Partner

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di belakang panggung ...

Yuki Kato sibuk merapihkan tatanan rambut dibantu oleh make up artist. Rambut di kepang dua ke atas mirip hewan panda membuat Yuki terlihat semakin imut.

"Aah ... imut banget sih," puji petugas make up dengan gaya melambai.

"Terima kasih Mas," balas Yuki berfoto selfie.

"Kok Mas sih, panggil Sis Mawar," sahut Mawar alias Marno tak terima.

Yuki tersenyum kecil. Setelah berkutat dengan rambut, kini Yuki memakai baju model dress. Warna biru doker dan kuning saling menyatu. Baju dipakai Yuki merupakan salah satu brand dari majalah.

"Selesai," ucap Yuki kembali ber-selfie ria di depan cermin. Sesekali dia bergaya imut dan manja.

"Yuki," panggil wanita berhijab.

Lantas Yuki membalikan badan. Di depannya sudah ada tiga orang, yaitu satu wanita dan dua pria.

"Loe!" seru Yuki dan lelaki di sebelah wanita berhijab bernama Siska.

"Loh! Kalian sudah saling kenal toh, bagus deh," ujar pria berjas bernama Edi.

"Kami teman satu sekolah," jawab Ricky santai. Padahal dalam hati sudah gugup tak sengaja bertemu Yuki di sini.

Ricky dan Yuki saling bertatap lalu mengalihkan pandangan sembarang. "Yuki, perkenalkan dia Ricky yang akan menjadi partner fashion show."

"Apa?!" seru Yuki terkejut.

Pasalnya Yuki tak yakin dengan kemampuan Ricky. Walaupun Ricky memiliki kriteria model pria pada umumnya yaitu berparas tampan, badan tegap dan tinggi.

Edi langsung menarik Ricky menuju ke tempat make up dan memilih pakaian untuknya. Acara akan di mulai kira-kira sepuluh menit lagi.

"Kamu harus profesional," tegur Siska menepuk pundak pelan. Dia meninggalkan Yuki sendiri untuk membantu panitia lain.

Waktu pertunjukkan tiba, beberapa model sudah bersiap di belakang panggung. Pembawa acara menyambut kehadiran para penonton di dalam mall. Musik dinyalakan sekencang mungkin tanpa mengganggu kenyamanan pengunjung.

Satu persatu model berjalan dengan lihai sambil memperkenalkan model pakaian wanita dan pria terbaru keluar brand bernama 'Sakura Rain'.

Kini giliran Yuki dan Ricky tampil, masing-masing mereka muncul di sisi kanan dan kiri. Selama kurang lebih dua jam acara telah selesai.

"Wah ... kalian memang keren sekali. Kemampuan Yuki tidak usah diragukan lagi, tetapi ... Ricky ternyata berbakat juga menjadi seorang model. Ketika kedua aura bintang kalian bersinar, sungguh membuat hati saya terpukau," ucap Siska kagum.

"Selamat untuk kita semua!" seru Edi semangat.

Semua model bersorak kompak. Di sisi Ricky, dia sesekali mencuri pandang ke arah Yuki. Ricky melihat penampilan gadis itu sekarang begitu cantik bagai bidadari turun dikayangan.

__#_#__

Ricky memainkan smartphone sejenak. Hari ini Ricky mendapatkan pengalaman luar biasa. Dia tidak menyangka bahwa dirinya bisa menjadi model dadakan dan bertemu sang pujaan hati.

Barang belanjaan Ricky sudah diantar oleh petugas khusus dari tempat penitipan barang. Ricky tak khawatir karena dia sudah terbiasa belanja di mall tersebut.

"Gue jadi semakin suka eh cinta sama lo," gumam Ricky tersenyum tipis.

"Cie suka sama siapa tuh?" sahut Yuki kepo. Dia baru saja sampai dibelakang Ricky, lalu tidak sengaja mendengar ucapan temen sekelasnya itu.

"Astaga! Bikin gue kaget!" Ricky mengelus dada pelan.

"Hahaha ... biasa saja kali," ledek Yuki tertawa kecil.

Ricky terdiam. Dia menatap Yuki penuh cinta. Senyum dan tawa Yuki sudah membuat jantung Ricky berdebar kencang.

"Oh iya, ini titipan dari Bu Siska sama Pak Edi. Sumpah tadi loe keren juga dan agak tampan pas jalan bagai model." puji Yuki.

Ricky mengular senyum lebar. Apakah dia bermimpi sekarang?

Yuki memberikan paper bag berwarna biru kepada Ricky. Isinya yaitu berupa sourvenir brand Sakura Rain.

Ricky berhasil tersadar kembali. Saat dia mengambilnya, tangan Ricky serta Yuki saling bersentuhan. Debaran jantung Ricky semakin kencang. Yuki sendiri terlihat biasa saja dan santai.

"Eh, maaf ya," ucap Ricky tak enak.

"Selow ajah kali, Rick," balas Yuki santai. "Andai saja sifat sahabat rese lo kaya lo. Gue nggak bakal ribut terus sama dia."

Seketika mood Ricky berubah total. Momen bahagia di sore ini menjadi hambar. Gadis yang disukai sejak zaman MOS malah membahas sahabatnya.

"Yuk, maaf ya gue duluan."

Tanpa mendengar jawaban Yuki, sosok Ricky sudah menghilang cepat. Yuki dibuat bingung dengan perubahan sikap Ricky. Dia melihat sekilas raut ekspresi kecewa di wajah lelaki itu.

"Apa gue salah bicara ya?" gumam Yuki tak enak hati. Yuki pun perlahan berjalan meninggalkan lokasi.

Ricky sudah berada di parkiran mobil. Dia meremas kuat baju yang digunakan. Ada rasa sakit dan kecewa dirasakan saat ini.

"Baru dinaikkan di langit, eh langsung dijatuhin ke jurang.

SAKITT!!!"

.
.
.
.

___BERSAMBUNG___

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro