Six

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Angin berhembus kencang, burung-burung di udara meliuk menari-nari. Bunga-bunga mekar, dedaunan yang gugur menjadi pemandangan Catty di pagi hari. Sesampainya di sekolah, Catty duduk di kursinya dan menatap Stev diam-diam.

"Stev," panggil Catty akhirnya. Stev menoleh pada Catty dan membalikkan tubuhnya. "Iya, kenapa, Catt?" tanyanya dengan senyum manisnya.

Tuhan, manis sekali senyumnya, batin Catty berbicara.

"Hmm, aku mau ngajak kamu ke taman belakang. Mau ikut?" tanya Catty ragu. Sejenak Stev terlihat berpikir dan kemudian mengangguk. Ia bangkit dan menarik lembut lengan Catty menuju taman belakang sekolah.

Catty dan Stev duduk di atas rerumputan hijau di sana. "Stev, nyanyi dong buat aku," pinta Catty iseng. Stev terkejut. "Hah, lagu apa?" tanya Stev. Catty memikirkan sebuah lagu dari pikirannya selama kurang lebih dua menit berpikir ia mendapat jawabannya.

"Aha! Lagu all of me-nya John Legend bisa?" tanya Catty semangat. Stev mengangguk dan berkata, "Gue ambil gitar dulu di kelas. Tunggu sebentar." Stev bangkit dan berjalan menuju kelas untuk mengambil gitar, lalu kembali ke taman.

"Lo ikut nyanyi ya?" ajak Stev. Catty mengernyitkan dahinya. "A-aku ga bisa nyanyi, Stev. Kamu aja," tolak Catty berbohong. Stev mengangguk mengerti, ia mulai memetik senar gitarnya menciptakan sebuah nada.

What would i do without your smart mouth
Drawing me and you kicking me out
You've got my head spinning
No kidding i can't pin you down
What's going on in that beautiful mind
I'm your magical mystery ride
And i'm so dizzy don't know what hit me
But i'll be alright

Catty mulai ikut terbawa suasana. Suara merdu milik Stev membuatnya ingin ikut bernyanyi. Tanpa sadar, Catty ikut bernyanyi mengeluarkan suara indahnya.

My head's under water but i'm breathing fine
You're crazy and i'm out off my mind

Stev sedikit terkejut kala mendengar suara Catty yang sangat merdu, bahkan suaranya kalah dengan suara Catty. Namun stev tetap memetik gitarnya dan menatap Catty. Catty membalas tatapan Stev.

Cause all of me loves all of you
Love your curves all your edges
All your perfect imperfection
Give your all to me i give your all to you
Your my end and my beggining
Even when i lose i'm winning
Cause i give you all ... of me
And you give me all ... of you
(All Of Me -- John Legend)

Sampai lagu selesai, Catty dan Stev masih bertatapan. Stev meletakkan gitarnya disamping dan menarik kepala Catty untuk disandarkan di dada bidangnya. Kemudian Stev mengelus puncak kepala Catty dan menciumnya.

Cupp!

Oh, my God, gue dicium Stev? Kenapa rasanya nyaman, Tuhan? batin Catty heran. Saking nyamannya Catty bersandar, ia pun tertidur pulas. Stev tersenyum melihat Catty tertidur padanya. "Semoga gue bisa dapetin hati lo, Catt." Stev berharap keinginannya terkabul.

* * *

Terik matahari yang menyengat menyilaukan mata Catty yang sedang tertidur pulas pada bahu Stev. "Emhh ... hah." Catty menggulat dan menarik nafas panjang.

"Sudah bangun, Cantik?" goda Stev tersenyum manis.

Catty terkejut hingga terduduk mendadak. "Eh-eh, Stev, ap-apa yang terjadi?" Catty gugup setelah mengetahui bahwa ia tertidur di bahu Stev, hingga ia melontarkan pertanyaan yang bahkan ia telah tahu jawabannya.

"Sudah, tak usah diingat. Ini sudah jam pulang sekolah, Catt. Mau pulang bersama?" tawar Stev.

Catty berpikir sejenak, hari ini ia telah memiliki janji rapat bersama delapan perusahaan dunia. Pukul dua siang ia sudah harus ada di ruang rapat. "Maaf, tapi aku bisa pulang sendiri, Stev. Aku harus ke beberapa tempat terlebih dahulu. Dan-"

"Hei, tak apa. Ga akan merepotkan. Kebetulan aku free hari ini. Jadi aku bisa kemana aja," seringai Stev. Catty berusaha mencari alasan lain agar ia bisa pulang sendiri. Tanpa Stev ketauhi, ia menelpon abangnya, Rian.

"Maaf aku ada telepon, sebentar," alih Catty. "Halo, Bang, jadi jemput kan?" tanya Catty berharap abangnya menjawab 'iya'.

Di seberang sana Rian mendelik heran dan menjawab, "Kamu mau abang jemput?"

Catty pun bersyukur, setidaknya abangnya itu tidak bertanya hal yang macam-macam. "Iya, di gerbang sekolah sekarang. Lima belas menit udah harus sampai!" perintah Catty.

"Baiklah, tunggu sebentar."

Klik! Sambungan terputus. Catty tersenyim lega dan menatap temannya yang berada di sampingnya itu.

"Oh, emh, duh. Ka-kamu dijemput abangmu, Catt?" tanya Stev. Catty mengangguk tanda jawaban. Sementara Stev hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Selama lima belas menit, tak ada percakapan lagi di antara Stev dan Catty. Tiba-tiba Catty teringat bahwa ia akan di jemput oleh abangnya.

"Ozy," panggil Catty. Stev terkejut mendengar panggilan dari Catty yang cukup asing di telinganya. "Eh, iya, Catt?"

Entah siapa yang memulai, mereka berdua sudah nyaman dalam pelukan hangat. Stev yang mengusap punggung Catty dengan lembut, dan sang gadis yang dipeluk hanya bisa tersenyum bahagia dalam hatinya. Catty pun mengangkat kepalanya dan menatap manik mata Stev yang berwarna coklat kemudaan. Stev juga menatap bola mata biru muda milik Catty yang indah. Saling terlarut dalam pandangan rasa cinta mereka.

"Kayaknya gue ganggu deh. Catt, Abang tunggu di mobil." suara seorang pria mengagetkan aktifitas saling pandanf antara dua insan yang sedang dimabuk asmara itu.

"Bang Rian, tunggu," kata Catty menghentikan abangnya itu. Rian menghentikan langkahnya tanpa berbalik menunggu adiknya sebentar.

Catty melirik Stev dan berkata, "Zy, aku pulang dulu. Bye," ucap Catty sembari melambaikan tangannya dan berlari menuju arah Rian berdiri.

Sementara Stev di sana membalas lambaian tangan dari Catty sembari memberikan senyum yang sangat manis.

Setidaknya, gue pernah berjuang dan berusaha, batin Stev.

* * *

"Enak pacarannya?" goda Rian saat ia dan adiknya telah sampai di dalam mobil.

Catty melirik sinis abangnya itu dan mendegus, "Apaan sih, Bang. Itu tuh ga sengaja tau."

Rian menyalakan mesin mobilnya dan melaju di jalanan siang menjelang sore dengan suasana yang cukup ramai. "Dia baik loh, De. Yakin ga mau sama dia?" goda Rian lagi.

"Udah ah ga usah dibahas. Mendingan ke restoran punya Abang aja. Catt udah laper," ucap Catty mengalihkan pembicaraan. Rian hanya mengangguk dan menjalankan mobilnya ke arah restoran yang ia kelola selama tiga tahun belakangan ini.

Sesampainya di restoran, Rian dan Catty memilih masuk ke dalam ruangan khusus Rian dalam resto tersebut. Catty bersandar manja pada Rian dan memeluknya. Sebelumnya, Rian telah memesan beberapa menu makanan kesukaannya dan adik perempuan satu-satunya itu.

Tok ... tok ... tok ....

"Masuk!"

Seorang pramusaji berseragam lengkap memasuki ruangan mereka membawa sebuah kereta khusus meletakkan pesanan. Ia meletakkan pesanan di atas meja yang berada di depan Rian dan Catty.

"Saya permisi, Pak," ucap pramusaji itu.

"Silahkan," jawab Rian. Pramusaji pun keluar dari ruangannya dan mengajak adiknya untuk makan.

"Dikit aja ya?" mohon Catty pada abangnya. Ia sebenarnya tidak terlalu bernapsu untuk makan. Rian hanya menjawab dengan mengangguk.

"Suapin," pinta Catty lagi. Rian hanya tersenyum kikuk dan mulai menyuapi adiknya dengan makanan yang tersedia.

* * *

Typo dan kesalahan selalu ada. Mohon pengertiannya. Terima kasih sudah membaca:")
terima kasih buat para pembaca, dan udah mau kasih krisar buat ceritaku. Semoga suka. Yuk yang mau nuangin ide di ceritaku, selalu ku tunggu ide kalian.

Maaf kalau jarang update ya. Terima kasih:)

Masih butuh saran dan kritik.
Vote dan komentar anda penyemangat saya:)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro