Belajar Online

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Agustus 2020

Perkenalan nama saya Reynald Angkasa, biasa di panggil Rey atau Reynald. Aku berusia 16 tahun. Saat ini duduk di bangku sekolah kelas 2 SMA atau XI SMA. Aku berada di jurusan IPA.

Aku menonton televisi di rumah. Setiap statiun televisi memberitakan tentang wabah yang berasal dari negeri 'Tirai Bambu'.

Semenjak berita tentang wabah Covid 19 menyebar luas di seluruh dunia. Semua kegiatan sekolah ditiadakan.

"Hore! Libur sekolah sampai sebulan!"

Awalku mendengar berita itu sangatlah senang. Aku jadi tak perlu capek berangkat sekolah pagi-pagi, mengerjakan tugas dan mendapatkan omelan dari guru.

Seminggu berlalu, dua minggu sampai sebulan penuh. Dari yang awalnya senang menjadi malas. Rasa bosan menghampiri setiap hari.

Tidur, makan, nonton tv, main hp, tidur, makan, nonton tv, main hp, sampai tidur kembali. Kaum rebahan. Itulah julukan untuk anak zaman sekarang seperti diriku.

Pengumuman baru telah diberitahukan, bahwa sekolah akan kembali diadakan, namun belajar melalui online atau biasanya kita menyebutnya daring online.

Kini aku sedang duduk manis di depan layar laptop yang menyala. Pelajaran online pertama adalah Matematika. Aku menggunakan sebuah aplikasi yang bernama Zoom.

Pertama aku harus absen terlebih dahulu, kemudian mulai menunggu Ibu Guru menjelaskan materi tentang Rumus Phytagoras.

"Sial! Aku paling bodoh di pelajaran matematika!" seruku kesal.

Untung saja kelas sedang berisik. Jadi, tak ada mendengar seruanku atau isi hatiku yang terdalam.

"Oke, anak-anak Ibu akan memberikan soal berjumlah 30 yang terdiri 25 soal pilihan ganda dan 5 soal esai. Ibu akan memberikan waktu 1 jam di mulai dari sekarang. Selamat mengerjakan!"

Oh tidak! Ingin rasanya aku memaki-maki guruku. Namun, aku tak mau menjadi anak yang durhaka karena melawan orang yang lebih tua.

Miris sekali nasipku. Aku mulai membuka file dokumen yang srberisikan tugas soal-soal. Deretan lembaran kertas berjumlah 10 lembar berisi angka dan hitungan.

"Huah!! Ingin ku kerjakan tetapi tidak jago, ingin ku abaikan tetapi tidak dapat nilai!!"

Aku malah jadi ngelantur kemana-mana kan. Ini semua gara-gaga sekolah online. Andai saja Bumi kita ini kembali seperti semula.

Aku mulai mengerjakan soal pertama. Baru melihat soalnya saja sudah membuat adrenalin ini naik.

"X + y = 2. Berapakah nilai y?"

"Mana saya tahu!!!"

Kepalaku sudah mengebul duluan. Pertanyaan yang tak masuk akal dan menyimpang bagiku. Ah! Maafkan saya guru atas kelancangan saya. Tapi...

"Ingin ku teriak, namun di kira orang gila. Ingin ku membanting laptop, namun gak punya duit buat beli baru. Serba salah sekali jadi murid sepertiku ini! Huh!"

Ku coba simpan soal pertama. Beralih ke soal kedua, ketiga sampai duapuluh. Dan... Saya masih belum menemukan jawaban apapun.

"Ahh!"

Aku mengacak rambutku frustasi. Seperti ini menjadi pengusaha bila di ambang kebangkrutan. Eh! Bicara apasih aku ini!

"Mama! Papa! Adik! Guru! Tolong saya mengerjakan soal ini!" teriak diri ini frustasi di ambang batas antar galaksi.

"Oh tidak! Kuota internet ya sudah mau habis!"

Rasanya aku ingin kayang saja. Makan rumput seperti kambing. Atau memanjat pohon seperti kera.

Bisa gila lama-lama aku mengerjakan soal-soal online ini. Ku lihat jam dinding yang menempel di dinding bercat merah.

"Tigapuluh menit lagi waktu yang tersisa! Sial! Sial!"

"Belajar online ini membuatku semakin kehilangan kebahagiaan sebagai anak remaja."

Jika, kalian mendengar kabar bahwa Rey sudah tidak ada. Berarti dia telah terkubur bersama dengan soal-soal matematika online berserta laptop kesayangannya.

Sekian!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro