yang bersama-sama lagi, hingga anak kami Harley yang membawa salah satu murid Midtown bersama dengannya."

"Mr. James Rhodey mengatakan jika Mr. Parker adalah sahabat baik dari Harley Keener," salah satu reporter tampak bertanya sambil mengangkat salah satu tangannya yang memegang pulpen.

"Itu benar, Mr. Parker dan keluarganya sudah sangat dekat dengan kami sejak dulu. May Parker adalah keponakan dari Peggy Carter pendiri dari SHIELD," Tony menjelaskan dan mengangguk. Itu tidaklah salah, mereka sangat dekat dengan keluarga Parker dari sisi May karena Tony mengenalnya sejak mereka masih sangat muda. Lagipula, Tony cukup dekat dengan Peggy yang sudah ia anggap sebagai bibinya sendiri begitu juga dengan Sharon.

"Lalu, kenapa Mr. Parker tertangkap bersama dengan kalian berdua? Maksudku, meskipun keluarga Parker sangat dekat dengan kalian, Mr. Parker tidak punya tujuan apapun untuk ikut dengan kalian berdua terlebih karena perceraian itu, kalian tidak pernah terlihat bersama-sama lagi."

"Dan tidak ada laporan kalian melakukan misi bersama ataupun sendiri lagi sejak berita itu muncul."

"Itu karena kami sudah kembali bersama," Tony bahkan mengatakan itu seolah tanpa ragu. Steve menatap Tony disampingnya dan mengeratkan pegangannya di tangan Tony. Semua orang yang mendengar itu tampak sempat terdiam, namun dengan segera blitz kamera memenuhi mereka, "kami tidak ingin memberikan kabar baik ini dulu karena kami sedang mengurus pernikahan kami."

"Selamat untuk kalian Mr. Stark, Mr. Rogers," salah satu wartawan memberikan selamat, "lalu, kapan pernikahan itu akan dilaksanakan."

"Kami belum mendapatkan waktu yang tepat karena aku sendiri sedang sibuk dengan perusahaan," Tony tampak tersenyum, senyuman bisnisnya dan tanpa sadar mengeratkan pegangannya pada Steve, "lagipula, kurasa Steve juga sedang sibuk dengan beberapa hal di SHIELD. Kebetulan saja kalian tidak melihatnya karena beberapa misi dari SHIELD diberikan diluar New York. Tetapi kupastikan kami bersama kembali, kami bahkan sudah membicarakan untuk memberikan Harley seorang adik."

"Tony," Steve tampak tersentak, beberapa wartawan tertawa melihat bagaimana merahnya wajah Steve saat itu. Sepertinya rencana mereka untuk mengalihkan pembicaraan mereka dari Harley dan juga Peter berhasil. Mereka dihujani pertanyaan tentang mereka berdua. Peter hanya melihat dari layar TV dan menghela napas lega. 

"Sudah kukatakan kedua ayahmu bisa untuk mengatasinya," Happy tampak mengacak kasar rambut Peter yang tampak menggerutu dan tersenyum tenang. Setidaknya, suasana akan menjadi tenang dan kedua ayahnya tidak perlu untuk menjelaskan tentangnya terutama dalam keadaannya yang seperti ini.

"Oh, make a sense," salah satu dari wartawan itu tampak tersenyum dan menatap Steve serta Tony juga Harley dengan tatapan penuh arti, "apakah Mr. Parker juga seperti anda Mr. Stark?"

...

"Apa maksudmu?" Tony mengenal siapa wartawan itu. Tentu ia tahu, itu adalah Christine yang pernah tidur dengannya dan mencoba untuk memancingnya mengatakan jika dirinya Iron Man dulu. Ia tidak pernah suka dengan wanita pesolek satu itu.

"Kau tahu, mungkin saja Mr. Parker adalah kekasih dari anak kalian. Tidak mengherankan jika ia juga seorang Homosexual seperti kalian. Seorang kekasih yang baik juga tidak akan membiarkan kekasihnya pingsan didepan umum tanpa melakukan apapun," suasana mendadak menjadi tegang, beberapa bisikan terdengar. Meski kasus homosexual sudah diakui di dunia dan bahkan sudah ada kasus beberapa pria yang hamil seperti Tony, namun beberapa orang masih menganggap hal itu sebagai hal yang tabu.

"Ah, terutama... mungkin kalian ke rumah sakit itu karena Mr. Keener melakukan kesalahan dan membuat Mr. Parker... hamil?" oh wow, Tony benar-benar ingin menembak wanita itu dengan repulsornya. Ia juga bisa merasakan Steve yang tampak gemetar menahan amarah, "dari pengalamanmu sebagai playboy dulu, tidak akan heran jika sifat itu menurun pada anakmu Mr. Stark. 

"Cukup, itu adalah hal yang privasi. Mereka memiliki hak untuk tidak menjawabnya," Rhodey tampak mencoba menghentikannya. Dan sekarang, beberapa orang wartawan juga tampak mempertanyakan hal itu.

"Semua itu tidak benar. Hanya itu yang bisa kukatakan pada kalian, terutama kau Miss Everhart. Kau dan juga sifat homophobicmu bisa pergi dari sini sebelum aku bisa memanggil keamanan untuk menyeretmu keluar," Tony menatap tajam kearah Christine yang berusaha untuk memberikan alasan agar ia tetap disini.

"Aku serius, pergilah."

Christine tampak kesal, segera berbalik dan sudah ditunggu oleh para petugas keamanan. Steve sempat mendengar itu berbisik, sesuatu seperti fag, dan juga kata-kata kasar yang membuat darahnya mendidih.

"Kau tidak berhak untuk menyebut Tony seperti itu. Tidak ada yang pantas disebut seperti itu!" Christine hanya mendengus dan menatap dengan tatapan penuh ejekan kearah Steve dan Tony. Tony menahan Steve yang akan berdiri dan menghampiri Christine sambil menggelengkan kepalanya.

"Kurasa ia harus tetap disana untuk mendengarkan ini," Christine bahkan tidak sempat pergi sepenuhnya saat pintu yang berada di samping kursi dan meja tempat Steve, Tony, dan Harley duduk terbuka. Peter berdiri disana, dan menatap kearah semua orang terutama Christine dengan tatapan tajam.

"Peter, kenapa kau disini?" Harley tampak membulatkan matanya dan berdiri menghampiri Peter. Tentu kedatangan Peter segera disambut dengan beberapa blitz kamera yang menyilaukan. Harley berusaha untuk menutupi cahaya itu melihat Peter yang tampak kewalahan dengan itu, "kau seharusnya tidak berada disini."

"Tidak," Peter tampak menggeram kesal, berjalan dan berdiri dibelakang Tony dan juga Steve, "aku sudah sangat muak mendengar berita yang kalian buat. Aku sudah muak dengan apa yang kalian katakan pada mereka bertiga. Kalian ingin kebenaran? Baiklah, aku akan mengatakannya."

...

"Semua orang mengenalku dengan nama Peter Parker. Keponakan dari May Parker, yang tidak memiliki orang tua. Tetapi, kenyataannya itu yang diinginkan oleh orang tuaku agar mereka bisa melindungiku dari orang-orang seperti kalian."

"Peter, kau tidak perlu--"

"Nama asliku adalah Peter Rogers Stark. Aku adalah anak pertama dari Tony Stark dan Steve Rogers juga kakak dari Harley. Jadi, berhenti membuat berita yang tidak benar. Kalian bisa menggangguku dan kehidupanku, tetapi aku tidak akan membiarkan kalian mengganggu keluargaku, terlebih menghina kedua ayahku dan saudaraku."

.
.

Tentu pengakuan mengejutkan yang diberikan oleh Peter sudah cukup untuk menghancurkan rencana Steve dan Tony untuk menutupi identitas Peter terutama dalam keadaan Peter yang sekarang. Memang, semua berita miring tentang Harley menghilang, namun semua berita dan wartawan langsung memusatkan perhatiannya pada Peter.

"Ini obatmu," May tampak menghampiri Peter dan memberikan obat anti nyeri dari Cho. Tentu Peter langsung merasa mual dan pusing saat ia pergi dari ruangan yang dipenuhi oleh blitz tadi. May segera menghampirinya setelah Happy memberikan obat Peter padanya.

"Thanks May," Peter bergumam dan segera mengambil obat dan segelas minuman yang diberikan oleh May. Setelah merasa kepalanya sudah cukup baikan, ia membiarkan kepalanya jatuh diatas bahu May, "aku mengacaukan semuanya."

"Kau hanya melakukan apa yang seharusnya kau lakukan. Aku tahu kau tidak akan mungkin membiarkan mereka mengatakan hal-hal yang buruk pada kedua ayahmu dan juga saudaramu," May mengusap kepala Peter dan tersenyum, "dan kedua ayahmu akan mengerti itu."

"Tentu saja mereka akan mengerti terutama Tony," Peter menoleh pada Pepper yang datang dan tersenyum pada Peter.

"Tetapi aku membuat semuanya kacau, kau sudah sangat sibuk untuk mempersiapkan semuanya. Dan tidak seharusnya aku mengacaukannya," Peter tampak merasa bersalah dan menunduk pelan.

"Percayalah, aku lebih sering untuk menyelesaikan masalah yang lebih besar yang ditimbulkan Tony," Pepper terkekeh dan tampak menoleh melihat Tony dan Steve juga Harley yang menghela napas. Membiarkan Happy yang menangani keributan diluar.

"Kau tidak apa Peter?"

"Harusnya aku yang menanyakan itu pops," Peter tampak bergumam tampak bersalah pada Steve yang menatap kaget Peter sebelum tersenyum dan menghela napas, "maaf karena aku mengacaukannya. Aku hanya tidak suka dengan apa yang mereka katakan tentangmu."

"Itu bukan salahmu," Tony tampak mengusap kepala Peter dan Steve hanya menghela napas dan menggelengkan kepalanya.

"Kau benar-benar mirip dengan ayahmu."

"Shut up Steve," Tony menyikut pinggang Steve membuatnya mengaduh.

.
.

"Bukankah itu?"

Ini pertama kalinya ia pergi sendirian setelah pengumuman yang ia buat itu. Tentu saja semua orang yang melihatnya tampak berbisik karena mengetahui siapa dirinya. Beberapa orang mungkin suka dengan perhatian itu, namun ia tidak suka. Ia bisa melihat beberapa HP yang keluar dan merekamnya juga memotretnya.

"Hei," dari beberapa orang itu, tampak seorang wanita mencoba untuk mendekatinya. Wajahnya sedikit tersipu, dan Peter--menjadi Peter yang polos dan baik tentu membalas dengan senyuman, "apakah kau... Peter Rogers Stark?"

"Begitulah?"

"Ternyata benar," wanita itu tampak senang dan meninggikan suaranya. Beberapa orang yang mendengar itu tampak mengerumuninya, meminta tanda tangan dan fotonya. Beberapa wartawan dan papparazzi juga memotretnya. Dan tidak butuh waktu lama untuknya dikerumuni oleh orang-orang yang berbicara dengannya.

Ia tidak dengar jelas apa yang dikatakan oleh mereka, dan kepalanya pusing hanya karena suara-suara itu yang bising dan juga flash kamera yang menyilaukan. 

"Maaf," Peter tampak mencoba untuk keluar dari kerumunan tersebut. Namun, sedikit susah karena jumlah mereka yang sangat banyak. Ia jadi sedikit menyesal karena ia tidak memberitahu Tony, Steve, ataupun Harley dan Morgan jika ia akan pergi.

"Hei, aku tadi melihat Harley Stark Rogers disana!"

Suara seseorang yang entah kenapa familiar di telinganya tampak membuat semua orang membulatkan matanya. Perhatian yang teralihkan itu yang berhasil membuat Peter menyelinap keluar dari kerumunan itu. Ia berlari diarah gang sempit di dekat tempatnya berdiri tadi. Ia segera menaikkan hoodienya, dan menutupi sebagian wajahnya, berlari meninggalkan tempat itu.

.
.

"Kurasa disini aman," Peter mencoba mengatur napasnya dan menghempaskan dirinya di salah satu kursi taman yang ada di dekatnya. Kepalanya semakin berdenyut hebat dan matanya masih sedikit silau karena blitz tadi. 

"Aku harus menghubungi pops dan dad," Peter menghela napas, ingin mengambil handphonenya namun ia tidak memiliki tenaga untuk melakukannya, "atau Harley... tetapi, kurasa aku akan menutup mataku sebentar..."

...

"Kepalaku pusing," Peter bergumam pelan, dahinya berkerut sejenak, sebelum terlihat tenang bersamaan dengan napasnya yang teratur. Perlahan, ia tertidur di kursi taman itu berharap itu akan menghilangkan rasa pusingnya saat ia terbangun. Tidak menyadari seseorang mendekat, dan melihat wajah tidur pemuda itu sambil tersenyum.

.
.

Ia tidak tahu berapa lama ia berada dalam posisi ini, namun ia merasa kepalanya sudah baikan, dan ada sensasi dingin di dahinya. Ia membuka matanya untuk melihat sebuah sapu tangan tampak berada di dahinya. Sedikit basah oleh air yang dingin. Kepalanya juga sekarang sudah berada di pangkuan seseorang, membuatnya sedikit nyaman.

"Kau sudah bangun?"

Suara itu berasal dari seseorang yang memangku kepalanya itu. Ia membuka matanya perlahan, melihat siapa yang ada di hadapannya. Mengerjap beberapa kali karena silau, dan ia menatap sosok itu yang tersenyum padanya.

"Hei babyboy."

...

"Wilson?"

To be Continue

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro