Awal

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kenangan? Apa arti dari kenangan? Sebuah ingatan bersama orang lain? Apakah itu sesuatu yang indah? Atau sesuatu yang menyakitkan? Entahlah, aku pun juga tak tahu.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

12 Maret 2019

Tempat Hanami di Tokyo sangat ramai sekali, banyak orang-orang yang datang untuk menikmati bunga sakura yang akan mekar. Udara dingin perlahan mulai menjadi hangat karena sinar matahari, namun di sebuah rumah terlihat seorang laki-laki yang masih bergumul di kasur dengan selimutnya.

"Yoru, ayo bangun! Mau sampai kapan kau tidur?"

"Ah sebentar lagi Toxin."

"Tidak. Kau tidak ingat kita ini akan melakukan apa?"

"Apa?"

"Ya ampun, kita akan melakukan hanami bersama dengan yang lain."

"Hanami? Apa sudah waktunya?"

Yoru melihat ke arah kalender yang menunjukkan tanggal 12 Maret, pertanda bahwa musim semi akan dimulai. Dia melihat keluar jendela dan membukanya.

"Ah iya juga. Ya sudah ayo cepat."

"Aku kan juga sudah menyuruhmu untuk cepat."

Yoru bersiap-siap untuk pergi ke tempat Hanami itu, dia dengan cepat menuruni tangga sambil setengah berlari namun karena tidak hati-hati ia hampir saja terjatuh, untungnya dia langsung ditangkap oleh Neight yang berjalan di depannya.

"Hati-hati Yoru."

"Ah maaf." katanya sambil berlari ke arah kamar mandi.

"Ya ampun dasar Yoru. Hampir saja dia jatuh." kata Toxin dari atas.

"Toxin, kau sudah bangun?" tanya Neight.

"Iya. Kalian bergegaslah, aku sudah menyiapkan makanan dan yang lain. Kita akan berangkat pagi ini."

"Kenapa harus pagi-pagi? Aku kan masih mengantuk huaaahh." kata Byakuya sambil menggosok matanya diikuti oleh Creha.

"Tidak ada. Cepat bersiap kalau tidak ku tinggal!!"

Semuanya langsung buru-buru bersiap untuk pergi. Setelah lama bersiap-siap mereka pun akhirnya berangkat menuju tempat hanami. Di sana banyak sekali para pedagang yang menjual makanan dan barang-barang yang bagus, berbagai macam permainan dan kesenian pun turut memeriahkan acara hanami ini.

"Ramainya~~" kata Byakuya dengan senang.

"Kalian jalan-jalan duluan saja. Aku dan Yoru masih ada urusan sebentar." kata Toxin.

"Oke."

Toxin mengajak Yoru untuk pergi ke sebuah tempat sepi dan mereka memutuskan untuk berbicara di jembatan yang sepi.

"Yoru, maafkan aku waktu itu."

"Tidak apa. Yang penting kau baik-baik saja sekarang."

"Tidak. Aku sangat bersalah waktu itu. Hampir saja kau kehilangan nyawa karena aku. Aku payah sekali."

"Toxin sudahlah. Lagipula yang waktu itu kau juga sudah banyak membantu. Nah, sekarang ayo kita susul yang lain."

"Baik."

Toxin dan Yoru bergegas menyusul teman-temannya, saat sedang berjalan Toxin bilang, "Yoru ingat ini. Kita adalah seorang polisi. Apa yang terjadi kita harus bisa menanganinya."

"Aku tahu, kenapa kau terlalu khawatir seperti ini?"

"Aku khawatir karena dirimu. Itu saja."

"Ya ya terserah apa katamu."

Mereka berjalan menuju ke sebuah pohon sakura yang besar yang dimana Neight dan yang lainnya sudah menunggu.

"Kalian kemarilah!" kata Byakuya sambil melambaikan tangannya.

"Oke." kata Toxin membalas lambaian tangannya.

"Kalian habis darimana?" tanya Creha.

"Dari jembatan. Di sana pemandangannya bagus." kata Yoru.

"Kenapa nggak ajak-ajak. Aku kan juga mau ikut." rengek Byakuya.

"Sudahlah Byakuya. Sekarang ayo kita ke sana, semua orang sudah menanti bunga sakura mekar." Ajak Neight.

"Wah benar juga. Ayo." kata Toxin.

Mereka berlima menyaksikan bunga sakura yang akan mekar. Bunga sakura pun mulai bermekaran memancarkan keindahan dan harumnya, semua orang sangat senang melihatnya terutama mereka. Setelahnya mereka menyantap makanan yang mereka beli di toko makanan.

"Kak Toxin tadi aku melihat ada boneka kelinci di sana. Bonekanya sangat lucu." kata Byakuya sambil memakan rotinya.

"Benarkah? Bagaimana kalau kita beli." kata Toxin.

"Itu tidak dijual, boneka itu hanya bisa di dapat dengan bermain game." kata Creha.

"Game?"

"Iya, kita harus menembak sesuai target. Jika kena kita bisa mendapatkannya." kata Creha.

"Sepertinya menarik. Ayo kita coba." kata Neight.

"Aku ikut saja." kata Yoru.

Mereka berlima pergi ke sebuah tempat permainan tersebut, dengan uang yang seadanya mereka bisa bermain selama 5 menit dalam satu ronde. Pertama yang mencoba adalah Toxin.

"Mari kita coba."

Toxin mengerahkan semua tenaganya untuk menembak sesuai target, tapi selama 5 menit ia hanya dapat menembak sebanyak 3 kali itupun meleset.

"Yah, gak dapet deh ..." kata Byakuya sambil menopang dagunya kecewa.

"Sini biar aku saja." kata Yoru sambil mengambil senapan dari Toxin.

Yoru berusaha menembak target namun beberapa kali ia mencoba malah hasilnya nihil. Toxin tertawa melihat Yoru yang tak bisa menembak dengan benar.

"Ahaha, apa yang kau lakukan Yoru?"

"Sial. Hei paman, kenapa ini susah sekali? Kau sengaja ya membuatnya seperti ini?"

"Hei anak muda. Jika kau tak bisa bermain sebaiknya kau main itu saja." kata paman itu sambil menunjuk komidi putar.

"Sialan kau." kata Yoru yang sedikit emosi hingga ingin memukul paman tersebut, untungnya dia dicegah oleh Neight.

"Kalau begitu biar aku yang coba." kata Creha.

Creha mencoba menembak target tersebut, tak butuh waktu lama ia sudah berhasil menembak semuanya tepat sasaran. Paman pemilik sampai tercengang melihat Creha yang menembak dengan sangat cepat.

"Nah paman sekarang ambilkan boneka kelinci itu. Aku sudah menang."

Si paman itu mengambilkan boneka kelinci itu dan memberikannya kepada Byakuya.

"Terima kasih Creha." katanya sambil memeluk boneka kelincinya dengan erat.

"Paman itu curang ah. Masa aku tidak dibiarkan untuk menang." kata Yoru sambil melipat tangannya di depan dadanya.

"Itu karena kau payah." kata Toxin.

"Payah katamu? Hei, aku ini jago dalam soal menembak ya!"

"Kalau kau jago menembak kenapa tadi banyak yang tidak kena? Aneh sekali."

"Aku tidak fokus saja tadi. Kalau aku fokus mungkin semua boneka yang ada disana bisa kudapatkan."

"Untuk apa kau mendapatkan boneka sebanyak itu? Kau mau menjadi laki-laki yang imut?" tanya Neight.

"Imut?! Aku imut?"

Yoru memalingkan wajahnya yang memerah itu sambil menutupnya dengan kedua tangannya.

"Hei lihat, Yoru bersikap aneh. Ayo kita foto." kata Toxin sambil mengeluarkan handphonenya dan mulai memfoto saudaranya itu.

"Ah sudahlah Toxin."

"Ahaha tidak mau week."

Saat mereka sedang bermain bersama dari balik semak-semak terdapat sepasang mata yang mengawasi dengan tatapan yang kejam.

"Yoru .... kali ini akan kubalas perbuatanmu."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro